Part 34

181 10 0
                                    

"Tha" panggil Tristan.

Agatha tidak bergeming. Ia hanya diam menatap lurus kedepan. Tatapan nya kosong. Tristan menghela nafas kasar. Saat kejadian dimana Agatha melihat Ranu dan Bella di mall tadi Agatha jadi melamun tidak jelas seperti ini.

Tristan juga melihat semua nya. Saat Ranu dan Bella berpelukan dan saat Bella mengecup pipi kanan Ranu. Mungkin itula sebab nya Agatha jadi sedih. Selama ini Agatha tidak tahu apa-apa tentang hubungan Bella dan Ranu. Tristan Rey dan Danil selalu berusaha menutupi semua nya dari Agatha.

Tristan masih terus menatap Agatha. Wajah Agatha sedikit pucat. Mata nya sayu dan tidak ada semangat di raut wajah Agatha.

Tristan menarik kursi nya untuk lebih mencondongkan diri di dekat Agatha. Ia tidak bermaksud menikung Ranu. Tetapi Tristan berpikir dia akan dengan senang hati menjaga Agatha seperti adik nya sendiri. Tristan tahu Ranu dan Agatha tidak pernah mengucapkan kata putus atau apa. Semenjak kejadian lima bulan lalu saat Ranu berbicara ketus kepada Agatha. Sejak itu pula Agatha dan Ranu tidak pernah saling bicara lagi walaupun berpapasan di koridor atau dimanapun mereka saling diam dan seolah tidak mengenal satu sama lain. Itu mungkin biasa bagi Ranu tetapi tidak bagi Agatha.

"Tha?" Panggil Tristan lagi.

Berhasil. Agatha tersadar dari lamunan nya dan langsung menatap Tristan. Agatha memaksa kan untuk tersenyum dan Tristan tahu ada banyak kepedihan di balik senyuman itu.

"Kenapa tan?" Tanya Agatha sambil tersenyum.

"Jangan maksain buat senyum, gue tahu apa yang lo pikiran dan apa yang lo rasain" Skakmat. Agatha terdiam dan menutup rapat bibir nya.

Mata Agatha berkaca-kaca. Sejujurnya ia sangat ingin menangis. Tetapi karena ia masih bersama Tristan ia menahan air mata nya karena tidak ingin terlihat lemah di hadapan Tristan. Tetapi semua hancur, dinding tinggi yang Agatha buat di hati nya semua hancur. Agatha tidak kuat lagi menjalani semua ini. Ia ingin menemui Ranu dan meminta penjelasan untuk semua nya. Agatha lelah berpura-pura bahagia.

Tristan menarik Agatha dan memeluk Agatha dengan erat. Ia mengelus rambut Agatha dengan lembut. Tristan sangat tahu pasti sulit untuk Agatha menerima semua ini. Tetapi Tristan bisa apa? Sudah berulang kali ia berbicara dengan Ranu tetapi jawaban Ranu tetap sama yaitu 'Gue benci Agatha dan gue gak kenal sama dia'

"Jangan nangis dong tha" bisik Tristan pelan.

Agatha semakin terisak. Ia benar-benar sudah tidak bisa lagi menahan nya sendirian. Sudah cukup bagi Agatha menunggu Ranu selama lima bulan tetapi Ranu tidak ada perubahan dan Agatha selalu melihat tatapan benci dari Ranu untuk Agatha.

"Gue..bakal..temuin Ranu" ucap Agatha terbata karena masih dalam keadaan menangis.

Tristan sebenar nya terkejut dengan ucapan Agatha. Tetapi cepat-cepat ia mengstabilkan keterkejutan nya itu. Mau apa Agatha menemui Ranu? Astaga, jika Agatha menemui Ranu apakah Ranu akan memberitahu semua nya kepada Agatha?

"Untuk apa?" Tanya Tristan hati-hati

"Gue..mau..putusin dia. Walau.. Dia gak inget.. Tentang gue.. Tapi gue bakal lepasin .. Dia" lirih Agatha membuat Tristan tercekat.

"Lo yakin?" Tanya Tristan lagi dan Agatha mengangguk.

"Gue yakin" jawab Agatha mantap.

****

Ranu merebahkan dirinya di atas kasur king size nya. Ia lelah dengan semua nya. Lelah fisik, lelah pikiran, lelah batin dan lelah hati.

Ranu menatap langit kamar nya. Wajah Agatha langsung muncul di dalam pikiran nya. Senyum manis Agatha. Wajah Sebal Agatha dan semuanya. Jujur Ranu sangat merindukan semua tentang Agatha. Kenapa begitu sulit untuk bersatu dengan gadis itu? Kenapa selalu saja ada gangguan untuk mereka?

Ranu tersenyum miris. Hati nya sangat sakit saat melihat Tristan dan Agatha semakin hari semakin dekat. Tetapi ia bisa apa? Ranu tidak bisa berbuat apa-apa. Ranu tidak bisa melarang Agatha agar tidak berdekatan dengan Tristan, jujur Ranu selalu merasa cemburu saat melihat kedua nya.

Pintu kamar Ranu terbuka dan melihat kan mama nya yang sedang tersenyum kearah nya. Ranu langsung merubah posisi nya menjadi duduk. Ia menatap mama nya yang sedang berjalan kearah nya.

"Kamu baru pulang, sayang?" Tanya sang mama. Ranu mengangguk sambil tersenyum

Mama Ranu juga ikut tersenyum melihat anak nya "Abis kencan sama Bella?"

"Iya ma" jawab Ranu

Mama Ranu menatap iba kearah putra nya. Ia sangat tahu bahwa Ranu hanya terpaksa menjalani hubungan bersama Bella. Tetapi mama Ranu belum bisa melakukan apa-apa untuk Ranu. Ia akan menunggu waktu yang pas dan akan mengklarifikasi semua nya.

"Kamu yakin mau mempertahanin ini semua?" Tanya Mama Ranu.

"Demi, mama Ranu akan ngelakuin apa aja" lirih Ranu membuat mama nya ingin menangis.

Mama nya memegang bahu Ranu sambil tersenyum getir.

"Sayang, mama gak apa-apa, kalo kamu emang udah gak kuat jalanin semua ini, kamu bisa berhenti sayang" jelas sang mama yang sudah menitikkan air mata.

Ranu menggeram saat melihat mama nya menangis. Ia tidak ingin melihat mama nya menangis. Tetapi sekarang dia sendiri yang membuat mama nya menangis.

"Ranu bisa ma, mama jangan pikirin Ranu" jawab Ranu sambil menghapus air mata di pipi mama nya.

"Ranu akan berusaha jalanin ini semua ma, walau berat tetapi Ranu akan terus coba sampai Ranu terbiasa sendiri" ucap Ranu lagi.

Mama Ranu tidak bisa berkata-kata lagi. Ia langsung memeluk putra nya dengan erat. Ia beruntung memiliki putra yang sangat sayang kepada nya.

"Maafin mama ya sayang" kata sang mama

****

"Agatha" pekik Shelin dari ujung koridor.

Agatha berbalik dan tersenyum mengembang kearah Shelin.

"Tumben lo dateng siang" kata Shelin yang sudah berada di samping Agatha.

"Iya nihh, Tadi Tristan jemput nya agak telat" jelas Agatha membuat Shelin mengangguk.

"Gimana ngedate nya kemarin? Lancar gakk?" goda Shelin sambil tersenyum jahil

Mendadak Agatha bungkam. Memory nya langsung terputar saat dimana Ranu dan Bella sedang berpelukan di depan muka nya. Agatha melirik Shelin sekilas.

"Apaan sih lo" ucap Agatha sambil menoyor Shelin.

Shelin mencebikkan bibir nya "Ahhh elo mah, malu-malu terus"

Agatha tertawa renyah. Padangan nya terjatuh kepada seorang lelaki yang sedang berjalan bersama kedua sahabat nya. Ranu

Agatha bisa melihat Ranu di ujung koridor. Di samping Ranu ada Rey dan Danil yang sedang tertawa.

"Ehhh neng Agatha" sapa Rey sambil mengedipkan sebelah mata nya.

"Hai Rey" sapa Agatha sambil tersenyum

"Rey aja nihh yang di sapa, gue enggak?" ucap Danil yang mendramatis.

"Lo kan jelek, jadi wajar neng Agatha gak nyapa? Bener gak neng?" tanya Rey sambil tersenyum

Agatha hanya tersenyum kikuk. Lalu pandangan nya terjatuh kepada Ranu dan tanpa di duga Ranu juga sedang memperhatikan Agatha.

Agatha menggaruk kepala nya yang tidak gatal. Ia ingin berbicara kepada Ranu tentang hubungan nya. Walau Ranu tidak akan ingat tetapi Agatha ingin kepastian di dalam hubungan nya.

"Gue mau bicara sama lo, bisa ikut gue sebentar?" akhirnya Agatha memberani kan diri berbicara kepada Ranu.

****

Jangan lupa vote❤



Do You Love Me(?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang