#12. Favorite Things

6.9K 245 26
                                    

..............ketika 9 dari 10 orang tidak menyukai apa yang ku buat, maka aku akan mempertimbangkan perasaan seorang yang menyukainya.  Dan ketika tak ada seorang pun yang menyukainya, maka dengan pasti aku akan mempertimbangkan perasaan ku sendiri.

Jadi jangan terlalu berharap kepada ku, karena mungkin aku akan mengecewakan mu. Meski sesungguhnya di dalam hati ku, jujur aku takut kehilangan mu. 

Oleh karena itu, mau kah kau bertahan demi ku?..........................@bloodiamond, 301013, geje, sowee.

=====================================================================

“Terima kasih oppa...sudah mengantar ku.” Kata Hyo Joo yang berdiri di luar mobil miliknya. “Apa kau tak ingin masuk dulu? Aku bisa membuatkan mu kopi atau sesuatu yang lain.” Hyo Joo memberanikan diri menatap wajah Joong Ki yang juga berdiri dihadapannya sedang mengamati dirinya.

Joong Ki menarik nafas dalam-dalam dan menggeleng pelan. “Tidak bisa karena aku harus kembali ke klinik untuk mengambil mobil ku disana.” kata Joong Ki menolak halus. Lagi pula tak semua yang ia katakan itu bohong. Mobilnya memang masih ada di klinik karena tadi mereka memakai mobil Hyo Joo. “Apa kau baik-baik saja, Hyo Joo-ssi? Seharian ini kau terlihat tak  seperti biasanya? Apa ada masalah di Rumah Sakit?” tanya Joong Ki ingin tahu.

“Benarkah?” Hyo Joo mengalihkan pandangannya ke depan. Ia menarik nafas dalam-dalam lalu menoleh ke arah Joong Ki lagi, “Aku baik-baik saja, oppa. Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku.” Hyo Joo tersenyum kecil.

“Kalau begitu cepat masuk dan beristirahat.” Joong Ki menepuk lengan Hyo Joo pelan. Ia memutuskan untuk menunda pembicaraan  tentang Chae Won dan hubungannya dengan wanita itu dulu atau pun sekarang.

“Oppa...” Joong Ki diam mematung saat secepat kilat Hyo Joo sudah memeluk tubuhnya. “Oppa...Aku sangat bahagia memiliki mu. Aku berharap kebahagiaan ini tak kan ada habisnya. Jangan tinggalkan aku, oppa.” Hyo Joo membenamkan wajahnya pada pundak Joong Ki, tersenyum miris mendapati Joong Ki tak membalas pelukkannya.

“Hyo Joo-ssi...wae keurae?” Joong Ki mendorong tubuh Hyo Joo.

Hyo Joo menarik dirinya dan menggeleng. Sebuah senyuman lebar mengambang diujung bibirnya. “Aku baik-baik saja.” jawabnya dengan suara ringan dan kembali terlihat ceria. Terlihat sekali dipaksakan “Benar!” Hyo Joo membulatkan matanya. “Kalau begitu aku masuk dulu, oppa.” Hyo Joo melangkah meninggalkan Joong Ki yang menatapnya tak percaya. “Hati-hati di jalan, oppa!” teriaknya sambil melambaikan tangan memasuki pintu basement menuju ke apartment miliknya.

Hyo Joo melempar  tasnya ke atas sofa di pojok kamarnya yang menghadap jendela besar, juga high heels putih yang ia kenakan. Ia sendiri membanting tubuhnya keatas tempat tidur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu atau pun sekedar membersihkan sisa make-up nya.

“Aku tidak baik-baik saja, oppa. Melihat mu hari ini, membuatku sangat takut.” Hyo Joo mencoba memejamkan matanya. Tapi kejadian hari ini yang tertangkap dan terekam dalam ingatannya kembali bermain-main dalam benaknya. Sepanjang hari tadi saat mereka menghabiskan waktu makan siang, ia mendapati pria yang akan menjadi tunangannya itu seperti tak sedetik pun ingin melepaskan pandangannya dari ibunya Hanna.

Hyo Joo mendesah perlahan. Ia menatap laci disamping tempat tidurnya dan mengambil sebuah kotak dari dalamnya. Ia membuka kotak itu dan menatap benda di tangannya seperti benda penting kesayangannya. Ia tersenyum kecil dan seketika tubuhnya seperti tersedot dalam pusaran waktu kembali ke 16 tahun yang lalu.

“Apa yang sedang kau lakukan?” Hyo Joo kecil langsung memutar badan nya begitu mendengar suara anak lelaki di balik punggung, membuat nya tersungut terkejut terlebih mendapati putra bungsu pemilik rumah mewah ini.

I Love You TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang