14

30K 3K 223
                                    

.
.
.

Wonwoo sudah siap dengan seragam sekolahnya. Tapi dia belum juga turun kebawah, Mingyu sudah lebih dulu turun dari tadi. Wonwoo mengusap wajahnya, dia tidak bersemangat dihari terakhir ujian.

Wonwoo menghela napas kasar, dia menyampirkan tasnya lalu berjalan gontai keluar kamar. Dimeja makan sudah ada orangtuanya, Jungkook, dan Mingyu. Dia tersenyum kecil dan mengambil tempat disamping Mingyu.

"Kak, nanti papa yang antar sekalian kerumah sakit." Wonwoo mengangguk saja sambil mengunyah rotinya.

"Wonu, sekarang hari terakhir ujian kan." tanya Mingyu dan Wonu mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Berarti besok kakak udah libur tuh mah." mamanya mengangguk semangat membuat Wonwoo memandang mereka tidak mengerti.

"Terus kenapa kalau aku libur?"

"Mama mau dateng." jawab Mingyu.

Wonwoo menoleh cepat kearah Mingyu dengan wajah horror.

"Biasa aja kak. Cuma mau bahas tanggal pernikahan, kalau kamu libur ya bagus besok bisa kumpul semua." ucap mamanya.

Wonwoo terbengong mendengar ucapan mamanya. Astaga kenapa waktu cepat sekali berlalu. Dia sampai lupa kalau setelah lulus nanti akan langsung menikah.

"Pah ayo cepat nanti aku telat." Wonwoo menarik-narik tangan papanya yang baru saja selesai minum.

"Iya-iya ayo. Aduh kamu anarkis banget sih kak."

Masa bodoh, kepalanya mendadak pening. Semoga Ujian nanti pikirannya masih bisa fokus. Dimeja makan sana Jungkook dan mamanya terkikik geli melihat Wonwoo. Mingyu malah tersenyum-senyum tidak jelas.

🌻

Benar saja, selama diruang ujian Wonwoo tidak bisa fokus pada soal. Pikirannya bercabang entah kemana. Ucapan mamanya tadi pagi sukses menghantui pikiran Wonwoo, belum lagi yang kemarin.

Sampai ujian berakhir juga Wonwoo masih saja seperti orang bingung. Jihoon memandang heran temannya itu. Biasanya dia marah-marah atau malah sibuk menahan mual, tapi sekarang dia malah diam seribu bahasa.

"Won, kantin lagi?" Wonwoo menggeleng pelan, terlihat tidak bersemangat.

"Kenapa? mau cerita sama gue?" Wonwoo mengangkat wajahnya.

Jihoon meringis melihat wajah kusut Wonwoo. Yang dilihat terkekeh kecil, wajahnya pasti sangat berantakan. Jihoon menghela napas lalu duduk mendekat pada Wonwoo.

"Cerita sini mumpung dua kardus belom muncul." Wonwoo tertawa kecil.

"Gue gatau Ji."

"Gatau apaan, yang bener dong Won. Gue gregetan nih!" Wonwoo cemberut diomeli Jihoon.

"Nanti kan habis lulus gue nikah sama Mingyu."

"Anjir serius?" Wonwoo mengangguk, "terus?" tanya Jihoon penasaran.

"Mm..Ji kemaren gue ngikutin saran lu." kening Jihoon mengkerut.

"Saran apaan?"

"Itu Ji..."

"Apasih!"

Dua-duanya sama-sama kesal. Yang satu kesal karna Wonwoo mengulur waktu. Yang satunya kesal karna sahabat kecambahnya itu tidak mengerti keadaan.

"Yauda cepet bilang lu kenapa." Jihoon menghela napas mengalah, kalau tidak mereka malah akan berakhir bertengkar.

"Gue hamil Ji." kata Wonwoo dengan suara teramat pelan.

My Giant Baby ✔ | MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang