"Pagi, sayang," kata Ratna sambil menyibakkan gorden jendela. Sinar matahari pagi langsung menyeruak masuk ke dalam ruangan .
Perlahan Bastian membuka matanya dan tersenyum mendapati kedua orangtuanya didalam ruangannya. Ia menoleh ke samping dan melihat ayahnya yang tertidur pulas di sofa.
"Bagaimana perasaanmu sekarang ?" tanya Ratna seraya mengecup kening putra semata wayangnya.
"Lumayan, ma", jawabnya lemah.
"Sarah dimana, Ma ?""Dia baru saja berangkat kuliah. Kasihan kalau kuliahnya terbengkalai,"
Bastian mengangguk pasrah.Dilihatnya wajah Mamanya yang memandangnya penuh kasih. Betapa wanita ini sangat mengkhawatirkannya begitu mendengar tentangnya.
"Bastian, hari ini kamu akan kemoterapi yang pertama. Sudah siapkan sayang ?"
Bastian kembali mengangguk. Ia menarik napas panjang. Sepertinya ia akan menjalani proses ini tanpa Sarah disampingnya.
Sebesar apapun kamu mencintainya,
Setinggi apapun khayalmu tentangnya
dan sedalam apapun rindu untuknya,
Bukankah dia harus tahu ?Hari ini kita telah menjadi satu,
Sarah menutup buku musik Bastian. Itu adalah catatan terakhir yang ditulisnya ketika mereka menikah dulu.
Tangannya yang sedikit gemetar mengelus sampul buku itu. Di depannya, Bastian tengah terpejam setelah menjalani serentetan proses kemoterapi.
Betapa berat proses yang harus dijalani Bastian. Ia sungguh tak menyangka sahabat kecilnya dulu mengalami penyakit seperti ini. Padahal dulu dialah yang sering sakit dibandingkn Bastian.
Tangan Bastian bergerak sesaat takkala sebutir air mata menetes di sana.
"Aku mencintaimu," bisik Sarah di telinga Bastian.
Sarah melepaskan genggamannya lalu mengambil tasnya. Sesaat ia melihat langit mendung dari jendela. Hujan akan segera turun tapi ia harus pergi. Ya, hanya ini caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
can we be happy ever after? (COMPLETE)
Teen FictionBertemu kembali dengan tetangga sekaligus sahabat yg telah meninggalkannya bertahun-tahun, membuat Sarah enggan untuk bertemu dengan Bastian. Rasa kecewa dan benci membuat mereka menjadi seperti dua orang asing. Sebuah kejadian tidak terduga memak...