"Aku pulaaaaang...!" irene melepas sepatunya dan masuk kedalam rumah.
irene senang sekali karena dia bisa membeli makanan yang enak untuk appanya dari hasil lemburnya malam ini. Untuk sementara sebelum ia benar-benar diterima kerja kantoran lebih baik punya kerjaan part time dulu.
Dicarinya sang appa kesana kemari tapi tak ada, mulai panik akhirnya irene mengecek semua kamar. Namun hasilnya nihil
"Joohyun-ah..... Joohyun-ah....." irene melihat tetangganya yang buru-buru ke rumahnya malam-malam. ia tahu pasti ada yang tidak beres
"Bibi kim, waeyo?"
"Appamu... appamu dikeroyok rentenir di belakang rumah."
"Mwo? Aiish!" irene mengambil jaket kulitnya dan berlari menuju lokasi kejadian. Lokasinya sedikit jauh hingga irene dan bibi kim ngos-ngosan.
Sesampainya disana ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana appanya dipukuli hingga berdarah. Di hidungnya keluar darah dan pipinya memar, irene tidak tega melihatnya. "APPA!!" bibi kim mencegah irene untuk ikut campur karena tidak mau ia terluka.
"Jangan joohyun-ah jangan..." bibi kim menahan tangan irene untuk menolong appanya yang merintih kesakitan diantara kerumunan para rentenir
Tapi irene tidak tinggal diam, dia memberontak hingga bibi kim tidak bisa menahannya lagi. Irene tetap berlari kesana dan berusaha menolong sang appa. "Andwae... Jangan sakiti appa."
"Oh ini dia putrinya yang cantik. Haha bagaimana kalau dia kita bawa ke bos. Hahaha."
Appa bae memohon dan bersimpuh dikaki para rentenir itu untuk jangan membawa anaknya. Tapi karena tenaganya sudah tidak ada dengan mudah rentenir itu menendang bae appa. "Tolong jangan anakku... Kumohon.... Uhuk uhuk..."
BUKK!!
"Appa....." irene membantu appanya untuk berdiri tapi lagi-lagi rentenir itu mendorong mereka hingga tersungkur ke tanah. Irene sangat marah, saking marahnya ia tidak mau bicara dan tetap berusaha membantu appanya berdiri. "Kajja appa.. kita pulang, joohyun sudah bawakan makan malam."
BUK!!
lagi-lagi rentenir itu memukul perut bae appa. "Geumanhae!! Hiks... Hiks..."
PLAKK sebuah tamparan mendarat mulus di pipi irene. Rentenir itu marah hingga hingga ia menodong pisau ke wajah irene.
"Geuman? Kau bilang kami harus berhenti? Haha.. Kembalikan uang pinjaman kalian dulu PABO! Tapi malam ini bukanlah seberapa, aku akan memberi waktu tambahan sampai sebulan lagi. Kalau tidak, rumah kalian kami sita!"
"Aku akan mulai menyicilnya bulan depan. Yaksok!"
"Menyicil kamu bilang? HAHA kalian harus bayar lunas! Kalau tidak you... will.... die! Pergi sana! Bawa appamu yang tak berguna ini."
Rentenir itu tertawa melihat irene yang menuntun appanya. "Hahaha lihat mereka, untuk berjalan saja susah apalagi mau mengembalikan hutangnya."
.....
Seulgi kembali ke rumahnya larut malam setelah menghadiri pemakaman eommanya sore tadi. Semua keluarga meminta untuk segera diadakan upacara pemakaman jadi tidak bisa dibantah lagi. Setiap malam hanya bibi oh yang setia menyambutnya didepan pintu dan membawakan tasnya kedalam
"Kamsahamnida bibi..." seulgi masuk kedalam rumah diikuti bibi oh.
"Tuan kang, aku sudah siapkan sup rumput laut kesukaanmu. Aku akan siapkan kalau memang mau makan.."
"Tidak usah bibi, aku mau langsung naik saja." Dilepasnya kedua sepatu dan kaos kaki yang melekat di kaki kemudian segera naik ke lantai dua untuk mandi. Bibi oh kemudian merapikan sepatu sesuai urutan warna yang ditentukan tuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M IN LOVE [SEULRENE]
Fiksi PenggemarInilah aku, apa adanya diriku. Akan selalu mencintaimu apa adanya dirimu. I'm in love with you, let me falling in love with you - kang seulgi Genben, seulrene Cast: Pokoknya member red velvet, yang lain siapa aja ya... :") Happy reading...