Why you do this?

3.9K 360 70
                                    

Irene POV...

Tunggu, rumah tangga? Cih. Aku tidak sudi berumah tangga dengan psikopat sepertinya. Aku ingin bercerai bagaimanapun caranya. Haruskah aku memberinya obat tidur lalu diam-diam meminjam tangannya untuk tanda tangan? Oh itu terlalu drama.

Tapi mungkin rose bisa membantuku. Ya rose. Aku harus mencari tahu kebenaran dan bukti bahwa seulgi menghamilinya, dengan begitu akan mudah bagiku meminta cerai.

Normal POV....

Irene bingung bagaimana dia bisa menghubungi rose, ponselnya saja sudah rusak.

"Kita sudah sampai tuan..." supir membuka pintu mobil yang membawa irene dan seulgi ke sebuah tempat.

Tempat yang tak asing bagi irene. Tempat yang menjadi sejarah dan menyimpan kenangan dari irene kecil hingga besar. Suasananya sangat riuh hingga membuat irene tak dapat bergerak sedikitpun.

"Apa ini?" irene bertanya pada seulgi dengan nadanya yang sedikit terkejut.

"Daerah ini akan diratakan untuk pembangunan gedung. Neo mollaseo?"

PLAKK! 

Biasanya seulgi yang menampar irene tapi kali ini berbalik. Seulgi yang terkejut pun tak dapat berkata apapun.

"Jadi selama ini apa yang aku kerjakan adalah semua ini?" mata irene berkaca-kaca.

Irene terkejut saat bibi kim tiba-tiba bersimpuh di kakinya. "Joohyun-ah... Tolonglah kami..." irene menangis tak dapat menahan air matanya lagi.

"Mianhae... Mianhaeyo.... hiks hiks."

Suara truk yang merobohkan rumah warga disana sungguh menyayat hati. Banyak yang pingsan karena tahu rumahnya dirobohkan. Irene merasa sangat bersalah karena dialah yang menata semua ini, kenapa dia tidak sadar dari awal kalau tempat yang didesainnya adalah kampungnya sendiri.

"Bae..."

"Jangan berkata apa-apa lagi kang sajangnim. Kau menginjak-injak harga diriku dan semua orang yang ada disini. Batalkan pembangunannya."

"Aku akan rugi besar kalau ini semua dibatalkan. Ayolah..."

Untuk pertama kalinya seulgi memohon pada irene. Namja yang selama ini kaku dan suka main kasar itu tiba-tiba berubah. Tatapan mata seulgi mengingatkan irene pada sesuatu, tapi entah apa itu.

"Wah wah wah... Ternyata seperti ini pemandangan rakyat jelata yang memohon."

Irene dan seulgi sama-sama menoleh ke sumber suara yang tak asing bagi mereka. Suara taehyung. "Kenapa kau ada disini?" tanpa kendali irene melontarkan pertanyaan itu. Kali ini sungguh berbeda, entah kenapa irene merasa ada yang aneh dengan dirinya.

"Joohyun-ah, wae? Kamu tidak suka aku disini?"

"Ah sudahlah.." irene meninggalkan taehyung dan seulgi yang melihat tingkahnya dengan penuh tanda tanya.

......

"Waah mr. manoban... Lama tidak jumpa." taeyeon memberikan pelukan pada kawannya yang sudah lama tidak jumpa. "Bagaimana australia?"

"Australia lumayan hahahaha.... Banyak bisnis disana. Kau harus mencobanya kim."

Taeyeon menghambuskan nafas panjangnya. "Bagaimana kalau kita keluar dari topik bisnis, aku sudah tua dan ingin segera menikahkan anakku taehyung."

"Oh masalah itu... Aku juga belum membicarakannya dengan lisa. Tapi no prob, setelah ini aku akan bicara dengannya. Ya... Mungkin ini saatnya aku harus dekat lagi dengan anakku."

"Anakmu sangat cantik, taehyung pasti akan suka. Sudah lama aku memimpikan berbesan denganmu hahahahaha...."

......

Sudah satu jam irene berusaha menghentikan penggusuran rumah-rumah tapi hasilnya nihil. Apalagi proyek ini bukan sepenuhnya punya seulgi, dia beberapa kali didorong oleh petugas. Mungkin mereka tidak tahu kalau yang didorong itu adalah istri dari seorang kang seulgi.

"Joohyun-ah!!" terdengar suara seulgi yang berteriak di tengah debu.

Dengan sigap seulgi menarik baju irene yang berusah naik ke truck pengangkut barang. "Lepaskan aku! Kenapa kau selalu menggangguku!"

"Dengarkan aku..."

"Sireo!"

Ditengah pertengkaran itu mereka melihat bibi kim menuntun suaminya yang hampir pingsan karena debu yang berterbangan. Irene yang tidak tega langsung menghampiri.

"Bibi..."

"Tidak usah mempedulikan kami lagi joohyun-ah. Kami hanya rakyat kecil. Seharusnya kau bisa berpikir dan merasakan bagaimana penderitaan kami."

Entah kenapa hati seulgi tersentuh mendengar kalimat bibi kim. Belum pernah ia mendengar kata-kata seperti itu. Kalau melihat bibi kim begini seulgi jadi ingat dengan mendiang eommanya.

"Bibi..." seulgi memberanikan dirinya untuk bicara. "Ini semua bukanlah salah joohyun. Akulah atasannya, aku akan bertanggung jawab setelah ini. Yaksokhae..."

......

"MWO? Persetujuan pembangunan rumah susun? Apa kau gila? Proyek besar itu belum selesai kenapa sudah ada hal-hal seperti ini!"

"Tuan muda kang yang mengusulkannya tuan.."

"Anak itu benar-benar... Persis seperti eommanya, keras kepala. Ajukan persetujuan tempat pengungsian sementara untuk mereka yang rumahnya digusur."

"Tapi tuan insung harus punya persetujuan dari tuan muda kang terlebih dahulu."

"Aku menyesal memberikan perusahaan itu padanya.. Bilang padanya kalau masalah rumah rusun bukan urusan perusahaan kita. Aku tidak mau rugi."

"Baik tuan..."


................................................

Akhirnya T.T bisa update....
Setelah seabad semedi eaaaaakkk XD ada yg kangen gue? *abaikan
Sebenernya mau minta mian juga lama ga up gegara tugas :( dimaapin ya pliiiiss

Kalau kesannya part ini agak maksa maap juga ya :*
Maaf kalau kurang puas

I'M IN LOVE [SEULRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang