13

58.8K 4.1K 315
                                    

Lisa terdiam setelah mendengar ucapan Ten. "Sebenernya bambam nanyain lu lis." Terus terolah dan berputar didalam otaknya.

"Tuhkan, lu diam! Lu marah kan sama gua?" Tanya Ten memelas.

Lisa hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Lis, serius nih lu ga marah? Lu kan biasanya suka gitu! Lu tuh suka diem kalo marah!" Ucap Ten yang memang sudah tahu kebiasaan dari Lisa.

"Iya gitu? Ko gua ga ngerasa ya." Ucap Lisa sambil cengengesan.

"Iyalah bego! Kan gua yang ngerasain elah!" Ujar Ten sambil menoyor kepala Lisa.

"Heheheheh." Lisa semakin tertawa.

"Jadi, lu diam karena kepikiran dia?" Ucap Ten mulai serius.

"Ya" jawab Lisa singkat.

"Kepikiran apanya?" Tanya Ten penasaran.

"Ya ngapain coba dia nanyain gua, disaat gua udah ga mau mengharapkan dia sama sekali! disaat gua udah terbiasa tanpa dia! lu tau sendirikan Ten, gimana gua dulu bergantung sama dia? Gimana gua sayang-sayangnya sama dia? Tapi apa yang dia lakuin? Dia malah mutusin gua dengan alasan yang ga jelas! Dan dengan dia nanyain lagi gua, sama aja dia tuh bikin hati gua sakit lagi tau ga?" Ucap Lisa penuh emosional dengan mata yang berkaca-kaca.

"Udahlah Lis" ucap Ten, sambil menarik Lisa kedalam pelukannya dan tak lupa mengelus rambut Lisa agar dia kuat.

"T....ten." Ucap Lisa bergetar.

"Udahlah jangan ditahan." Ucap Ten.

Sedetik kemudian Lisa pun menangis di dalam dekapan Ten.

----------

"Pagi yang cerah" ucap Lisa teriak di balkon sambil merentangkan tangannya dan tersenyum bahagia. Padahal mah semalem baru nangis.

"Heh bego! Pagi-pagi udah teriak-teriak! Padahal mah semalem nangis-nangis." Ucap Ten sebal.

"Bo?do." Ujar Lisa tak peduli dengan Ten.

"Yee si kamvret." Ten kesal.

"Eh Ten lu yang bakalan nganterin gua ke Seoul kan? Ga mungkin kan gua pulang naik bis?" Tanya Lisa ketika sadar dirinya pulang sama siapa kalo bukan sama Ten.

"Ga." Tolak Ten.

"Yah Ten, ayolah." Ucap Lisa sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Ga." Tolak Ten lagi.

"Ten jebalyo eoh?" Bujuk Lisa dengan muka imutnya.

"Ga, gua ga akan terpengaruh muka so imut lu." Ten memang tak akan terpengaruh dengan tipu daya Lisa.

"Kamvrer emang lu." ucap Lisa kesal.

Drttt drttt drttt

Hanphone Lisa bergetar ia pun segera mengecek hpnya

My Bos

Lu masih di busan kan? Pulang bareng gua aja ya

Lisa membelakan matanya tak percaya. Bosnya itu mengajaknya untuk pulang ke seoul bersama-sama. Seingatnya bosnya itu langsung pulang kemarin.

"Lu masih di busan kan? Pulang bareng gua aja ya." Ucap Ten membacakan pesan dari Jungkook.

"Apasih lu!" Ucap Lisa sebal.

"Cieeee udah deket nih ya sama bos sekarang lu." Goda Ten.

"Iyalah dia kan bos gua." Ucap Lisa cuek.

"Deket banget ya lu sama dia cieeeee." Ucap Ten menggoda.

"Iyalah kan gua sekretarisnya bego!" Sewot Lisa.

"Cieee udah lupa bambam dong." Goda Ten lagi.

"Iyalah kan.... Eh apa?" Ucap Lisa ketika sadar ucapan Ten

"Cieeee udah lupa ya lu." Ten semakin menggoda Lisa.

"Ih Ten!" Lisa mulai kesal.

Ten segera merebut ponsel Lisa dan segera mengirimkan pesan balasan untuk Jungkook.

"Eh bego siniin."

Lisa berusaha merebut ponsel itu dan Ten terus menghindar.

"Eh jangan dibajak"

Ten mulai mengetik

"Jangan kirim yang aneh-aneh elah"

"Woy Ten"

Yes baby, aku pulang sama kamu😘

Setelah mengirimkan pesan itu, ia pun mengembalikan hp Lisa itu.

"Eh iya Lis, gua mandi dulu ya." Ucap Ten langsung berlari ke kamarnya.

Lisa pun mengecek hpnya dan terkejut dengan balasan dari Jungkook.

My Bos

Baby? I'm your daddy, babygirl😘
wait for me, my baby 💙

"TENNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN"











Yes, 2 chapter untuk our tenlis wkwk

My Big Boss (Lizkook) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang