(3) Bersembunyi

283 28 2
                                    

Tidak terasa, ujian nasional berlangsung begitu cepat. Sarah dan teman-temannya kini bisa bernafas lega lantaran ujian telah usai yang artinya mereka bisa bersantai. Kini mereka tinggal menunggu pengumuman kelulusan.

Setelah beberapa hari tidak jalan bersama ataupun sekedar berhubungan lewat telepon seluler, kini Sarah bisa memuaskan rasa rindunya pada Rian yang juga merasakan hal yang sama.

Hari ini Rian mengajaknya ke sebuah cafe milik temannya di pusat kota. Setelah susah payah mendapat izin dari Mama yang bersikeras mengajaknya ikut arisan, Sarah telah bersiap dengan gaun selututnya.

"Ma, aku pergi dulu ! Rian sudah jemput tuh," kata Sarah dengan setengah berteriak.

"Hati-hati," jawab Mama yang sebenarnya tahu bila putrinya langsung melesat pergi begitu permisi tanpa mendengar balasannya.

Langkahnya yang cepat tiba-tiba berhenti. Sarah menyelipkan rambutnya ke telinga dengan jari, begitu ia berada di depan kaca rumah langganannya. Hal itu refleks ia lakukan meskipun kini rumah kosong itu sudah ada penghuninya.

Sudah dua minggu sejak Bastian pindah ke rumah ini, tapi ia belum melihatnya. Apakah ia sudah berubah ? Bagaimana dia sekarang ? Gemuk atau kuruskah? Pertanyaan itu bermunculan di pikirannya.

Tiba-tiba saja ia menjadi sedih begitu mengingat masa kecilnya yang begitu bahagia namun berakhir pada perpisahan.

Kaca ini... Sarah menggoreskan jarinya dengan lembut ke kaca jendela.

"Tit..tit.."

Sarah tersentak mendapati Rian berada di sampingnya dengan motornya.

"Rian ?" kata Sarah refleks.
"Kita jadi pergi kan, Rah ?"
Sarah tersenyum dan mengangguk.
"Mobil kamu dimana ?"
"Lagi di pinjam kakakku karena mobilnya lagi di bengkel. Lagi pula kalau naik motor kan lebih romantis."
Sarah kembali tersenyum. Ia lalu naik ke atas motor Rian.
"Pegangan ya, sayang"
"Oke. Berangkat kita !"

Dan sekarang aku tahu, kau bercermin untuk siapa..
Tapi aku suka senyumanmu meski itu bukan untukku,
Aku suka matamu, meski itu tak melihatku,
Cinta pertamaku mau kemana ?
Bahkan kaca ini tak ingin kau pergi...

Tapi aku suka senyumanmu meski itu bukan untukku,Aku suka matamu, meski itu tak melihatku,Cinta pertamaku mau kemana ?Bahkan kaca ini tak ingin kau pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tante !"

Bastian berdiri di depan pintu dengan kaus putihnya yang sedikit memperlihatkan lekuk tubuhnya.

"Eh, Bastian," kata Siska sambil tersenyum melihat Bastian berdiri di depan pintu dengan membawa sebuah bungkusan.

"Ayo masuk,"

"Ini ada rendang dari mama, Tante," kata Bastian seraya menyerahkan bungkusan yang sejak tadi ia pegang.

Bastian mengamati ruang tamu yang dulu pernah menjadi rumah kedua baginya.

"Ratna yang masak, Bas ?" tanya Siska yang terbiasa menyebut nama mama Bastian.

"Iya, Tante. Mama baru saja selesai masak."

can we be happy ever after? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang