Friend, Reborn !

556 51 5
                                    

Haruka merasa sangat berbeda. Ruangannya sangat berbeda dan lebih parah lagi dia tidak ada teman sekamar. "Awal yang sangat... Sangat bagus. "

Haruka membereskan barang-barangnya. Dia melihat ke jendela. "Setidaknya pemandangannya indah. " Letak kamar Haruka dekat dengan taman sakura, tempat yang suka dia kunjungi. "Aku mungkin akan pergi kesana. "

Haruka pun membawa cardigannya. Dia memandangi pohon yang paling besar. "Aku merindukan pemandangan ini. "

"Haruka ? " Karina berada di taman itu juga.

"Ah, ketua council ? " Haruka berpura-pura lupa akan namanya.

"Karina. Kau suka melihat bunga sakura ? "

"Ya itu membuatku damai. "

"Kamu dengannya memiliki kesamaan. " Karina duduk di kursi taman dekat vanding machine. Dia menyuruh Haruka duduk. Haruka pun menurutinya. "Apakah ini pertama kalinya kamu ke sini ? "

"Ya, tentu saja. " Keheningan pun terjadi. Karina terlihat memikirkan sesuatu dan itu membuat Haruka sungkan untuk berbicara dengannya. "Hmp, kamu bilang aku mirip seseorang.. Dengan siapa ? "

"Teman... Mungkin orang yang sudah kuanggap sebagai keluarga. Dia adalah orang satu satunya yang bisa aku percayakan, andalkan, dan kuanggap sebagai keluarga. " Karina menghela nafas. Dia mengeluarkan koin. "Dia tidak bisa bersosialisasi dengan baik, tapi yang aku percayai, dia orang yang baik. Saat pertama kali aku melihatnya, dia terlihat seperti orang tingkat tinggi yang tidak bisa aku raih, tapi memang kenyataannya aku tidak bisa meraihnya. Dia sangatlah kuat. Kekuatanku bahkan tidak ada apa-apanya. Aku tertinggal jauh. "

"Kau tahu... Mungkin orang itu tidak peduli dengan kekuatanmu. Orang itu peduli dengan dirimu apa adanya. Mungkin... Itulah yang aku bayangkan jika itu aku. "

Karina memasukan koin itu ke vanding machine. "Terima kasih. " Dia memilih coffee. "Aku merasa lebih baik berkatmu. Mau ? "

"Ah, boleh... Hmp... " Haruka memilih orange juice. "Aku tidak suka coffee. "

"Tidak diragukan lagi.. " Karina mendekat ke arah Haruka. "Kamu... Cecil, kan ? "

Jantung Haruka berdetak kencang. "Apa yang senior maksud ? Aku Sayaka Haruka. "

"Ayolah jangan pura-pura bodoh. " Karina terus mendesak Haruka. Haruka pun menghindarinya dengan pelan-pelan ke arah belakang dan sampai dia terpojok juga Karina tetap mendesaknya.

"Dia merupakan bagian keluarga Sayaka. Aku bisa menjaminnya. " Seorang laki-laki seumuran dengan Haruka memegang pundak Karina sampai Karina terkejut.

"Bagaimana kamu bisa kesini ? "

"Kamu membuatnya tidak nyaman. " Karina menjauh. "Apakah kamu tidak apa-apa ? "

"Ya... Kamu siapa ? " Karina menyerang orang itu, tapi orang itu menjadi bayangan dan menghilang.

"Kamu mengenalnya ? "

"Tidak... "

"Aku akan memberi tahu council. Kamu kembalilah ke kamar. " Karina pun pergi ke council.

Haruka pun duduk di kursi taman dekat vanding machine. "Aku masih merasakannya. "

Orang itu datang diantara kegelapan. "Jadi inilah Cecil, Timeliner legendaris. "

"Siapa kamu ? Tidak sopan kalau tidak memperkenalkan dirimu, bukan ? "

"Sayaka Ren. Bisa dibilang adik Scarlett. "

Haruka terkejut. "Tidak mirip ! Kamu terlihat lebih... Lebih tenang dan ... " Muka Haruka memerah. "Omg ! Dia typeku.. " Haruka berteriak-teriak di dalam hatinya.

"Ya... Semua orang berkata begitu. Aku kesini untuk membantumu. Scarlett memerintahkan aku untuk terus mengawasimu. "

"Ah, Scarlett makasih banyak !! " Haruka menarik nafas. "Ah, senang bertemu denganmu, tapi kamu tahu kan disini sangat berbahaya ? "

"Ya, tapi mau gimana lagi. "

"Bagaimana kalau kamu tertangkap ? Kenapa kamu tidak jadi murid saja ? "

"Yang benar saja ! Aku tidak mau jadi murid. Kalau aku tertangkap, kamu harus menjelaskannya kepada mereka. "

"Magicmu... Shadow, kan ? "

"Yap, aku akan terus berada di bayanganmu. Jadi kapapun kamu butuh aku, aku selalu ada. "

Haruka menatap tajam Ren. "Bagaimana kalau aku lagi ganti baju ataupun di toilet ? "

Wajah Ren memerah. "Tentu saja aku tidak mengintipmu !!! Aku ini lelaki yang jantan !! " Haruka terus menatap Ren. "Ayolah percaya kepadaku. "

"Kalau aku merasakan magicmu saat mandi ataupun ganti baju, tanggung akibatnya ! "

"Yaaa !! Lagian aku mengawasimu di luar kamarmu ! "

"Kamu tidur di luar ? "

"Ya, masalah ? "

"Kamu bisa tidur disebelahku. " Muka Ren memerah. "J.... Jangan pikir yang aneh-aneh !! Kita beda kasur, okay !? Hentikan pikiran mesum-mu !! "

"A... Aku tidak memikirkan apa-apa ! "

"Mari kita ke kamarku. " Ren menyatu dengan bayangan Haruka. "Hey, saat kamu menjadi bayangan, apakah kamu melihat bagian bawahku ? "

"Tentu saja tidak !! Bukan seperti itu cara kerjanya ! Aku menjadi bayanganmu sama dengan aku menjadi dirimu. Aku melihat apa yang kamu lihat. "

Haruka reflek melirik cepat ke daerah dadanya. "KAU MELIHATNYA !? "

"Itu salahmu !! Kamu melihatnya ! Mana mungkin aku tidak melihatnya ! Kamu yang perlihatkan dadamu kepadaku ! "

"KELUAR !!! " Ren pun menjadi bentuk manusia lagi. "DASAR MESUM ! " Haruka memukul kepala Ren.

"Salahku saja bukan... "

"Jangan pernah melakukannya lagi ! "

"Seharusnya aku yang bilang itu. "

Muka Haruka memerah. "Ayo ke kamarku ! Awas kalau kamu melakukan sesuatu saat berada di kamar !! "

"Ya... Ya... " Ren pun kembali ke wujud bayangan.

"Lalu... Bagaimana ketika kamu bersembunyi di bayangan sebuah benda ? "

"Aku bisa melihat dari semua sisi benda. Entah kenapa kalau manusia ataupun hewan, aku hanya bisa melihat dari sudut pandang yang dilihat manusia atau hewan. "

"Aneh juga cara kerjanya. " Haruka pun sampai di kamarnya. Ren pun menjadi wujud manusianya. "Aku baru saja pindah... Jadi wajar saja kalau sedikit berantakan... "

"Ya... Sedikit berantakan. "

"Aku akan pergi mandi. Jangan pernah mengintip ! Jangan pernah melihat bajuku ! Kamu bisa ambil makanan yang ada di kulkas ataupun memasak makanan. Kamu bisa mandi setelah aku. Ah, bagaimana dengan bajumu ? "

"Tidak usah pedulikan itu. "

"Maksudmu kamu akan memakai pakaian yang sama ? "

"Ya.. Masalah ? "

"Tentu saja !! Besok setelah usai sekolah kita akan berbelanja pakaianmu, tapi bagaimana dengan.. " Muka Haruka memerah. "Bagaimana dengan pakaian dalammu ? "

"Gimana kalau kamu memberi tahu yang sebenarnya jadi aku bisa membeli barangku sendiri ? "

"Baiklah. Jangan mengintip ! " Haruka pun masuk ke kamar mandi.

Ren pun menghela nafas. Dia tiduran di tempat tidurnya. "Kenapa harus aku ? "

.
.
.

Power up ! *yeay* = ̄ω ̄=
Responnya akan kembali normal !

PS : Kalau ada kesalahan, mohon comment atau msg private agar bisa diperbaiki.

#salammagi !
<( ̄︶ ̄)> []~( ̄▽ ̄)~

Magicalist : Reborn ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang