16

634 45 0
                                    

Kim Haera POV

Hari ini sudah menjadi bulan ke enamku selama tinggal di Jerman. Kesehatanku juga masih stabil untuk saat ini. Walau kadang aku bisa pingsan hanya karena aktivitas di kampus yang menututku biasa saja.

Awalnya ayah sangat khawatir karena hal itu. Tentu dia takut kondisiku bisa semakin buruk. Tapi karena dokter juga berkata jika aku masih bisa menahannya asalkan aku tidak sampai stress. Maka ayahku tetap mengizinkan aku pergi ke kampus sendiri.

Saat ini aku merasa waktu-waktu yang aku jalani adalah waktu terakhir dihidupku. Jadi aku menggunakan nya dengan sangat baik.

Aku mulai suka menulis diary setiap malam, mengambil foto-foto dimanapun aku berada yang kadang ku kirim ke Yoongi. Yah, walaupun dia menanggap itu tidak penting, tapi itu bisa membuatku bahagia.

Dan saat siang aku menggunakannya dengan baik. Aku suka ke panti asuhan untuk membantu disana, terkadang aku juga bantu-bantu di cafe milik Yerin sebagai kasir yang hanya duduk di balik meja, dan tentu saja hal itu tanpa sepengetahuan ayah.

Aku dan keluarga Yerin kini sangat dekat, dan aku sudah dianggap seperti putri mereka sendiri. Mereka juga sudah tahu mengenai penyakitku, dan malah ikut mengawasi setiap pergerakanku kepada ibu. Awalnya sedikit menyebalkan karena aku benci diperlakukan seperti ini, namun lama kelamaan aku sadar bahwa mereka hanya mengkhawatirkanku dan mulai menerimanya.

Aku juga mendapat banyak teman dari kampus. Bisa di bilang kini hidupku sudah tertata dengan apik dan tidak ada yang membuat ku stress. Meski kadang tiba-tiba kepala ku terasa sakit, aku lebih memilih diam dan langsung meminum obat tanpa harus berkata pada ibuku.

Hanya satu hal yang aku takutkan setiap malam. Saat aku menulis diary, aku selalu bertanya Bagaimana kalau aku tidak bisa bangun untuk esok hari?

Bulan lalu aku sempat sakit dan sangat lemah selama tiga hari. Ibu, Yerin, dan Bibi Han sampai bergantian menjagaku di rumah sakit. Aku sebenarnya tidak tega melihat mereka kelelahan, tapi aku juga tidak bisa berbuat apapun tanpa mereka.

Aku benci menangis didepan orang, karena melihat mereka tanpa lelah menjagaku aku semakin semangat untuk pulih dan dengan teratur menjalani terapi.

-

"Haera kemari nak. Ayo sarapan dulu nak" sapa bibi Han saat aku menghampiri Yerin untuk berangkat kuliah. "Maaf Yerin masih mandi. Dia memang anak yang pemalas" aku hanya tertawa kecil untuk menanggapinya.

Tak lama Yerin pun datang, "Maaf Haera-ya kau jadi menunggu lama" ia duduk di sebelahku dan langsung menyambar roti isi di meja.

"Heh! biarkan Haera makan dulu. Dia sudah menunggumu lama" ucap Bibi Han yang memandangi putrinya galak.

"Sudah Bi, tidak apa, biarkan saja Yerin sarapan dulu."

"Dengar itu Ma, Haera saja tidak masalah. Jadi biarkan aku makan" protesnya.

Setelah Yerin menghabiskan sarapannya kami segera bergegas pergi,
"Kami berangkat" pamit Yerin sambil mencium pipi Mamanya dan menarikku keluar.

Saat makan siang aku, dan Yerin berkumpul bersama Luna dan Naomi dikantin. Mereka adalah teman yang Yerin kenalkan padaku setelah seminggu aku mulai kuliah disini. Naomi adalah orang jepang, dan Luna berasal Amerika. Kami sama-sama orang asing di negara ini.

"Hei! ku dengar ada lelaki tampan yang datang ke apartemenmu tadi malam" Naomi menyenggol bahuku.

"Hah siapa?" aku mengerutkankan dahiku, aku bahkan tidak banyak kedatangan tamu kecuali teman bisnis ayah yang ingin menyapa ibuku. Itupun seorang wanita.

After First Love || Min Yoongi ;[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang