Second : Capital, Reborn !

814 73 6
                                    

"Jadi ini capital... " Haruka melihat sekeliling. "Sangat ramai... "

"Namanya juga capital. Kita masih ada waktu. Ayo kita mencari baju. " Scarlett menarik tangan Haruka.

Haruka melihat banyak hal. Pertunjukan kecil seperti sulap dan tarian banyak di sisi jalan. Banyak anak kecil yang berlarian dan tertawa. "Entah kenapa aku merasa nyaman. Biasanya aku tidak suka tempat yang ramai, tapi aura disini beda. "

"Mungkin karena kamu tidak merasakan Miasma... "

"Mungkin.. "

Keadaan menjadi canggung. "Apa rencana selanjutmu ? Kau bisa saja langsung ke sekolah Magicalist. "

"Kamu akan mengajarkanku aliran Sayaka kan ? Aku tidak akan ke Magicalist dengan tangan kosong. "

"Ah, akhirnya sampai. " Toko itu terlihat sangat mewah.

"Hey, harganya benar-benar tidak masuk akal. "

"Jangan khawatirkan itu. Ah, ini sangat lucu!! Coba kamu pakai. "

Haruka menuju ruang ganti. Dia pun keluar. "Hmp... Entah kenapa... Sepertinya kamu tidak cocok dengan baju yang lucu dan feminim. "

"Hey, apa maksudnya itu ?! "

Scarlett mengambil baju yang agak wild, buat orang yang tomboy. "Hey, coba yang ini. "

Haruka pun mengganti pakaiannya. "Bagaimana ? "

"Luar biasa !! Keren !! Kita ambil. " Scarlett pun memanggil pegawai dan memintanya membungkuskannya. Scarlett pun bayar dan mereka pun keluar dari toko itu. "Hey, ayo kita cari di pasar capital. "

Haruka banyak melihat papan 'buy 1 get 1'. "Hey, harga disini murah banget !! Tidak seperti yang tadi... "

Scarlett pun sibuk memilih baju untuk Haruka. Mereka pun berhasil membeli 5 baju dan 5 baju gratis. "Murah bukan ? Aku akan ke Inn untuk memesan kamar. "

"Ah, aku akan ke Edelweiss sekarang. Tolong barangnya. " Haruka pun lari.

"Hey, bagaimana dengan biaya transportasi ? "

"Sudah aku ambil sebagian. "

Scarlett mengecek dompetnya. "Sejak kapan ? Anak itu.. "

.
.
.

"Sudah lama aku tidak ke sini. " Haruka melihat papan nama 'toko serba guna'. "Terakhir kali aku kesini sebagai Cecil.. "

"Hey, apa yang kamu lakukan. "

Terasa aura yang sangat besar dari belakang Haruka. "Ah, maaf.. " Yukio berdiri dengan menatap Haruka dengan tajam. "Ah, seperti biasanya auranya sangat luar biasa. Tatapannya juga tidak berubah. "

"Hey, apa yang kamu tertawakan ? "

Tanpa sadar Haruka tertawa kecil. "Ah, maaf. Aku kesini karena toko ini menarik perhatianku. "

"Kalau begitu masuklah. "

"Kau pemilik toko ini ? " Haruka bertanya seakan-akan dia tidak tahu sama sekali.

"Bukan, tapi aku sering ke sini. " Yukio terlihat kaget ketika melihat senjata yang dibawa Haruka. Dia memojokan Haruka ke tembok. "Dimana kamu menemukannya ? " Yukio menunju Cressent.

"Ah, seperti kabedon (kalau yang tidak tahu mohon search di google ). "

Yukio menjauh dari Haruka dengan wajah merah. "Hey, aku tidak sengaja ! "

"Aku dapat ini dari temanku. "

"Teman ? Siapa namanya ? "

"Sebenarnya bukan teman... Aku tidak mengenalnya sama sekali, tapi dia memberikan ini. " Haruka merasa bersalah. 'Maaf aku tidak bisa memberi tahu yang sebenarnya... Bukan waktu yang tepat... '

"Seperti apa dia ? " Yukio memegang pundak Haruka dengan kencang.

"Aku tidak melihat wajahnya karena dia menutup diri dengan jubah. Kalau dari suaranya, dia adalah perempuan. Kalau dilihat dari badannya, sepertinya perempuan. "

"Dimana kamu bertemu dengannya ? "

"Saat perjalananku menuju capital. Kemungkinan dia ada di capital karena dia naik perahu yang sama denganku. "

"Capital, kah ? Kenapa dia ke sana ? "

"Bisa lepaskan terlebih dahulu ? " Yukio pun menjauh.

"Masuklah. Toko ini sangat berguna dan terima kasih atas infomarsinya. "

Haruka dan Yukio pun masuk. "Selamat datang. Ah, kenalankah ? "

"Bukan, aku bertemu dengannya di depan toko dan menyuruhnya masuk. "

"Ah, selamat datang. Ada yang bisa dibantu ? "

"Aku ingin memperingan senjata ini dan menipiskan bagian yang tajamnya. " Haruka memperlihatkan Cressent

Yoko tersenyum dengan sinis setelah melihat Cressent. "Ah, maksudnya mempertajamnya ? "

"Ya, apakah bisa ? "

"Hmp.. Masalah memperingankannya aku tidak tahu bisa melakukannya dengan cepat, tapi kalau mempertajamnya bisa. "

"Ah, kalau begitu mempertajam saja. Aku akan kembali besok. "

"Aku tidak yakin akan selesai besok. "

"Ah, tidak apa-apa. Aku hanya main kesini. Apakah tidak boleh ? "

"Boleh. Kapapun kau mau. " Yoko tersenyum. Haruka pun pergi dari toko dan kembali ke capital. "Aura anak itu seperti Cecil. "

"Kau juga merasakannya ? "

"Ya.. Hanya saja.. Aku tidak yakin.. Potensialnya besarnya sama, tapi berantakan. "

"Itu yang aku herankan juga. Apakah dia rekarnasinya ? "

"Mungkin saja... "

.
.
.

Maaf banget Magicalist up nya lama karena pelajaran di push :(. Ga tahu sampe kapan bakal slow respon, tapi makasih banyak yang udah nungguin Magicalist up ≧﹏≦.

PS : Kalau ada kesalahan, mohon komen atau msg agar bisa diperbaiki.

PS : Sedang slow respon╭(╯ε╰)╮ 

Magicalist : Reborn ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang