#2.1 Kapan Ini Berakhir sih? #2018_Rindus

15 2 0
                                    

Darah merupakan sebuah syaratnya sebuah pengorbanan tanpa lelah kau habiskan darahmu dengan penantian yang tiada akhir

#airmata

Setelah membunuh wanita tersebut, lalu pasukanya masuk dan mengobrak-abrik seluruh isi.. Rumah sakit.

Tujuannya hanya satu.. yaitu mencari anaknya..

"LISA.. Kemarilah,, SINI sama ayah kita maen-maen yuk.. Mungkin.. kita bisa satu kamar lagi ya,, seperti dulu kamu masih kecil ya hahaha.." Ucap rindu seorang ayah..

Story pov.

Seorang polisi yang tengah terkejut dan mendengar suara tembakan-tembakan yang begitu sangat jelas. Apalagi mendengar pengakuan bahwa seorang penjahat tersebut, telah membunuh wanita yang tengah melapornya itu, sontak ia segera berlari dengan cepat tanpa memperhatikan apapun, suasana didalam kantor polisi, terbilang tidak terlalu panik hanya saja semuanya sedang santai di posisi meja kerjanya masing-masing.

"Tok!tok! tok!(Ketuk pintu) Permisi kapten! Ada laporan darurat!" Ia segera masuk ke ruangan kapten polisi tersebut, dan langsung menghormat, sang kaptenpun mengiyakan.

"Lapor Pak! Terjadi sebuah pembunuhan besar-besaran, si pelapor meninggal dunia ketika ia akan memberitahukan lokasi kejadianya, dan sepertinya ini dilakukan secara berkolompok karena saya mendengar tembakkan serta suara-suara tertawa di dalam lokasi tersebut" Ucapnya polisi yang tengah melaporkan situasi saat ini.

"Kamu sadap alamat telponya, dan beri tahu saya jika sudah tahu dimana alamat tersebut. Saya kasih 3 menit! Kalau kamu tidak berhasil mengetahuinya dalam 3 menit saya pecat kamu! Mengerti!" Bentaknya sambil berdiri.

"Siap! Mengerti! Kapten!" lalu ia permisi dan segera melaksanakan tugasnya.

Lalu si kapten keluar dari kantornya dan membentak seluruh pegawai yang ada dibawahnya sambil menghempaskan tanganya ke meja sehingga menghasilkan suara yang sangat keras.

Bletak! ( Suara hempasan dari tanganya tersebut)

"SEMUANYA! SIAPKAN DIRI KALIAN! SAAT INI KITA! AKAN BERPERANG MATI-MATIAN! SAYA HARAP KALIAN SUDAH SIAP! UNTUK BERTEMPUR MEMBELA KEADILAN. 10 MENIT! KALIAN HARUS SUDAH SIAP! SIAPKAN PASUKAN UDARA, DAN DARAT LAKUKAN OPERASI ONE TWO ONE TWO! SEKARANG!" Bentaknya..

Kondisi yang tadinya seperti tak bersuara sekarang sangatlah luar biasa, ada yang tengah berlari-lari, ada yang menggunakan perlengkapan tempur pengaman serta senjata. Serta semuanya sangat tersusun dengan koordinasi layaknya mereka sudah mempunyai acuanya sendiri jadi mereka tak pernah bertanya-tanya lagi langsung sigap mempersiapkan semuanya untuk berperang.

Setelah memberi tahu semua pasukan yang di bawahnya, sang kaptenpun langsung melapor ke pihak yang lebih tinggi, melalui radio.

"Sersan sarah, tolong hubungkan saya kepada pihak jenderal TNI" lalu sersan sarah tersebut, menghubungkannya dan tak bersenang lama berselang ada jawaban dari jenderal TNI tersebut.

"Selamat malam, Jenderal Satra Wijohardi, saya Kapten Kendacandra Ferniv melapor dari cabang polisi 11-2113-2423, bahwa terjadi sebuah pembunuhan besar-besaran! Di wilayah kami, dan sepertinya ini, bukan pembunuhan biasa tetapi ini sangatlah berbahaya, jadi kami mohon untuk dikirim pasukan tambahan secepatnya." Laporannya kepada jenderal, jenderalpun tidak semudah begitu saja memberikan pasukanya, lalu ia ingin meminta lokasi dimanakah kejadian tersebut.

"Laporan ditangguhkan, Kapten kendacandra! Ada yang kurang dari laporan anda.. jadi mohon maaf saya tidak begitu saja menerima laporan anda"

"Mohon maaf, Jendral ini keadaan darurat! Dan sepertinya kami perlu pasukan tambahan untuk menangkap semua penjahat yang tengah melakukan pembantaian." Sanggah kapten yang tidak menerima keputusan tersebut, Karena ini menyangkut keamanan sipil seharusnya TNI juga membantu kami.

High School Attack!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang