Sepanjang hari itu aku hanya termangu memikirkan apa yang menimpaku tadi siang. Antara senang karena tahu temanku itu ternyata hobi menghancurkan perasaan orang atau sedih harus benar-benar meredam perasaanku seorang diri karena kini aku tahu namjoon akan memiliki hidup baru.
Aku terdengar menyedihkan sekali tapi biarkan aku mengasihani diriku seperti ini. Rasanya terus terlihat kuat hanya akan membuatku bertambah sakit saja.
Lamunanku terusik karena suara bisikan seseorang yang dapat aku dengar, "dia kenapa?"
"patah hati." jawab yoongi singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari monitor komputer.
"lagi? Bukanya dia itu... AWW berhenti! Iya, iya aku tidak akan bicara lagi, oke? TIDAK, JANGAN INJAK BAGIAN ITU!" Aku terus menyerang taehyung dengan guling dan menghantamnya dengan konsol game yang tadi ia gunakan untuk bermain game dengan yoongi.
"Aera benda itu mahal." suara yoongi terdengar malas entah kenapa aku jadi termotivasi kembali menghajar taehyung, dia memohon-mohon agar aku berhenti mengijak pinggangnya dengan keras.
"aish, kak! bilang padanya aku baru sembuh cedera pinggang." tapi tidak ada sahutan apapun dari yoongi.
"aku tidak peduli, aku hanya sedang ingin menghajar seseorang sekarang jadi kau harus sukarela menjadi samsak tinju." aku bahkan tidak sadar saat taehyung memukul lutut belakang dengan gerakan tidak masuk akal hingga terjatuh menimpa yoongi, dia ini sangat kurus, rasanya aku terjatuh diatas tumpukan batu kerikil.
"bukan aku yang mulai, kang aera yang memulai!" sudah menyebalkan, sekarang dia tukang adu.Yoongi mendorong punggungku yang masih berada diatasnya agar aku menyingkir, "aku sedang malas marah. Taehyung bisa keluar sebentar? Aku butuh membenarkan kabel yang terputus dari kepala Aera, mengertilah." taehyung memandangku sengit sampai pintunya tertutup rapat.
Aku bergumam pelan, "aku ingin menusuk kedua matanya itu."
"kang aera, kau masih menyukai namjoon itu meski dia brengsek?" ya ampun yoongi sekarang menjelma seperti kakek berusia seratus tahun yang sudah mengarungi ribuan rintangan hidup. "mmm ya, kau pernah bertanya padaku tadi sebelum bermain game."
Dia mengangguk-angguk paham, "dengarkan sepupumu ini." sebelum melanjutkan yoongi mengambil nafas dalam, kini aku yakin dia reingkarnasi dari seorang kakek sakti "aku tidak pernah berkencan dengan gadis manapun atau pernah memikirkan memiliki hubungan rumit semacam itu, pekerjaanku lebih penting saat ini."
"jadi kini kau punya pekerjaan sekarang?"
"komposer dan aku tidak ingin membahas ini." tipe laki-laki sulit, pantas dia tidak mau melirik gadis manapun. "aku pernah bilang padamu untuk segera pergi dari lingkaran hidup namjoon, tapi lihat sekarang kau menangis. Kau tau aku selalu ingin mengahajar keparat itu sekali-kali agar menyelesaikan masalahnya lalu cepat-cepat menjauhimu, tapi aku perhatikan lagi ternyata masalahnya ada pada dirimu." dari luar kami berdua bisa mendengar taehyung berteriak tentang es krim lalu sunyi kembali.
"kurasa dia lapar." yoongi menggerutu pelan sambil merebahkan diri diatas karpet tebal kamarnya. "dia selalu lapar." imbuhku
Hening yang yoongi ciptakan membuat aku memikirkan apa yang dikatakannya padaku. Aku memang sadar sulit melepaskan namjoon, sebaliknya namjoon terlihat sangat bahagia setelah beberapa minggu berpisah denganku. Ketika aku masih bersama namjoon, aku sangat tidak suka ketika dia mulai mendiamkan aku hanya karena dikelilingi banyak laki-laki, aku tidak selingkuh, sungguh. Aku sedang mengerjakan tugas dan dia tidak mau mendengarkan alasanku itu sudah sering terjadi. Kejengkelanku bertambah ketika namjoon mulai melarangku banyak hal.
Ayahku saja tidak separah itu!
Akhirnya namjoon sendiri yang mengakhiri hubungan kami. Aku tidak tahu kapan tepatnya taeri teman dekatku itu dan namjoon sering bertemu yang jelas aku merasa dikhianati oleh temanku sendiri. Menurut gosip yang beredar di kampus mereka berkencan seminggu setelah aku putus dengan namjoon.
Mengingat itu aku malah jadi bisa mengerti kenapa yoongi bernafsu ingin menghajar namjoon. Aku berharap itu terjadi suatu saat nanti.
"jadi bagaimana? Menghadiri pernikahan itu minggu depan artinya kau sudah menang dari perasaan bodohmu tapi jika tidak..."
"aku pasti hadir." aku ikut berbaring didekat yoongi menatap atap kamar yoongi yang penuh poster band rock serta beberapa poster audisi yang pernah ia ikuti. Dia ini jenius tapi malasnya mengalahkan kepintaranya, sungguh sangat disayangkan.
Aku melanjutkan, "aku ini wanita mandiri berdikari. Tidak akan gentar hanya sebuah undangan dari seorang penghianat, aku akan hadir dan menunjukan jika aku sudah lepas dari segala macam hal bodoh ituuu.." yoongi menari kepalaku kedalam pelukannya sambil menepuk pelan pundakku menenangkan, aku kembali menangis padahal tekadku sudah bulat. Aku benar-benar lemah.
Pintu tiba-tiba saja terbuka menampakan ekspresi tidak percaya taehyung seolah kami ini sedang melakukan hal kurang baik, "apa yang sudah kalian lakukan?" bucket eskrim yang ia pegang terjatuh mengotori lantai mendramatisir keadaan.
Ah... Kenapa yoongi tahan berteman dengan taehyung sih?
![](https://img.wattpad.com/cover/135505964-288-k340829.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aera And Her World
Fanfiction[ SELESAI ] Ini cerita tentang dunia milik Aera yang perlahan berubah mulai dari mengetahui bahwa teman dekat perempuan satu-satunya itu brengsek, Aera yang kesulitan merealisasikan minpinya, belum lagi yoongi sepupu pemalas yang ternyata punya bany...