The Answer (2)

115 20 0
                                    

Lega rasanya melihat Vino masih memberikan kesempatan padaku. Justru sekarang yang kutakutkan adalah Willy. Kenapa aku menakutkannya? Aku takut ia patah hati jika ia mengetahui aku menyukai Vino. Jika ia patah hati maka semakin sulit bagiku untuk menyelesaikan masalah dengan sosok Peter itu.

Sepulang sekolah aku langsung menanyakan sosok Peter kepada kakak perempuanku.

"Cik," panggilku

"Ya?" jawabnya sambil terus memainkan handphone

"Dulu aku punya temen namanya Peter?" tanyaku

Ia langsung menjatuhkan HP nya dan menatapku.

"Emang kenapa tentang dia?" ucapnya

"Entah, aku hanya mendapat mimpi tentang Peter," jawabku berbohong.

Aku juga bingung antara harus jujur atau berbohong. Tapi jika aku jujur, ia  pasti tidak percaya dan menganggap ku gila.

"Kasian dia," ucapnya

"Kenapa?" tanyaku heran

"Dia meninggal mengenaskan," ucapnya lagi

"Kok bisa?" tanyaku

"Kabarnya karena bullying," kata kakak perempuanku

"Sudahlah jangan bahas dia lagi. Dia anak yang baik kok. Biarkan dia tenang disana," katanya lagi sambil pergi masuk ke kamarnya

"Tenang darimana. Dia aja menghantuiku sampai sekarang," batinku

Satu hal yang sampai saat ini masih kubingungkan tentang Peter adalah apa kesalahanku padanya sampai ia tidak mau memaafkanku.

👀👀👀

"Itu motornya Willy kan?" tanya seorang perempuan di parkiran sekolah

"Yup bener," sahut temannya

"Ok ayo kempesin ban motornya," ucap perempuan itu

"Tapi Willy kan galak. Gimana kalau ketahuan?" kata temannya

"Daripada kita dimarahin Quinn. Udah ayo lakuin aja," ucapnya lagi

"Sip sekarang tinggal kita kabarin Quinn," kata cewek itu setelah berhasil mengempeskan ban motor Willy

👣👣👣

16.00

"Cik aku pergi!" teriakku dari pintu pagar

"Ya. Jangan pulang kemalemen," sahut kakak perempuanku

"Okay," jawabku

Jam 4 tepat. Kulihat rumah Vino sudah kosong. Mungkin ia sudah sampai duluan ke taman. Ku gayuh sepedaku menuju taman perumahan.

"Mau kemana?" tanya seorang perempuan memakai mobil di hadapanku.

Quinn. Itulah perempuan yang sekarang di hadapanku. Sepertinya ia tidak henti-hentinya mengganggu hidupku.

"Minggir!" ucapku ketus

Ia membuka pintu mobilnya dan turun. Sekarang ia benar-benar ada di hadapanku.

"Lu mau apa?" tanyaku tegas

"Gue mau lu ga pernah berhubungan dengan Vino lagi!"  ucapnya

The CLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang