Pagi sekali yoongi menyuruhku untuk datang kerumahnya, dia bilang temannya itu sudah datang dan ingin bertemu langsung denganku. Ku katakan sekali lagi jika yoongi itu terlalu berlebihan padaku, ini hanya acara kurang penting yang membuat aku harus menahan diri agar tidak menangis meraung melihat seseorang... Ah aku bosan membahasnya, jangan pikirkan itu, sekarang aku hanya perlu datang kesana dan melihat apa yang bisa teman yoongi itu lakukan padaku.
Aku membuka kode keamanan rumah yoongi sambil bersenandung riang. Di detik pertama aku melihat ruang tamu yoongi, detik itu pula aku mengerti perasaan taehyung saat aku berpelukan dengan yoongi di kamarnya tempo hari. Tanganku menjatuhkan gelas kopi yang aku pegang dan kepalaku berhenti bekerja untuk beberapa saat. Apa-apaan ini?
Yoongi membiarkan seorang gadis tertidur di pangkuannya begitu lelap hingga yoongi menatap tajam padaku, dia sepertinya takut gadis itu terbangun dari tidur nyenyaknya. Aku kurang pandai mengendalikan emosi dan ekspresiku. Jadi setelah aku sedikit mengusik gadis itu dengan jatuhnya gelas, aku membentak yoongi dengan suara keras, "Yoongi! Apa-apaan ini?"
Setahuku dia ini anti sekali didekati gadis manapun, bahkan aku pernah dengar gosip miring tentang seorang gadis yang trauma setelah berurusan dengan yoongi. Intinya dia ini buruk dalam bersosialisasi dengan lawan jenis.
Mendengar teriakanku, gadis itu terbangun dari pangkuan yoongi sambil mengucek matanya pelan. Dia menatapku begitu dalam, mata bulatnya yang coklat terang sangat cocok dengan rambut panjang dengan warna senada, pipinya agak memerah, gadis ini sangat mungil menambah kesan seorang gadis lugu dan polos. Dia benar-benar seperti boneka yang mengenakan piyama merah muda...
Tunggu dulu.
"jika kau bertanya dia menginap, jawabanya iya. Jangan berpikir aneh-aneh." setelah berbicara dengan cara menyebalkan seperti itu, yoongi merapikan rambut panjang acak-acakan milik si gadis-yatuhan-dia-sangat-cantik serta tatapannya yang... Dari mana dia belajar menjadi lembut seperti itu? Mana yoongi yang dingin itu? Mana?
Gadis itu berdiri lalu berjalan mendekatiku "hai, sepupu suga, aku hyora." dia tiba-tiba saja menangkup pipiku lalu mendekatkan wajah kami berdua, aku bahkan baru sadar jika tinggi kami hampir sama. Aku bisa mencium wangi lembut menguar dari tubuhnya, ini tidak adil! Dia cantik dan wangi bahkan ketika baru bangun tidur.
"kulitmu pucat, meski jarang di rawat tapi sangat bagus." hyora mengelus pipiku lembut.
"trims, tapi tolong jangan terlalu dekat." dia menjauh sambil tersenyum padaku, menyembunyikan tangannya dibelakang punggung mirip pose imut dalam film anime jepang. Aku mengatakannya dengan sungguh-sungguh tau.
Aku kurang nyaman dengan tatapan polos seperti itu, rasanya orang yang memiliki tatapan semacam itu punya sisi gelap yang tidak bisa aku terima begitu saja. Itu mengerikan, sungguh. Hyora menarikku kedalam menuntunku kedapur, "sebelum melakukan banyak perawatan kita harus mengisi perut, suga bilang dia akan memasak sesuatu."
Telingaku rasanya gatal mendengar nama asing itu, karena aku tidak tahan akhirnya aku bertanya pada hyora "boleh aku tanya sesuatu?" dia mengangguk sambil menepuk kursi di meja makan agar aku duduk disebelahnya. "siapa suga? Apa dia juga menginap disini?"
Hyora tertawa kecil menunjukan lesung pipi yang dalam di pipi sebelah kirinya, "sepertinya dia tidak memberi tahu mu, suga itu yoongi aku tidak biasa memanggil nama aslinya jadi aku panggil dia dengan nama itu."
Yoongi memberi hyora pancake dengan madu diatasnya, "kau suka?" hyora menawariku pancake-nya. aku menggeleng masih bingung apa yang terjadi disini.
"yoon, kau harus menjelaskanya setelah ini, oke? Aku tidak bercanda." yoongi bergumam tidak jelas, memberiku segelas kopi dan roti panggang lalu bergabung dengan kami.
Kami semua terdiam sambil menikmati makanan, aku jadi teringat pesan ayah untuk yoongi "bibi sudah seminggu tidak ada dirumah, seharusnya kau coba menelponnya. Aku dengar dari ayahku tadi malam, bibi min sakit." yoongi sempat berhenti mengunyah roti dan melanjutkan terlihat tanpa beban apapun, "nanti akan aku coba."
Selesai sarapan yoongi bilang hari ini taehyung akan datang kerumah, dia menyarankan aku untuk melakukan semuanya di rumahku, "aku benci keributan." katanya. Aku kurang mengerti ada apa sebenarnya padahal aku dan taehyung sering bertengkar di rumahnya tapi yoongi tidak terusik sama sekali. Mungkin dia tidak ingin tamunya ini terganggu, aku tidak tahu.
Hyora membawa tas besar yang isinya adalah skincare dengan merek ternama, aku tahu harga dari satu jenisnya. Temanku pernah membeli pelembabnya saja dan itu menguras hampir setengah uang jajan miliknya selama sebulan. Gila. Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya akan menggunakan itu semua secara gratis. Hyora tengah sibuk memainkan ponselnya saat aku selesai menyiapkan air hangat yang ia minta tadi, "kau sudah cuci muka?" aku mengagguk. "baik, kita mulai saja, berbaring disini."
Aku tidak tahu dia tengah mengoleskan apa pada wajahku tapi bibirku sulit dikendalikan ketika benar-benat penasaran, "sejak kapan kau mau berteman dengan yoongi." mataku di tutup dengan benda dingin, lalu dia membukanya tidak lama setelah aku bertanya padanya. Dia tersenyum, matanya tampak melembut ketika menyebut nama yoongi, "suga... Dia menyelamatkanku."
Sumpah demi naga laut aku tidak ingin mendengar kelanjutan ceritanya aku jadi sedikit alergi dengan segala macam hal yang yoongi lakukan bersama hyora, "wow, yoongi penyelamat. Luar biasa, yang aku tahu sejak pertama kali mengingat sampai sekarang yoongi itu orang yang apatis."
"suga, bukan yoongi." uh, terserah.
Pikiranku merambat kemana-mana hingga satu pertanyaan muncul begitu saja di kepalaku, "kau tahu alasan berlebihannya yoongi padaku? Maksudku aku hanya menghadiri upacara pernikahan teman, bukan aku yang akan menikah." jujur saja aku hanya iseng bertanya, tapi jawaban yang keluar dari mulut hyora jauh dari ekspetasiku.
"kau tidak tahu ya? Sebenarnya suga sudah menyuruhku untuk melakukan ini dari dulu tapi dia mencari-cari alasan agar kau menerimanya." dia meratakan cairan dingin seperti jelly diwajahku, "jangan tersenyum sampai lima belas menit kedepan, oke?" lalu dia melanjutkan ucapannya yang tanpa sadar hatiku tersentuh karena sikap yoongi, "dia bilang kau jarang melakukan perawatan apapun, kebetulan aku bekerja di klinik skincare ini jadi ketika ada kesempatan dia menelponku." dia kembali tertawa kecil dengan anggun, "dia benar-benar memperhatikan dirimu."
Jadi yoongi sudah merencanakannya sejak lama? Bahkan diriku saja tidak peduli dengan segala perawatan diri. Jika diibaratkan, Yoongi itu seperti apa ya? Es krim, kurasa?

KAMU SEDANG MEMBACA
Aera And Her World
Fiksi Penggemar[ SELESAI ] Ini cerita tentang dunia milik Aera yang perlahan berubah mulai dari mengetahui bahwa teman dekat perempuan satu-satunya itu brengsek, Aera yang kesulitan merealisasikan minpinya, belum lagi yoongi sepupu pemalas yang ternyata punya bany...