Taehyung (2)

11 4 5
                                        

Aku mengunjungi rumah Taehyung demi menyampaikan undangan dari Jungkook. Taehyung ini kenapa, sih? Apa lukanya memburuk atau bagaimana? Tadi Yoongi, sekarang Taehyung yang membuatku merasa khawatir, laki-laki tidak berguna semua.

Musnah saja.

Taehyung tinggal sendiri dan rumahnya tidak terlalu besar, sebelumnya dia tinggal di apartemen mewah, sayang sekali Taehyung malah sering menginap di rumah Yoongi dengan alasan takut tinggal di ruangan terlalu luas. Terserah. Apapun yang dia katakan itu sering tidak bisa akal ku terima. Rumah itu cukup jauh dari perumahan yang aku tempati, naik kereta selama 20 menit lalu berjalan kaki beberapa menit melewati gang kecil cukup membuat aku berkeringat. Aku benar-benar tidak suka berkeringat, rasanya tubuhku menempel dengan baju yang aku kenakan.

Sebenarnya apa yang sedang aku lakukan?

Rumahnya cukup sederhana, mungkin orang yang berniat buruk akan berpikir beberapa kali untuk membobolnya selama mereka tidak tahu pekerjaan apa yang dilakoni Taehyung. Tanpa basa-basi aku gedor saja rumahnya, "Taehyung! Kau mau mati, hah?! Cepat buka pintu dan jelaskan kenapa sulit sekali menghubungimu?" terdengar langkah kaki terburu-buru, lalu pintu terbuka menampilkan wajah Taehyung yang berantakan.

"benar-benar Aera, ya."

"sapaan macam apa itu, minggir!" Aku langsung menerobos masuk tanpa ijin, hidungku rasanya sakit sekali ketika dihujani bau-bauan tidak sedap, "kau makan bangkai hewan? Ini bau sekali, hoek!"

"ck, aku kesulitan membungkuk tau. Untuk mengambil barang jatuh saja harus aku ambil dengan kaki, bagaimana caranya aku membersihkan rumah?." dia mendahuluiku melewati banyak sekali sampah dan benda-benda yang tergeletak begitu saja dilantai sambil menendanginya asal, "bagaiamana dengan ponsel??"

"jatuh di toilet."

"kau membawanya ketika buang air? Dasar tidak waras."

"hidup untuk ponsel, begitu lah aku menikmati hidup. Mau minuman?"

"tidak, terima kasih." aku mulai mengumpulkan sampah-sampah, menyapu debu-debu tebal, dan menyingkirkan kue beras basi di sudut ruangan. Di dalan kamarnya tidak berbeda jauh baju-baju, celana... Dalam. Gambar pisang? YANG BENAR SAJA?!

Keranjang baju kotor kini menumpuk seperti gunung dengan berbagai penyakit didalamnya, "kau harus traktir aku makan lain kali, ini keterlaluan. Aku bukan pembantu atau sejenisnya."

"iya, aku tahu." Taehyung hanya bisa memperhatikanku sambil memakan camilan di kursi yang tadinya tidak terlihat bentuk aslinya karena tertimbun banyak sekali barang. Hampir setengah hari aku membereskan rumah Taehyung hingga melupakan tujuan awalku, aku malah berubah menjadi pembantu rumah tangga Taehyung.

"sialan, rumah sialan." punggungku rasanya mau patah setelah selesai beberapa kali menggosok lantai. Aku menyapu hampir tiga kali tapi debu-debu keparat itu sulit hilang.
"jangan mengumpati rumahku seperti itu, aku akan traktir daging sebanyak yang kau mau."

"deal."

"cepat sekali." Taehyung memberiku sekaleng beer dingin, "biasanya kau tidak mau pergi berdua denganku."

"itu karena kau sering mendadak gila." beer dingin yang di berikan Taehyung membasahi kerongkonganku dengan rasa sedikit getir. Aku harap bukan beer basi yang aku minum.

"jadi ada apa datang kemari? Khawatir dengan luka ku, kan?"

"tutup mulutmu. Aku terpaksa menyampaikan undangan dari Jungkook untuk pesta BBQ karena dia sibuk, dia tidak bisa kemari sampai memaksaku segala. Aku TERPAKSA tau." Taehyung berekspresi aneh setelah mendengar ucapanku lalu kembali tersenyum setelah diam beberapa lama.

"orang penting memang selalu di cari HAHAHAHAH." Payah, Taehyung selalu payah menyembunyikan perasaanya. Kakinya tak bisa diam dia terus menggoyangkannya seperti anjing, artinya dia sedang gelisah. Taehyung sendiri yang mengaku seperti itu, dia memberitahuku banyak hal kecil tentang dirinya hingga aku hapal. Setelah aku berpikir cukup lama, untuk apa dia melakukan hal merepotkan itu? Kenapa dia tidak memberitahuku pin kartu kreditnya sekalian kan itu lebih menguntungkan.

"pokoknya kau harus hadir, aku berkorban banyak untuk kemari jadi jangan sampai tidak hadir. Aku pergi." aku menghabiskan beer dengan sekali tenggak dan meninggalkan Taehyung tanpa berbalik lagi.

"Aera! Aku akan ada jika kau ada!"

Aku membalasnya dengan berteriak juga, "beli dulu saja ponsel baru agar tidak usah merepotkanku lagi!" lalu aku banting pintu rumah reyotnya dengan keras, "ku bunuh kau jika kembali tidak bisa dihubungi selama 24 jam dari sekarang!"

Malam harinya dia menelponku dengan nomer asing, "aku sudah melakukanya, jadi nyawaku selamat." dia menelpon tengah malam hanya untuk mengatakan hal semacam itu. Memang sering terjadi, tapi kenapa aku kesulitan untuk tidak membayangkan memukul dengan keras kepala Taehyung?

###

GUE SEHAT AHAHAHHAHAHAHAHA BISA MAKAN BANYAK LAGI MAHAHAHAHAHAHAH
alhamdulillah :"

Hati-hati sama nyamuk ya wankawan, sekarang lagi musim DBD.
Jangan sampai sakit 💜💜💜

Aera And Her WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang