2

1.4K 124 4
                                    

Jam makan siang sudah selesai, tapi sang Presdir bahkan belum juga datang ke kantor. Haera sudah naik pitam untuk menghadapi situasi ini, dia tidak jadi bolos hari ini, niatnya memberi pelajaran pada Yoongi agar sadar diri, lalu meminta maaf padanya. Tapi si pria es itu sepertinya tidak mempunyai rasa bersalah sedikitpun, dia bahkan tidak memberi pesan padanya.

Haera harus melewatkan makan siangnya, untuk meladeni klien yang harus sudah terlanjur datang kekantor sebelum ia sempat membatalkan rapat hari ini.

"kemana perginya si bodoh itu" amuknya sambil menggebrak meja kesal, membuat Jimin yang sedari tadi ikut rapat bersamanya terkejut.

Sekarang sudah jam lima sore, sebentar lagi jam pulang kantor. Jimin sudah membereskan file-file di meja ruang rapat tapi. Ia juga bosan, dari pagi dia kerepotan dengan laporan dari berbagai divisi dan ditambah harus mendengar umpatan Haera yang di tujukan pada atasannya, yang ia setujui memang membuat hidup orang lain terasa semakin pendek.

"Kenapa dia suka membuat orang lain kesal? Dia tidak tahu apa kalau aku punya kekasih yang butuh perhatian juga? Aku merasa berselingkuh dengan kertas-kertas ini Noona" keluhnya yang malah juga ia tumpahkan pada Haera.

Park jimin adalah orang yang sibuk, dia jarang memiliki waktu untuk kencan dengan kekasihnya, Lee Sohee.

-

Ini sudah jam tujuh malam, Jimin sudah bersiap untuk pulang. Namun langkahnya berhenti saat melihat salah satu lampu di depan ruangan Presdirnya masih menyala. "kau tidak pulang Noona?" tanyanya pada seseorang yang masih sibuk dengan komputer di mejanya.

"Hah, memang ini jam berapa?" Haera melihat jam tanganya.

"Woah, kau ini benar-benar." Jimin menggelengkan kepalanya, dia tak mengerti dengan sekretaris pimpinannya ini. "Ini sudah lewat jam pulang wahai sekretaris Kim. Ayo, ku antar kau sampai halte bus" lanjut Jimin yang masih setia menunggu wanita di depannya ini untuk beranjak dari meja. Bagaimana bisa Haera tidak sadar bahwa matahari sudah tenggelam, sedangkan Jimin malah terpaksa harus pulang larut untuk meneliti setiap laporan tadi.

"Eh iya, aku tidak sadar." ucap Haera menepuk dahi nya sendiri.

"Kalau begitu kenapa kau masih disitu, ayo segera kemasi barangmu dan pulang" bujuknya sekali lagi.

"Tidak tidak, kau pulang duluan saja, ini tinggal sedikit lagi. Hati-hati" Haera bahkan membalas ucapan Jimin dengan mata yang masih menatap layar komputer di depannya.

"Hah!. Kau gila, aku bisa dimarahi oleh Hyung nanti. Ayo, kau harus pulang sekarang juga dengan ku." tegas Jimin dengan menarik paksa tangan Haera.

Tapi malah terjadi adegan tarik-menarik disana, dengan Haera yang bersikukuh tetap melanjutkan pekerjaannya.
"Pergilah Park Jimiiiin"

Jimin tidak menyerah, memutar otak agar wanita di depannya ini mau ikut pulang dengannya. "Ayolah Noona. Aku sudah benar-benar lelah" keluarlah jurus imut Park Jimin.

Haera yang melihatnya hanya berkedip tak percaya, walau dia sudah tahu Park Jimin akan melakukan ini. Lebih baik ia menyerah, dan memilih menuruti perkataan Jimin yang mungkin tidak akan berhenti melakukan hal menggelikan tadi, ia juga sudah muak dengan kertas-kertas itu. "Ya sudah aku bereskan ini dulu, oke!"

-

Sejak keluar pintu kantor Jimin sudah sibuk dengan ponselnya.

"Kau ini dari tadi sibuk dengan ponsel saja. Kau anggap aku apa hah!" ucap Haera dengan menimpuk kepala Jimin dengan ponselnya.

"Maaf Noona, aku harus mengabari Sohee dulu, ia sedikit kesal karena kencannya diundur terus" balas Jimin masih dengan menatap layar ponsel nya.

After First Love || Min Yoongi ;[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang