*** putar videonya :) ***
"Satu satu, daun daun berguguran tinggalkan tangkainya..
Satu satu burung kecil berterbangan tinggalkan sarangnya."Sarah berlari mengitari pohon besar disebuah halaman rumah yang luas. Dibelakangnya, Bastian mengikutinya sambil menyanyikan lagu kesukaan mereka.
Refleks, mereka merentangkan kedua tangan mereka seolah-olah akan terbang.
"Andaikan aku punya sayap, ku kan terbang tinggi.."
Lagu itu keluar dari bibir mungil Sarah yang kini tersenyum lebar kepada Bastian.
"Kan ku ajak ayah bundaku terbang bersamaku, melihat indahnya dunia...."
Sarah dan Bastian menyanyikan kalimat terakhir secara serempak. Tampak raut kebahagiaan di wajah mungil mereka setelah menyanyikan lagu itu. Sarah berhenti berlari dan merebahkan dirinya di rerumputan di bawah pohon besar itu.
Disampingnya, Bastian melakukan hal yang sama.
"Rah, kamu tahu nggak apa yang akan aku lakukan kalau punya sayap?"
"Pasti terbang jauuhhh banget," Sarah memperlihatkan ompongnya seraya membayangkan hal tersebut.
"Kamu lihat buah rambutan itu?" Bastian menunjuk buah rambutan merah yang begitu menggoda di atas mereka. Kedua pasang mata mereka kini melihat rambutan yang bertengger di atas mereka
"He-eh."
"Kalau aku punya sayap, aku akan terbang dan mengambil buah-buah rambutan itu. Hihihi.." Bastian terkekeh "Pak Ali tidak akan tahu kalau aku mengambil rambutannya."
"Itu namanya mencuri, Bas!" Sarah membuyarkan lamunan Bastian yang begitu fantastis.
"Kan kalau nggak ketahuan, nggak apa-apa," Bastian berusaha membela dirinya.Sarah akhirnya mengangguk dan tersenyum senang tanda setuju dengan pendapat sahabatnya. Dalam khayalannya, ia dan Bastian tengah asyik memetik rambutan dengan sepasang sayap di punggung mereka. Sesekali mereka tertawa cekikikan.
"Hei ! Sedang apa kalian?"
Teriakan Pak Ali yang merupakan pemilik rumah sekaligus pekarangan yang luas, membuat kedua bocah itu terkejut dan segera bangkit berdiri.
"Kalian mau mencuri rambutan ya?"
Bastian dan Sarah melihat ke arah Pak Ali yang semakin dekat, sebelum akhirnya berlari meninggalkan tempat itu.
"Cepat, Sarah !"
"Kamu mau kemana, sayang ?"
"Mau ke rumah Bastian, Ma"
"Tapi Bastian sudah pindah dengan keluarganya, Rah," kata Mama lembut seraya membelai rambut Sarah.
"Pindah ?"
Mama mengangguk.
"Nggak mungkin !"
"Lho, Bastian tidak cerita sama Sarah?"Sarah mengeleng cepat. Butuh beberapa detik sebelum akhirnya Sarah berlari menuju rumah Bastian.
Langkah kecilnya yang cepat membawanya ke sebuah rumah yang kini kosong tanpa penghuni.
"Bas, Bastian ?"
Sarah mengetuk pintu rumah seraya memanggil nama sahabatnya.Tangannya semakin cepat mengetuk pintu setelah beberapa menit tidak ada jawaban. Akhirnya dia terduduk di depan pintu sambil menggenggam seranting rambutan yang hendak ia berikan pada Bastian. Air matanya mengalir menghiasi wajah mungilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
can we be happy ever after? (COMPLETE)
Teen FictionBertemu kembali dengan tetangga sekaligus sahabat yg telah meninggalkannya bertahun-tahun, membuat Sarah enggan untuk bertemu dengan Bastian. Rasa kecewa dan benci membuat mereka menjadi seperti dua orang asing. Sebuah kejadian tidak terduga memak...