Taehyung

10 4 1
                                    

Kakiku rasanya akan patah jika saja satu jam kedepan tidak segera pulang dari pernikahan Taeri. Entah aku kalap atau bagaimana, aku malah memilih sepatu dengan hak terlalu tinggi. Aku memang pendek tapi menggunakan sepatu terlalu tinggi seperti ini tidak merubah apapun, aku masih harus mendongak ketika menatap Taeri. Belum lagi sepatu yang kurang nyaman selalu membuatku emosi, mengahadiri undangan sialan ini saja sudah membuat aku emosi sekali, sepatu keparat ini malah memperparah keadaanku.

Aku harap ketika pulang nanti aku tidak menghancurkan sesuatu.

Setelah paksaan setengah mati pada Taehyung dan Hana yang asik menikmati hidangan penutup, akhirnya kami pulang. Aku ingin meminta Taehyung menggendongku ketika sampai rumah, sayangnya Taehyung tengah menggendong Hana yang tadi terlelap dimobil. Sudah muak dengan sepatu menjengkelkan ini, aku lempar kesembarang arah, stok kesabaranku sudah kering hingga satu bulan kedepan. Kenapa harus ada hari ini, sih?

Tumitku sedikit terluka dan kakiku sangat membengkak, intinya kakiku tidak terlihat bagus dari sisi manapun. Jangan lupakan ibu jari yang mati rasa. Lengkap sekali.

Aku mengikuti langkah Taehyung menuju kamarku untuk menidurkan Hana, meski dia sering bermain denganku tapi aku tidak pernah tau sisi Taehyung yang ini. Dia bahkan menidurkan Hana tanpa mengganggunya sedikit pun.

Idaman semua gadis.

Tidak denganku.

Aku berbisik padanya untuk menunggu dibawah karena harus membersihkan diri, "aku akan membantu mu." kening Taehyung memerah setelah aku memukulnya, "jaga bicaramu, keluar sekarang!" dia malah tersenyum sumringah setelah aku pukul tadi. Gila.

Rasanya beban berjuta ton terangkat setelah mandi dan mengenakan kaos serta celana training selutut. Aku menjatuhkan diri disamping Taehyung yang duduk di sofa ruang tengah dengan perasaan lega sekali. "kau mengganti sampo?"

"yap, memangnya tercium, ya?"

"begitu lah.. " Taehyung tertidur di kursi begitu saja setelah mengatakan 'aku suka baunya' aku tidak tega membangunnkanya setelah hari ini dia berusaha menghiburku dengan memberiku eskrim coklat. Belum lagi dia sudah menemaniku. Hari ini lebih baik biarkan saja. Jujur saja, jika perilaku gilanya dibuang mungkin aku dengan lantang akan mengatakan Taehyung itu sempurna. Mulai dari pekerjaanya sampai penampilan yang dapat menarik banyak perhatian, karena manusia tidak ada yang sempurna aku hanya menyukai dompet tebalnya ketimbang pemilik isi dompet itu sendiri. Ketika dia mulai berkoar 'aku ini tampan!' aku juga ingin membalas 'dia gila dan ketombean!' sayangnya banyak orang tidak percaya padaku.

"jangan terlalu lama menatapku, kau harus menyukaiku setelah aku bilang kita harus berkencan." nah kan, sudah aku bilang.

"ck, kau ini bau, aku sedang berpikir apa harus di guyur air atau dilempar kekolam." Taehyung terbangun dengan wajah berantakan dan mata memerah. Lelah. "tidak usah, hari ini aku mandi jadi seharusnya ini cukup bersih untuk beberapa minggu kedepan, aku pulang dulu." dia terhuyung mengantuk menuju pintu keluar.

"lebih baik naik taksi saja, berbahaya menyetir ketika mengantuk." aku membantunya untuk duduk kembali di kursi rumah, dia ini benar-benar merepotkan. Tanganku rasanya gatal ingin menceburkanya kekolam, mumpung Taehyung sedang lemah begini. Sayangnya ibu datang untuk memberikan teh hangat untuk Taehyung, kali ini dia sangat beruntung sekali.

Sesuai saranku, Taehyung pulang dengan taksi. Aku menatap taksi itu sampai menghilang dari pandanganku lalu aku merasakan sesuatu yang ganjil. Aku sangat yakin, yoongi pemalas itu tidak mungkin masih terbangun di atas jam 9 malam berkeliaran seperti anak kucing. Mungkin sebentar lagi hujan? Atau...

Aku berbalik melihat sekilas kerumah Hana.

Aku selalu benci jika melihat mobil itu terparkir di halaman rumah Hana, mungkin esok aku akan bertemu dengan pemiliknya. Tapi aku berharap itu tidak akan terjadi.

Aera And Her WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang