belum berakhir

10 4 3
                                    

Rasanya semua menjadi mimpi paling buruk dalam hidupku, aku pikir setelah melewati bagian dimana aku harus menghadiri acara pernikahan mantan pacar dan sahabatku. Semuanya selesai. Tapi tidak. Hidup ini tidak akan pernah benar-benar berakhir sampai tuhan berkata saatnya kembali. Gila, kan? Aku melantur sampai seperti ini saking gilanya dengan situasi sekarang. Aku menatap jari-jariku, yoongi terus menghela nafas sejak sejam yang lalu, Taehyung juga Jungkook terus saling bertatapan. Yang satunya menatap sinis dan satunya menatap balik bingung. Aku ingin berteriak 'ini bukan kontes menatap' sayangnya keberanianku lenyap begitu saja setelah membuka pintu yang menampakan senyum manis dari jungkook. Aku tidak mencoba berlebihan, ini benar-benar aku rasakan sendiri.

"aku hanya ingin mengambil barang Hana yang tertinggal, juga aku belum mengobrol banyak dengan Aera." kenapa jungkook harus berkata seperti itu? Kenapa? Dulu jungkook tidak sedungu ini. Ingin mengobrol denganku? Tidak usah dibicarakan pun kami pasti akan bertemu sangat sering. Rumahnya hanya terhalang pagar pembatas, bahkan jendela kamar kami saling berhadapan.

"jung--"

"ya. Lakukan sekarang." sejak kapan Taehyung menggantikan posisi Yoongi, peran Taehyung disini bukan sebagai orang sinis.

"aku akan pergi, Taehyung ayo. Jangan jadi pengganggu." Yoongi berusaha menarik Taehyung dari rumahku.

"kakak saja, aku tetap disini untuk mengawasi."

"Taehyung!" sepanjang aku bisa mengingat aku tidak pernah mendengar Yoongi menaikan suaranya seperti itu, tentu saja semua orang terkejut mendengarnya

Aku dan jungkook masih terdiam lama setelah kepergian dua orang tadi. Aku hanya bisa berdoa mereka tidak saling adu otot karena yoongi akan kalah tentu saja, dia hanya pandai mengumpat dan mengata-ngatai, "jadi kau mau mengambil barang Hana kan? Akan aku ambilkan."

"tidak. Tidak usah, itu hanya alasan agar aku kesini. Sudah lama sekali kan..."

"ya! Tentu saja ha-ha-ha." aku hanya ingin terdengar santai, tapi malah seperti robot rusak di siram kopi panas. Aku menyesal melakukanya.

"Aku hanya punya waktu seminggu untuk berlibur, jika kau punya waktu luang temani aku pergi, mau kan?" dia... Apa?

Apa ini tidak apa-apa? Maksudku semua orang tahu jika Jungkook sudah bertunangan dengan gadis tinggi cantik semampai idaman semua orang karena dia model dan bintang film. Akan terjadi kerusuhan jika sampai penggemar gila tunangan Jungkook tau aku berduaan dengannya

Ini tidak bagus. Kecuali Hana ikut bersama kami... Tapi itu akan terlihat lebih buruk, bukan?

"sebenarnya aku harus mengedit banyak naskah dan deadline nya saling berdekatan dan.. Ya, maaf kan aku." jungkook tersenyum kering mendengar penolakanku itu. Mungkin dia tahu aku bukan editor dan tidak pernah sibuk setelah lulus kuliah.

"tidak apa-apa, aku masih bisa mengajak yang lainnya, maaf menggangu mu tadi sampai kak Yoongi dan Taehyung bertengkar. Aku pulang dulu." aku mengantarnya sampai pintu depan. Apa itu yang disebut obrolan? Isinya seperti dua orang yang baru saja berkenalan beberajam. Sendari tadi aku berusaha menghentikan mulutku untuk tidak bertanya tentang itu. Kalian tahu sendiri aku kurang bisa menahan diri, jadi aku bertanya pertanyaan berbahaya, "kenapa tidak ajak saja Ahn Seolbi? Aku dengar dia juga sedang tidak ada banyak pekerjaan."

Sialan. Mulut sialan.

Jungkook diam sejenak lalu berkata sambil berjalan menjauh, "aku akan ceritakan nanti malam, buka saja jendela kamarmu jam 8. Aku akan tunggu."

Aku punya firasat buruk tentang ini.

Benar saja, Jungkook menungguku sambil menopang dagu terlihat dari siluet tirai jendela kamar. Sudah jam delapan lebih aku hanya memandangi siluetnya yang sempurna. Apa aku harus membukanya? Tapi bagaimana jika yang aku lihat adalah pemandangan seperti tahun lalu? Aku rasa sudah saatnya aku mengatakan ini.

Aku melihatnya topless. Iya, jungkook tanpa atasan.

Hanya melihat sekilas karena aku langsung tutup tirainya dan tidak pernah aku buka lagi selama Jungkook ada. Aku bukan gadis maniak yang terobsesi dengan tetangga tampannya. Aku bisa sama gilanya dengan Taehyung. Mungkin Jongkook sudah tahu aku ada di sini jadi dia melemparku dengan permen, salah satunya berhasil masuk kamarku, "ayolah, malam ini cukup dingin aku tidak bisa terlalu lama."

Aku menyingkap tirai jendela, ada banyak sekali debu yang aku hirup hingga aku menghadiahi Jungkook bersin beruntun, "hei, hei, aku bisa tertular flu mu tau. Gunakan masker ini." dia melempar masker sekali pakai menggunakan permen lagi sebagai pemberat.

"sekarang kau akan pensiun dari angkatan laut lalu menjadi penjual permen door to door? Bukan ide buruk, akan ada banyak gadis yang membelinya." ini permen gingseng kesukaanku. Ternyata dia tidak lupa kesukaanku ini.

"akan aku pikirkan itu nanti, kau masih suka permen itu?" handuk yang ia gantung di lehernya menjelaskan jika pria ini baru saja mandi, aku bahkan bisa mencium wangi maskulin dari jarak sepuluh meter.

"tentu saja, aku benar-benar sibuk malam ini. Langsung saja pada intinya." aku memakan satu permen untuk menutupi kegugupanku, aku tidak tahu apa yang akan dikatakan Jungkook tentu saja itu menggelisahkan. "aku dan Seolbi memutuskan untuk tidak menghubungi satu sama lain sementara waktu." Jungkook menjeda kalimatnya sambil mengambil nafas dalam, "aku tidak tahu harus berbicara dengan siapa, mungkin kau akan mengerti karena kau itu teman terbaikku" rasanya dua kata terakhir menancap tepat kedalam hatiku hingga berdarah-darah.

Kalian ingat ketika Yoongi mengancamku akan menyebarkan foto terkutuk itu? Yang... ehmm aku berciuman dengan seseorang. Itu aku dan Jungkook. Ada cerita panjang dibalik foto yang masih Yoongi simpan, seharusnya aku curi ponsel Yoongi lalu menghapusnya. Sayangnya, Yoongi adalah manusia paling sulit terbuka hingga ponsel saja berpassword sangat rumit dengan banyak angka dan simbol di dalamnya. Mungkin FBI atau sejenisnya saja kesulitan memecahkan passwordnya.

Ah. Aku kembali melantur.

Mungkin karena kabar yang baru saja Jungkook katakan membuat aku jadi kesulitan berkonsentrasi. Tugas di daerah konflik katanya? Aku harus segera menuntaskan sesuatu sebelum dia pergi.

Aera And Her WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang