Taehyung menginap di rumah yoongi setelah melihat apa yang dilakukan kami berdua. Yoongi hanya memelukku tapi taehyung bereaksi berlebihan. Dia bilang takut jika aku dan yoongi melakukan hal yang tidak-tidak. Yang benar saja, meski aku benar-benar melakukan apa yang ada dibayangan otak udangnya taehyung, aku pasti memilih siapa yang menjadi partnernya. Yoongi sama sekali tidak mengasyikan.
Masih ada sekitar empat hari lagi sampai pernikahan terkutuk itu. Moodku untuk menulis hilang tak tersisa. Aku bahkan belum memutuskan mengenakan gaun yang akan aku kenakan nanti. Sepertinya aku hanya akan menggunakan pakaian seadanya saja.
Aku membiarkan yoongi mengubrak-abrik lemari mencari ramen incaranya, "kau seperti akan siap bunuh diri saja."
Kopi yang dari tadi aku aduk sudah dingin tidak mungkin aku menyiramnya diatas kepala yoongi, aku berdecak jengkel kecewa karena tidak bisa menyakiti yoongi, "ya, sayangnya aku belum siap mati. Aku tidak akan memuaskan bayangan gilamu itu."
Yoongi dengan cekatan memasak semua bahan tambahan untuk ramennya itu, mengeluarkan semua persediaan kimchi milikku lalu menyajikannya diatas piring berbeda, "kau ini benar-benar rakus."
"bukan untukku." dia membawa dua sumpit dan menodongkan satu padaku "aku tahu kau sampai lupa makan gara-gara mengingat hari minggu nanti, jangan sampai terlihat menyedihkan ketika datang kesana. Buat si brengsek itu menyesal."
Mata yoongi terlihat sangat berapi-api sekali, jarang aku melihat dia seperti ini. Sambil menahan tawa aku mengambil sumpit yang tadi ia todongkan. Mulai memakan ramen buatan yoongi. Luar biasa, jauh dari ekspetasiku. Ini enak sekali.
"setelah ini kau harus memikirkan cara agar kau terlihat mencolok di antara tamu undangan."
Aku tersedak kuah ramen setelah mendengar ucapan yoongi, dia hanya menatapku malas, memberikan segelas air, lalu melanjutkan makannya, "itu benar-benar bukan diriku yoon, aku hanya akan terlihat seperti diriku biasanya saja."
Yoongi menganggkat sebelah alisnya "lalu?
Aku dan yoongi saling bertatapan lama hingga aku menemukan sesuatu dalam diriku.
Rasanya yoongi seperti memberiku sebuah cahaya terang benderang pada diriku yang gelap gulita sejak seminggu yang lalu saat kedatangan namjoon. Aku tertawa seperti setan setelahnya, bahkan memasukan ramen kedalam mulut cukup banyak saking senangnya "nah jika kau sudah sadar, habiskan makananmu lalu--""AKU DATANG!!" suara teriakan itu megejutkanku, lagi-lagi aku tersedak dengan kuah pedas ramen. Ini lebih parah dari yang tadi. Rasanya hidung dan tenggorokanku terbakar hebat. Taehyung tanpa merasa bersalah menepuk punggungku keras sambil menunjuk ramenku ribut menghiraukan aku yang terbatuk-batuk setelah kedatanganya, "aku juga ingin, kak buatkan aku juga satu kenapa hanya Aera? Apa dia menggantikan tempatku? Kau jahat!" sekuat tenaga aku injak kakinya, "berisik, dasar gila. Ini rumahku. Kau pikir kau bebas masuk?"
Taehyung menatapku sebentar lalu menangkupkan tanganya dipipiku panik, "kenapa wajahmu merah begini? Kau menangis?? Kenapa? Kenapa? Bilang pada kakak tampan mu ini. Kak Namjoon menghubungimu? Biar aku hajar dia."
Wajahnya terlalu dekat hingga aku bisa melihat jelas meski sekilas ada rasa khawatir tapi dengan cepat menghilang dimata taehyung, mungkin imajinasiku saja, dia kan tidak waras.
"satu-satunya yang menggagu itu adalah kau taehyung, aera tadi tersedak gara-gara kau berteriak." yoongi mengetuk-ngetuk meja makan untuk mengintrupsi adegan saling tatap dalam jarak terlalu dekat nyaris seperti akan berciuman. Aku cepat-cepat mendorong dadanya dengan pandangan sengit.
"gila." aku meneruskan makan ramen yang sudah mulai dingin
"kau yang gila." taehyung merebut mangkuk ramenku lalu memakanya hingga habis tidak tersisa. "aku habiskan makananmu agar kau tidak usah lelah mengunyah."
"yoongi kurasa temanmu ini harus di kembalikan pada pemiliknya."
"aku bukan binatang!" aku sama sekali tidak menghiraukan ucapan taehyung, "dia semakin gila setiap harinya."
Yoongi membereskan piring dan menyimpanya di tempat piring kotor, dia pergi begitu saja tanpa menengok kebelakang atau menjauhkan taehyung dariku yang sudah jengkel sejak pertama bertemu dengannya, yoongi malah memperkeruh suasana dengan berkata terlalu lantang dari arah tangga menuju kamarku, "Aera kau sebaiknya pergi membeli beberapa pakaian untuk nanti, pakai kartu kredit milikku dan taehyung akan mengantarmu dia juga bisa mengendalikan nafsu belanjamu itu."
Sebelum aku berteriak menolak, yoongi menambahkan dengan suara yang terdengar tidak ingin dibantah. Seperti biasa. Sangat yoongi sekali. "dengan taehyung atau gunakan uangmu sendiri."
Yoongi itu ahli sekali dalam membuat hidupku kacau. Percayalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aera And Her World
Fanfiction[ SELESAI ] Ini cerita tentang dunia milik Aera yang perlahan berubah mulai dari mengetahui bahwa teman dekat perempuan satu-satunya itu brengsek, Aera yang kesulitan merealisasikan minpinya, belum lagi yoongi sepupu pemalas yang ternyata punya bany...