Longing CEO 45 - Kebersamaan yang Memudar

265K 8K 496
                                    

WRITTEN BY AstieChan

WRITTEN BY AstieChan

WRITTEN BY AstieChan

WRITTEN BY AstieChan

⬆⬆⬆⬆⬆

YANG NULIS BAB INI! BACA BAIK-BAIK!

JUGA DIPUBLISH DI WICKED CEO!

KETERLALUAN KALO MASIH ADA YG NANYA PLAGIAT SIAPA! KU MUTE LANGSUNG!!! 😈

KETERLALUAN KALO MASIH ADA YG NANYA PLAGIAT SIAPA! KU MUTE LANGSUNG!!! 😈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh Tuhan, dekapan Axel begitu erat tetapi penuh kelembutan. Mysha merebahkan kepalanya di dada bidang pria yang kini tengah merengkuhnya.

Axel begitu mengkhawatirkannya, meski dokter sudah mengatakan bahwa kesehatan Mysha akan pulih dalam satu – dua hari setelah berisitirahat. Sorot mata dan degup jantung CEO tampan itu menjelaskannya. Gadis bernetra keemasan itu tersenyum, ia sungguh menikmati perhatian Axel terhadapnya. Sebuah pelukan yang membuat dirinya merasa begitu dicintai.

Kalau saja Mysha tidak melihat tatapan sinis sekaligus iri orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka, tentu ia tidak ingin melepaskan pelukan pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Mysha mengangkat kepala, melepaskan kedua tangan yang bergayut di bahu Axel, lalu sedikit mendorong tubuh kekar pria itu.

Ketika melihat sekilas pantulan dirinya dari kaca ruang laboratorium, Mysha baru menyadari gaun pengantin yang tadi dicobanya telah berganti dengan baju pasien rumah sakit.

"Oh, Tuhan. Di mana gaunku? Aku pasti telah menghilangkannya," katanya panik.

Mata Axel berkilat geli menatap kecemasan di wajah tunangannya. Senyum miring melengkung di bibirnya. Mysha tetap terlihat menarik meskipun hanya memakai baju katun jelek.

"Jangan khawatirkan gaunnya." Axel menenangkan Mysha. "Aku sudah menelepon butiknya untuk mengantarkan bajumu sekaligus mengambil gaun pengantin itu."

Bagaimana mungkin Mysha tak khawatir, harga baju itu setara dengan satu tahun gajinya di CLD. Sekarang ia lega mengetahui gaun itu telah kembali ke tempatnya.

"Mysh, kau tunggu di sini, ya!" perintah Axel.

"Mau ke mana?" Mysha tak ingin ditinggal sendiri tanpa ada satu orang pun yang dikenalnya.

"Aku harus ke bagian administrasi, mengurus pembayaran dan menanyakan prosedur rawat inap di rumah sakit ini," jawab Axel dengan sabar.

"Axel ... aku sudah tidak apa-apa. Kau dengar sendiri kata dokter, hasil beberapa tes yang sudah keluar juga mengindikasikan tidak adanya penyakit serius di tubuhku. Aku tidak perlu rawat inap." Mysha memandang lurus mata sebiru langit itu, meyakinkan bahwa dirinya sudah jauh lebih baik.

[END] Night With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang