25

33K 2.6K 364
                                    

.
.
.

Wonwoo sudah diperbolehkan kembali kerumahnya setelah dirawat semalaman dirumah sakit. Begitu sampai dirumah  dia juga terkejut. Banyak sekali perlengkapan bayi dikamarnya.

"Mama ini dari siapa?" tanya Wonwoo bingung.

"Kemarin teman sekolah kamu dateng kesini, tapi kan kamunya masih dirumah sakit. Mereka nitip bingkisan." kata mamanya menjelaskan sambil menunjuk beberapa perlengkapan bayi dikeranjang.

"Kok gak dateng kerumah sakit sih." kata Wonwoo cemberut.

"Mereka kan kuliah kak, jangan manyun! mau saingan sama Junhi?" sergah Jungkook yang gemas pada kakaknya.

"Apasih dek." Jungkook terkikik melihat kakaknya menunduk dengan wajah merah.

"Itu sebagian kemarin mama sama Kuki yang belanja kemarin. Bajunya Kuki yang pilih, lucu-lucu hihi." mama Jeon tertawa gemas mengingat model baju bayi yang dibelinya kemarin.

"Ish Mingyu mana sih, gendong Junhi gak sampe-sampe." kata Jungkook sebal.

Mama Jeon tertawa, sejak kemarin Jungkook dan Mingyu sering berebut ingin menggendong Junhi. Tapi Wonwoo tidak memberi izin pada Jungkook. Kalo dia yang menggendong Junhi, anaknya bisa habis digigit olehnya karna gemas.

Baru saja dibicarakan, Mingyu muncul sambil menggendong Junhi. Bayi itu terlihat lucu dipakaikan topi berwarna baby blue. Jungkook memekik girang langsung menghampiri Mingyu.

"Gyu mau gendong~" lalu dimulailah pertengkaran yang entah keberapa.

🌻

Mingyu merengut, dia baru saja dimarahi oleh Wonwoo. Kemarin itu hari pengambilan hasil ujian. Nilai sains nya turun dan dia baru saja kena omelan istrinya ini.

"Kan kemarin aku nya gak tenang jadi gak fokus Wonu." Wonwoo mendecak mendengar alasan Mingyu.

Tapi selanjutnya dia tersenyum melihat Mingyu yang cemberut. Lelah juga mengomel panjang lebar. Nilai Mingyu juga masih mencapai standar, yang terpenting dia naik kelas.

"Iya, maaf aku kesal. Aku liat kamu sebelum ujian belajar sampai malam sekarang nilai kamu turun. Kamu kan pasti cape." Wonwoo mengusap pipi Mingyu lembut.

"Gapapa, sekarang nilai gak penting. Yang penting kamu sama Junhi." kata Mingyu mengusap tangan Wonwoo dipipinya.

"Dasar." Wonwoo menarik hidung mancung Mingyu sambil tertawa.

Mingyu berpindah, ikut naik keranjang mereka. Ia tidur menyamping menghadap Junhi. Dengan iseng tangannya menuil-nuil pipi merah Junhi.

"Dek, kamu bobo terus. Main sama papa yuk."

"Nanti bangun Gyu..." Wonwoo merebahkan dirinya pelan-pelan. Bekas luka operasi dibawah perutnya masih belum kering. Kalau tidak hati-hati nanti jahitannya kembali terbuka, duhh.

"Kan bangun, kamu sih." Mingyu malah tersenyum lebar melihat Junhi membuka matanya.

Bayi itu bergerak-gerak seperti mengulet dan matanya mengerjap lucu. Mingyu langsung menciumi pipinya gemas. Junhi menoleh kesamping, mengira hidung Mingyu adalah dada Wonwoo.

"Haus? kamu tadi baru nenen. Nanti ndut." kata Mingyu masih menciumi pipi lembek Junhi.

Mata bayi itu bergerak-gerak seolah mencari asal suara. Usianya baru beberapa hari jadi dia belum bisa melihat. Wonwoo tertawa menuil pipi Junhi.

"Mana papanya?" kata Wonwoo gemas.

Junhi tersenyum, sepertinya dia senang mendengar suara mamanya.

"Stt jangan berisik nanti si ribet kesini lagi." Wonwoo tertawa keras.

Yang dimaksud Mingyu itu adiknya sendiri, Jungkook. Kalau dia tau Junhi bangun, pasti dia langsung mendobrak kamarnya dan menguasai Junhi. Tidak tau kalau papanya kesal harus berebut anaknya sendiri dengan Jungkook.

"Jangan gitu, nanti kan aku kalo nggak ada kamu minta tolongnya ke Kuki." Mingyu cemberut lalu mengangkat Junhi.

Dia meletakkan Junhi dengan posisi tengkurap didadanya. Dia tertawa sendiri terlalu gemas melihat anaknya. Tangan kecilnya mengepal dan bibirnya mengecap-ngecap, lucu sekali.

"Gyu Junhi ngecap tuh, haus kali." ucap Wonwoo.

Mingyu menyodorkan jari telunjuknya kedepan mulut Junhi. Benar saja, Junhi langsung menghisap jari Mingyu. Dia mengira itu adalah dada mamanya.

"Anak papa haus, nanti mbul kamu." Mingyu mencium pucuk kepala Junhi lalu menyerahkan bayinya pada Wonwoo.

Mingyu memperhatikan Junhi yang sedang menyusu. Tangan kecilnya menggenggam telunjuk Wonwoo dengan erat. Ia tersenyum, Mingyu merapatkan tubuhnya kebelakang Junhi.

Menenggelamkan wajahnya dibelakang Junhi, menghirup wangi khas bayi. Tangannya melingkar memeluk Junhi dan Wonwoo sekaligus. Wonwoo terkekeh lalu menggerakkan jari telunjuknya yang digenggam Junhi menepuk-nepuk pelan tangan Mingyu.

"Papa manja." kata Wonwoo.

Mingyu tertawa, suaranya teredam karna dia malah mendusal dibelakang Junhi. Wonwoo melirik Junhi yang terdiam, seolah bertanya apa yang bergerak-gerak dipunggungnya. Wonwoo menggigit bibir bawahnya, bingung harus gemas pada yang mana. Kalau begini terus dia bisa terkena serangan jantung.

"Junhi bobo, papa juga mau nenen."

End.

End aja kali ya :"

udah lahir kan Junhinya, udah banyak juga chapnya :".

Makasih yang setia baca work ini💜
yang masukin ke reading list 💜
yang simpen di library juga 💜
yang selalu komen sama vote 💜
yang siders juga makasih udah baca 💜

ih bagus urutannya jadi melengkung slim gitu :"

Gue mau bikin sesi qna ngepoin kalian. Mau ga?
Gantian deh gue ngepoin lu, lu ngepoin gue hahaha sok iye anjir.

Gak, gue serius mau kepoin lu semua haha

yaudah gitu aja sih.

See ya di work selanjutnya :")

Sorry for typos.

My Giant Baby ✔ | MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang