Broken (2)

160 26 6
                                    

Acara ulang tahun Irene menjadi berantakan. Semuanya kacau. Tapi aku yakin ini pasti ulah si anak itu.

💢💢💢

"Lo kok malah mojok gini sih?" tanya Willi kepadaku

"Gapapa, nunggu suasananya stabil dulu aja" ucapku

"Yaudah gue temenin ya" ucap Willi lagi

"Will" kataku

"Ya?" ucapnya

"Lo percaya kalo gue bisa ngeliat hantu?" tanyaku lagi

"Gausah ngehalu deh. Lo dari kecil gapunya indra keenam" jawabnya

"Tapi sekarang gue tiba-tiba punya. Tuh dipojok sana ada seorang cewek. Sepertinya dia yang jaga ruangan itu" kataku

"Disana gak ada apa-apa lis, lo cuman kecapean aja mungkin. Mau pulang? Gue bisa anter" katanya

"Gausah, gue mau ke rumah sakit. Mau liat kondisi tante gue dulu" kataku

"Oh okelah kalau gitu. Hati-hati ya" ucapnya

Aku meninggalakan Willi. Sudah kuduga, ia sama seperti yang lain. Ia sama seperti teman-teman yang tidak percaya tentang hal-hal yang berkaitan dengan hantu. Kurasa hanya Vino yang percaya dengan apa yang aku alami.

💢💢💢

"Halo" ucap seorang perempuan yang sedang menelepon

"Halo, apaan?" jawab Quinn dalam telepon itu

"Gue dapet foto keren banget. Si cabe lagi berduaan ama Willi. Bakalan seru nih" ucapnya lagi

"Sip sip. Lo emang temen terdabest lah. Besok gue kirim barang yang lo pengin" kata Quinn

"Wah... Thanks lhoo. Nanti kalo lo butuh soal foto-fotonya si cabe lagi, call me" ucap perempuan itu

"Okay sipp" jawab Quinn

Calista, sebentar lagi lo akan putus dari Vino dan seperti yang sudah kurencanakan, Vino akan menjadi milikku.

💥💥

"Ma gimana keadaan tante?" tanyaku

Mama hanya terus menangis. Aku yang baru saja datang ke rumah sakit itu kebingungan. Semua orang hanya menangis. Irene juga menangis. Ia menangis paling keras diantara yang lain.

"Lo tanya keadaan tante?" tanya cicikku sambil terisak-isak

"Iya. Emang kenapa?" tanyaku polos

Cicik lalu menangis dan berkata
"Liss, sebenci-bencinya lo sama tante, tolong dimaafin ya"

Aku mulai memahami situasinya. Aku ikut menangis. Ku berani kan diri untuk bertanya, "Tante meninggal?"

"Iya. Dia serangan jantung malam itu" jawab cicikku sambil menangis

Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Aku berlari keluar rumah sakit dan menangis. Aku tak bisa membayangkan bagaimana sedihnya perasaan Irene hari ini. Hari dimana ia berbahagia kerena berulang tahun tetapi ia kehilangan sosok ibunya.

The CLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang