That day : MatchMaking Day

4K 202 29
                                    

#MCW#

“Saya harap, hasil grafik dalam laporan yang akan kau presentasikan lusa depan akan sama indahnya dengan hasil corat-coret sketsa mu selama perkuliahan saya tadi.” Aku terlonjak berdiri saat kertas A4 diatas meja yang berisi sketsa kasar lukisan punggung seorang wanita, tiba-tiba telah berada di tangan prof. Choi yang sudah berada di samping meja ku. Sepanjang ingatan ku tadi ia masih berdiri di depan kelas memberikan perkuliahan tentang manajemen bisnis perusahaan.

“Maafkan saya, prof.” Aku langsung membungkukkkan badan meski ini bukan pertama kalinya kedapatan sedang menggambar dan tak memperhatikan saat perkuliahan berlangsung. Sebut saja aku tak memiliki 'passion' yang sama dengan apa yang sudah appa pilihkan untuk ku.

Prof. Choi hanya geleng-geleng kepala menyerahkan kembali hasil sketsa ku selama perkuliahannya. “Oke Class, jangan lupa tugas presentasi lusa depan. Saya tak akan mentolelir  siapa saja yang mangkir dari tugas itu. Kali ini tak ada pengecualian. Mengerti?”

“YE!!!” teriak semua mahasiswa berbarengan dengan jam akhir perkuliahan. Aku langsung memasukkan buku serta semua alat tulis yang kesemuanya adalah pensil dengan beraneka ketajaman ke dalam tas lalu secepat kilat berlari keluar kelas.

“Kya...Chae Won-ah!” Aku langsung mengerutkan dahi ku saat mendengar suara berbisik diseberang line. “Kau ada dimana sekarang?” Aku terpaksa menarik ponsel yang menempel pada salah satu telinga ku dan memeriksa apakan aku tak salah mengira kalau itu adalah telpon dari eomma.

“Eomma? Ada apa dengan suara mu? Mengapa kau berbisik seperti itu?” Aku menghentikan langkah ditengah-tengah lalu-lalang para mahasiswa lainnya.

“Jangan bilang kau lupa tentang pertemuan penting hari ini!?”

“Pertemuan penting?” Aku mengerutkan dahi ku mencoba mengingat hari penting apa hari ini. “Ah!” wajah ku langsung berubah masam begitu teringat pertemuan penting yang dimaksud oleh eomma.

“Ah~??” Aku menyeringai begitu mendengar nada tak percaya eomma. “Jika kau sudah ingat, eomma harap kau sudah berada disini dalam waktu 10 menit. Kau dengar itu!” Dan belum sempat aku menjawabnya, eomma sudah memutus sambungan telponnya.

“Arrrggghhh!” Aku mengacak-acak rambut ku dan langsung berlari mencari taksi.

. . .

Aku tahu permintaan eomma untuk sampai dalam waktu 10 menit itu terdengar tak masuk akal mengingat jarak dan arah dari tempat ku berkuliah sungguh jauh dan berlainan arah, tapi nyatanya dalam waktu 10 menit taksi yang membawa ku ini sungguh-sungguh berhasil membawa ku dalam waktu sesingkat itu.

“Ahjussi...apa kau mantan pembalap nasional?” supir taksi itu tertawa kecil mengambil uang yang ku ulurkan kepada nya.

“Semoga berhasil dengan perjodohan mu, ahgassi.” Aku menyeringai mendengarnya dan langsung pergi.

Aku menarik nafas dalam-dalam membalas senyuman petugas hotel yang menyambut ku melintasi lobi hotel. Ya...setelah ratusan kali selama hampir 3 bulan terakhir ini baik appa atau eomma selalu mengingatkan  kalau pernikahan ku telah di tentukan, maka hari ini adalah hari dimana akhirnya aku akan bertemu dengan calon suami ku itu.

“Ahgassi...ada yang bisa saya bantu?” sapa seorang wanita petugas receptionist yang berdiri di balik counter reservasi sebuah hotel berbintang tempat pertemuan itu berlangsung. Ia menatap ku dengan tatapan mata tak ramah.

“Aku sudah punya janji dengan seseorang di dalam.” Jawab ku sambil membenarkan posisi kedua tali tas ransel. Dan seolah tak mempercayai ucapan ku, ia masih terus mengecek penampilan ku dari atas hingga ke bawah.

I Love You TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang