#26. Giving Up

5.2K 262 27
                                    

Hyo Joo menatap sosok Chae Won yang terduduk di taman rumah sakit. Wanita itu terlihat sangat rapuh dan lelah, tak seperti yang selama ini wanita itu tunjukkan kepada dunia.

Sejak pertama kali ia mengenal Chae Won, ia sudah mengagumi ketegaran akan wanita yang sanggup bertahan hidup sebagai single parent membesarkan putrinya seorang diri. Perkiraannya benar mengenai bagaimana Chae Won bisa bertahan selama ini dan semua itu karena kekuatan cinta. Hanya saja...ia sama sekali tak menyangka kalau cinta itu berasal dari pria yang sama sekali diluar dugaannya selama ini.

“Kakak ku bukanlah ayah biologis Moon Hanna.” Hyo Joo menelan ludah sambil terus memandangi cangkir berisi kopi hitam di tangannya. “Melihat reaksi mu...sepertinya kau sudah mengetahuinya, Hyo Joo-ssi.” Perlahan Hyo Joo mengangkat wajahnya dan menatap Seung Gi yang duduk dihadapannya kini. “Apa juga sudah tahu siapa sesungguhnya ayah kandung Hanna?” Hyo Joo berdehem menetralkan kerongkongannya yang tercekat. Tentu saja ia sudah mengetahui kebenaran itu, tapi rasa sakit yang ia rasakan masih saja sama setiap kali ia memikirkannya kembali. “...Kau sudah tahu.” Seung Gi mengangguk-anggukkan kepalanya saat tak mendapati jawaban apa-apa dari Hyo Joo.

“Bagaimana mungkin ia mengkhianati kakak mu?” Kata Hyo Joo lirih. “Bagaimana pun juga dia adalah suami yang telah mendampinginya melalui masa sulit. Bukan begitu?” Hyo Joo menatap wajah Seung Gi untuk mendapatkan pembenaran atas ucapannya.

“Kakak ku tak pernah menikahinya. Sedari awal...Chae Won noona hanya menganggap kakak dan diri ku sebagai keluarganya, kakak dan adik lelaki baginya. Tak pernah ada pria lain dalam hatinya kecuali pria itu.”

Hyo Joo menahan nafasnya saat mendengar kebenaran lainnya. Kebenaran kalau selama ini Chae Won sama sekali tak pernah menghianati cintanya. Ia menghembuskan nafasnya keras saat dirasakan dadanya akan meledak. Kini sudah tak ada lagi alasan baginya untuk mempertahankan kekerasan hatinya.

“Chae Won-ssi...” Chae Won mengangkat wajahnya. Hyo Joo melihat bagaimana ujung telunjuk wanita itu bergerak cepat menghapus air mata di pelupuk matanya. “Boleh aku duduk?” Ia langsung duduk disamping Chae Won begitu melihat anggukan kepalanya. “Bagaimana keadaan Hanna?”

“Keadaannya semakin membaik. Sudah semingguan ini ia bisa tidur dengan nyenyak dan tak terdengar lagi rintihannya.” Hyo Joo menganggukkan kepala nya. Sejak Hanna tersadar dari pingsannya paska operasi, ia terus merengek tak ingin bertemu dengan dirinya. Ia begitu sedih melihat penolakan dari Hanna, tapi ia tahu dengan jelas alasan mengapa Hanna berbuat begitu kepadanya. Maka sejak saat itu, ia menyerahkan pemeriksaan Hanna kepada Joong Ki dan dokter anak lainnya dan hanya memantau hasil laporan dari mereka. “Uri Hanna akan selalu menjadi malaikat kecil ku. Ia tak ingin membuat ku khawatir hingga  berusaha sangat keras untuk tak menunjukkan wajah kesakitannya. Dan itu malah membuat ku semakin khawatir.” Chae Won menundukkan kepala tersenyum sedih.

Hyo Joo tersenyum dan meraih tangan Chae Won. “Jangan khawatir...Hanna adalah anak yang kuat dan mengagumkan.”

“Gumawo, Hyo Joo-ssi.” Hyo Joo melepaskan genggaman tangannya. “Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika harus kehilangan Hanna. Ku rasa aku takkan bisa bertahan hidup.”

“Wae, Chae Won-ssi?”  Hyo Joo membuang wajahnya jauh ke depan melepas genggaman tangannya dari milik Chae Won. “Apa kau tak tahu kalau aku lah yang telah mencelakai  Hanna!? Bagaimana mungkin kau masih bisa berterima kasih kepada ku!?” Hyo Joo mencengkram kuat pautan kedua telapak tangan diatas pangkuan pahanya, menahan perasaannya. “Apa kau tahu mengapa Hanna bisa sampai ke apartment ku?”

Chae Won menganggukkan kepalanya. “Ara. Sepertinya uri Hanna mendengar pembicaraan ku dengan adik sepupu ku, Geun Young di hari yang sama ia mendapatkan kecelakaan.”

I Love You TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang