#7. The Lonely

7.5K 252 17
                                    


To be honest, I upload this chapter after playing and replaying The Lonely of Christina Perri. So sorry, still will be sad vibe here. Give me ur VOMMENT.

===========================================================================

Chae Won meremas kertas gambar sketsa yang baru saja ia buat. Perlahan ia bangkit dari kursi dan tersadar kalau ia telah meremas puluhan kertas yang kini berkaparan di lantai. Ia mendesah pelan, lalu menyambar mantelnya dan berjalan ke luar kamar.

Jam tangannya menunjukkan pukul satu malam dan ia masih belum juga bisa tertidur meski tubuhnya mulai mudah merasa lelah. Dengan perlahan, Chae Won menapakkan kakinya perlahan tak ingin membuat kedua kakak beradik Lee terbangun.  Begitu ia sampai di luar rumah, dinginnya angin malam langsung menyergap tubuhnya.

Chae Won merapatkan mantel pada tubuhnya dan berjalan semakin menjauh dari rumah yang telah menampungnya selama 4 bulan. Debur ombak terdengar semakin kencang menghantam bibir tebing dan kaki polosnya merasakan butiran halus pasir pantai sementara sepatu flat yang tadi ia pakai tergantung di jemari tangannya. Ia berhenti berjalan dan memandang lautan luas dihadapannya dalam temaram sinar bulan dan  lampu pantai. Ia meraih ponselnya dan mengambil gambar yang terbentang di hadapannya.

“Bogoshipo...nomu nomo bogoshipo, Joong Ki oppa...” kata Chae Won lirih sambil menundukkan kepalanya membiarkan bulir airmatanya mengalir deras. Ini bukan pertama kalinya ia merindukan pria itu. Hampir setiap waktu ia merindukannya tapi selalu berhasil ia atasi. Entah mengapa, malam ini pertahanan dirinya begitu mudah runtuh.

“Tak baik seorang wanita hamil berada di luar pada malam-malam begini.” Chae Won mengangkat wajahnya begitu merasakan kain tipis menutupi bahunya.

“Dong Wook oppa!” Chae Won menatap pria yang kini duduk disampingnya.

“Mengapa kau tak membangunkan ku atau Seung Gi jika ingin kemari pada malam hari? Lihat tubuh mu mulai terasa dingin.” Dong Wook menggengam tangan Chae Won dan menghembuskan nafasnya agar membuat tangan Chae Won menghangat. Ia lalu menggosok-gosokkan telapak tangannya pada lengan Chae Won. “Apa sudah sedikit hangat?”

“Oppa~ Mengapa kau keluar rumah? Udaranya sangat dingin.” kata Chae Won menatap Dong Wook.

“Itu yang baru saja ku katakan kepada mu. Heiz...” Dong Wook tersenyum dan menatap ke lautan luas di depan mereka. “Apa kau sangat merindukannya? Jika kau sangat merindukannya maka hubungi dia.” Dong Wook kembali menatap wajah Chae Won. Chae Won mengangkat wajahnya menatap lurus ke depan, tak bergeming. “Chae Won-ah...kau sudah kuanggap seperti adik perempuan ku sendiri. Melihat mu seperti ini membuatku tak rela untuk meninggalkan dunia ini.”

“Oppa~” Chae Won menatap Dong Wook yang langsung menyeringai halus.

“Mengatakan hal ini kepada mu sesungguhnya seperti mengatakan kepada diri ku sendiri.” Dong Wook menelan ludah. “Itulah sebabnya aku tak ingin kau mengikuti jalan yang pernah ku ambil.”

“Shin Min Ah-ssi?” Chae Won menatap wajah Dong Wook. Yang ia tahu adalah Dong Wook dan Shin Min Ah bertemu di camp penampungan korban bencana alam saat mereka menjadi tenaga medis relawan, lalu saling jatuh cinta dan mereka terpisah entah karena sebab apa.

“Hm...” Dong Wook mengangguk. “Aku menyesal membiarkannya berjalan keluar dari dalam hidup ku tanpa aku berusaha mencegahnya. Aku  tak mencegahnya karena ku pikir jika kau mencintai seseorang kau tak bisa menghentikan langkah kakinya untuk mewujudkan cita-citanya. Tapi itu cuma alasan. Masalah yang sesungguhnya aku tak mengenal betul bagaimana dirinya. Apa yang ia inginkan dari hubungan kami, apa yang ku ingin sendiri. Dan seperti seorang pengecut, aku meninggalkannya tanpa sebuah penjelasan apa pun.”

I Love You TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang