Sarah meraih jam alarmnya dan mematikan tombolnya. Sesaat ia mengucek matanya sebelum membukanya seperempat.
Ia melihat jam yang menunjukkan pukul 7 pagi. Satu jam lagi sebelum mereka berangkat. Sarah menguap seraya membuka pintu kamar.
Tujuannya pertama adalah menemukan Bastian yang tidak membangunkannya, padahal mereka akan akan segera berangkat.
Belum sampai meraih pintu kamar tamu, ia mendapati sosok Bastian yang masih tertidur pulas di sofa.
"Ck, ternyata dia lebih parah dari aku," Sarah menguap lebar-lebar sebelum menarik bantal sofa yang tengah di peluk Bastian.
"Bangun !"
Sarah mengguncang-guncang bahu Bastian dengan tenaganya yang tidak seberapa."Hmm.. Lima menit lagi," Bastian menggeliat sesaat.
"Hey, Kita berangkat pagi ini," kata Sarah yang kini terduduk .
"Hey," katanya lagi setelah tidak ada reaksi dari Bastian. Ia mengguncang-guncang bahu Bastian. Ia kini tahu begitu susahnya mamanya membangunkannya dulu. Ia menghentikan usahanya yang sia-sia.
Belum sempat beberapa menit, ia merebahkan dirinya di lantai dan kembali tidur.
"Cepat, Rah !"
"Iya, iya. Ini juga sudah cepat !" Sarah menyisir rambutnya dengan cekatan. Kalau saja ia tidak ketiduran, mereka tidak akan terburu-buru seperti ini.
"Sarah " panggil Bastian lagi.
"Iya. Sabar dong, Bas. Ini kan gara-gara kamu nggak bangun-bangun waktu aku bangunkan"
"Lho, kamu juga tertidur kan ?"
"Itu kan gara-gara membangunkan kamu !"
"Sudah-sudah, kalian tidak perlu bertengkar." Oom Surya memperhatikan jam tangannya.
"Masih ada sepuluh menit lagi. Masih bisa terkejar !"
Sarah dan Bastian segera masuk ke dalam mobil. Atas kesepakatan mereka, Bastianlah yang menjadi supir agar bisa sampai di bandara tepat waktu. Oom Surya berkali-kali berteriak menyuruh pengendara lain agar tidak menghalangi jalan mereka.
"Pa, kan ada klakson !" kata Tante Ratna yang sejak tadi berpegang kuat pada kursi karena mobil yang di bawa Bastian melesat kencang di jalanan.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka tiba di bandara. Dengan cekatan mereka segera mengeluarkan barang-barang dari bagasi.
"Ayo, cepat !" kata Bastian pada Sarah begitu dua buah tas bergantung di kedua tangannya.
"Kalian nggak usah terburu-buru," kata Tante Ratna menenangkan.
"Hati-hati ya,"
Oom Surya dan Tante Ratna memeluk mereka bergantian."Kami pergi ma, pa !" kata Bastian begitu mendengar panggilan masuk ke pesawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
can we be happy ever after? (COMPLETE)
Teen FictionBertemu kembali dengan tetangga sekaligus sahabat yg telah meninggalkannya bertahun-tahun, membuat Sarah enggan untuk bertemu dengan Bastian. Rasa kecewa dan benci membuat mereka menjadi seperti dua orang asing. Sebuah kejadian tidak terduga memak...