eksim

32 5 0
                                    

Ekspresi muram ini sudah tiga bulan aku tatap setiap kali melihat cermin, mata mentapa kosong, pipi yang semakin cekung kedalam, bahkan kantung mataku sudah bertambah gelap, kulit pucat yang membalut tubuh ringkihku menjelaskan jika seminggu aku hanya baru makan 4 kali, jika lapar aku hanya meminum air banyak-banyak.
Rambutku kusut masai tidak terawat. Tiga bulan itu pula rasanya aku berada dalan neraka.

Ada beberapa bekas lebam di perut dan punggungku serta daerah tertutup lainnya.

Tapi bibirku melengkung keatas, menampilkan senyum yang tidak sampai mata. Sebuah senyum kosong.
Aku sedikit terlonjak kaget tatkala pintu di gedor dengan keras...

Sialan.

Pintu kamarku benar-benar di gedor dengan brutal oleh seseorang kelewat keras untuk seukuran manusia normal "kau akan menghancurkan pintuku... LAGI, BISA TIDAK TENANG SEBENTAR?!" aku tidak bisa menyelesaikan tulisanku jika aku terus membiarkan yoongi membuat keributan tengah malan seperti ini.

"aku lapar." tahu tidak? Betapa mengesalkan menjadi seorang gadis pendek? Bahkan tinggiku hanya sebatas dadanya saja! Aku harus menatapnya sambil mendongak, menyusahkan sekali.

"lemari diatas penuh ramyeon, kau bisa membuatnya sendiri." yoongi menahan pintu ketika aku akan menutupnya.

Sepupu terkutuk ini memang harus di lempar kedalam lubang neraka lebih awal dari penghuni lainnya.
"kau tidak lihat tanganku di bebat seperti ini? Bibi kang bilang aku bisa meminta bantuan padamu."

"rumah mu hanya beberapa langkah dari sini, dan kau berjalan kemari hanya untuk meminta bantuan... Memperbudak sepupu perempuan mu satu-satunya??" aku menatap tidak percaya pada yoongi, biasanya orang akan menatapmu sengsara agar di beri bantuan, berbeda dengan yoongi yang akan menatapmu seolah perkataanya adalah perintah mutlak.

Dia menghela nafas pelan "jika begitu foto ketika kau berciuman dengan lelaki itu akan aku kirim pada bibi kang." lalu dia melengos pergi.

Dia... Apa?

Foto apa?!

Yoongi keparat sialan "ya! Yoongi gila, apa maksudmu?!" aku mengejarnya keruang tengah, dia bertingkah seolah seluruh dunia berada di bawah kakinya. Aku sedikit kasihan dengan nasibku yang harus memiliki hubungan darah dengannya.

"aku lebih tua dari mu Aera."

"lalu aku harus memanggil mu apa?"

Setelah keheningan yang cukup lama, bibir yoongi berkedut aneh "kakak sepupu"

"berhenti makan makanan instan, otak mu geser hingga harus mengatakan itu."

"jadi bantu aku"

"apa?"

"ramyeon."

"tidak."

"artinya foto akan segera di kirim pada bibi kang."

Seluruh koleksi kosa kata kasar yang aku tahu keluar begitu saja sambil memasak ramyeon untuk yoongi si tuan maha raja. Sepertinya sedikit memberi racun pada masakan tidak apa-apa.

"tambah kan telur pada ramyeon, bagian kuningnya jangan sampai pecah itu menjijikan, mie nya juga harus sedikit lembek aku malas mengunyak terlalu lama.... " panci berisi mie dengan sengaja aku lempar, bukan di lempar sungguhan tapi cukup membuat kuah ramyeon menciprat kaki yoongi yang ia naikan keatas meja.

Dia meringis menampilkan giginya yang sebesar biji jagung. Cih, kenapa juga banyak sekali gadis menyukai senyum si pelit ekspresi ini?

"kalau kau terus bersikap bar bar pada semua laki-laki yang kau temui, tidak heran di masa depan nanti aku akan menemukan cucu perempuan satu-satunya keluarga kang akan menjadi perawan tua hingga mati."

Aku mendengus mendengar perkataan kurang penting yoongi, dia hanya sudi berkata panjang lebar jika temanya menghina seseorang. Great, aku menyesal tidak memasukan pil pencahar kedalam masakan tadi. "sama-sama, pucat."

Dia itu seperti penyakit kulit. Apa namanya? Eksim, dia tidak akan pernah sembuh meski berobat pada ahli sekalipun.

Iya, yoongi=eksim gila.

Tapi dia hanya salah satu dari manusia penyebar penyakit darah tinggi. Masih ada beberapa yang belum aku sebut disini

###

Update seminggu sekali kalo moodnya bagus atau bisa lebih 😊

Aera And Her WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang