Surat Peringatan (2)

152 31 8
                                    

Anak itu meninggalkan kertas. Aku membuka kertas itu. Kertas itu bertulisan

SERAHKAN JAM ITU DAN AKU AKAN MENGHILANG DARI HIDUPMU! AKU MENUNGGUMU HINGGA ESOK PUKUL 23.45
TAPI JIKA KAU TIDAK MENYERAHKAN HINGGA ESOK, AKU AKAN MENERORMU SELAMANYA DAN JANGAN BERHARAP KAU BISA BEBAS DARI TERORKU! AKU JUGA TIDAK SEGAN-SEGAN UNTUK MENGHANCURKAN SEGALA KEBAHAGIAANMU.
TENANG SAJA AKU TIDAK AKAN MEMBUNUHMU, PALING AKU HANYA AKAN MEMBUNUH ORANG YANG PALING KAU SAYANGI, SAMA SEPERTI DULU KAU MEMBUNUH ORANG YANG PALING KUSAYANGI
SIAP-SIAP SAJA!

Aku membaca surat itu antara percaya dan tidak percaya. Aku membuka lemari ku dan berusaha mencari jam yang ia maksud. Tapi aju tidak menemukan jam. Vino pernah bilang bahwa aku dilarang memakai jam itu ke sekolah tapi aku bahkan tidak punya jam. Sebenarnya jam apa sih yang dimaksud?!

👻👻👻

Pagi-pagi aku pergi kesekolah dengan beban di pikiran ku. Aku takut jika nanti ia benar-benar akan membunuh orang-orang yang ku sayangi. Aku tidak ingin kehilangan mereka. Aku takut. Aku bingung. Aku tak tau harus berbuat apalagi.

"Hei ada apa?" ucap Vino menghampiriku

Aku terdiam

"Hukuman yang kemarin kah?" tanyanya lagi

"Aku enggak dapet hukuman kok. Hanya diberi surat peringatan" ucapku

"Lalu, kok kamu sedih?" tanya Vino

"Semalam aku didatangi anak itu lagi" ucapku

"Dia memberi ini" kataku sambil menunjukan kertas surat yang diberi anak itu kepadaku

Vino membaca surat itu. Raut mukanya berubah. Ia kaget.

"Lis jam itu, kamu beneran engga punya jam?" tanya Vino

"Enggak. Tapi aku kayak pernah liat jam itu. Entah dimana" kataku

"Kalau bisa meskipun kamu punya jam itu tetep jangan dikasih ya. Kayaknya ada sesuatu yang enggak beres" ucap Vino

"Eh.. Lalu gimana kalau dia neror beneran?" tanyaku

"Intinya lo harus punya iman yang kuat. Lo harus rajin berdoa supaya dia tidak berani mendatangimu lagi. Dengan iman lo gue yakin si bocah itu akan kesusahan menggangu lo" ucap Vino

Aku menganggukkan kepala.

"Oh rupanya si preman ini enggak di skors toh?" kata Boy mendekatiku

Aku mengabaikan perkataannya dan pergi meninggalkannya.

"Eitt mau kemana?" ucap Boy sambil menahan tanganku

"LEPASIN TANGAN BUSUK LO!" ucap Vino

"Waduh sori sori.. Boyfriend nya marah deh" ucap Boy

"Gini lho gue tuh cuman pengin balesin apa yang 'pacar lo' lakuin ke princess" ucap Boy lagi

"Eh hari ini keliatannya si preman ada kelas kimia, fisika, dan bahasa ya?" ucap Boy menatapku

Ia menatapku dengan pandangan berbeda. Seperti pandangan kemenangan seseorang.

"Sial!" ucapku berlari menuju kelas

The CLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang