Yoongi

10 4 2
                                        

Aku masih marah. Sangat marah.

Si pelaku yang membuatku marah masuk kekamarku tanpa mengetuk, meminta maaf dengan muka malas lalu memberiku kue beras.

"aku tidak mudah di sogok jika sedang marah, tau."

"tau."

"mau apa kemari? Mengataiku jalang lagi?"

Yoongi terdiam lama, duduk di kursi riasku sambil menunduk, "sekali lagi aku minta maaf, aku tahu seribu kali aku minta maaf pun tidak akan menghapus apa yang aku lakukan kemarin."

Aku terbangun dari posisi tidurku untuk mendengarkan apa yang ia katakan, "tapi aku benar-benar menyesal mengatakan hal buruk pada  mu dan melukai Taehyung, aku... " Dia tidak melanjutkan ucapanya. Beberapa hari ini aku juga memikirkan apa penyebab Yoongi mabuk parah seperti itu sampai bibi Min harus mengungsi kerumahku saking kacaunya keadaan Yoongi. dengan berat hati aku menceritakan apa yang terjadi pada Taehyung.

Hari itu menjadi pertama kalinya aku mendengar bibi min mengumpat 'anak kurang ajar' pada Yoongi.

"begini, Min Yoongi." aku mengatur nafasku agar tidak terjadi ledakan emosi di tengah ucapan, "aku saudara mu yang paling dekat, aku tidak terlalu peduli kau menganggapku apa tapi aku selalu mencoba untuk membicarakan apa yang aku pikirkan padamu. karena aku percaya padamu. kau bahkan sangat ahli memberiku banyak saran."

"ya tuhan, aku bahkan tidak pernah berpikir untuk mengucapkan ini padamu. tapi kakak sepupu, aku sangat menyayangimu hingga ingin menedang pantatmu keluar kamar ketika kau sedang tidak ingin diganggu, itu mengesalkan tau. seperti semua masalah di dunia ini hanya berpusat padamu saja. itu benar-benar menjengkelkan!"

"kenapa kau tidak mencoba terbuka padaku? aku tidak membencimu, hanya setengah mati kesal. aku menahanya selama aku hidup denganmu, pikirkan juga orang sekitarmu ketika kau mulai merasa terpuruk. kau bisa bicarakan masalahmu pada siapa saja yang kau percayai." nafasku terengah setelah mengucapkan kalimat panjang lebar, "ambilkan aku air disebelahmu itu, cepat."

tanpa banyak bicara dia memberiku yang aku minat tadi.

tunggu. apa ini karena rasa bersalahnya padaku hingga melakukan apa yang aku ucapkan tanpa mengomel? dia ini benar-benar luar biasa tidak terduga.

"aku akan mencobanya, maafkan aku." kenapa rasanya lebih menyakitkan melihat Yoongi seperti ini, ya?

"hei, jangan terlalu paksakan dirimu. mungkin beberapa orang memang kesulitan untuk mengungkapkan sesuatu, jadi pelan-pelan saja." Yoongi berdiri dari lalu mendekat kearahku.

"kalau begitu biarkan aku tidur disini sebentar saja, kamarku sangat berantakan, tolong hubungi seseorang untuk membersihkan kekacauan yang aku buat juga." dia berbaring di kasurku sambil meringkuk. Mungkin dia menyempatkan mandi hingga tercium wangi sabun, aku coba mendekat untuk melihatnya lebih dekat. Dibawah matanya terdapat lingkar mata yang menghitam mengerikan, bahkan pipinya terlihat lebih tirus. Sudah ku bilangkan ini sangat mengesalkan. Yoongi meraih tanganku meminta agar aku membelai kepalanya pelan, "aku kesulitan tidur, sudah makan obat tidur saja masih sulit."

"jangan bilang kau memakanya lebih dari dosis."

"hanya lebih dua-tiga butir." ingin sekali memukul kepalanya.

"aku ingin mengumpat."

"silakan."

"Yoongi sialan, buat orang khawatir saja."

"terima kasih." percakapan kami berhenti sampai situ. Dia tidur dengan pulas setelah cukup lama aku mengusap kepalanya.

TUK.

Aku langsung melihat kearah jendela.

TUK. TUK. TUK.

Apa itu Jungkook? Aku sengaja menutup tirainya agar tidak melihat hal-hal aneh dari rumah sebrang.

TUK. TUK. TUK. TUK. TUK.

Aku segera membuka tirai dan jendelanya, astaga, balkon kamarku ada banyak permen gingseng, "ada apa?" tanyaku sambil berbisik.

"kenapa harus berbisik? Tidak akan ada yang dengar."

"sial, jangan berteriak. Yoongi baru saja tidur. Ada perlu apa, hah?"

Jungkook masuk kedalam kamarnya lalu kembali lagi tidak lama kemudian dengan membawa papan kecil.

'aku akan mengadakan pesta barbeque di halaman belakang, kau harus hadir, ajak Taehyung dan kak Yoongi. Dari kemarin aku sulit menghubungi mereka berdua."

Taehyung sulit dihubungi? Tidak seperti biasanya. Aku mengcungkan kedua jempol, 'sampai ketemu hari sabtu.'

Sabti itu kan... BESOK?

###

Bentar lagi ending loh :"
Ada work baru juga~
Btw sorry kalo banyak kesalahan ya, soalnya ngebut pengen cepet-cepet selesai, jadi pikirannya ngga bercabang lagi. Bentar lagi ujian, butuh konsentrasi lebih.

💜💜💜

Aera And Her WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang