10

1.6K 188 130
                                    


Yoongi melirik ranjang di bawah sebelah kanannya, tidak ada Namjoon. Kemarin Namjoon banyak cerita mengenai kehidupannya dan meminta izin menginap hanya semalam. Yoongi mempersilakannya karena ia merasa Namjoon hanyalah koleganya yang lumayan dekat dengannya.

Berbeda dengan Yoongi, Namjoon mencurigai ada sesuatu dalam diri Yoongi yang sepertinya 'hilang'. Ketika ia menceritakan kehidupannya, Yoongi hanya menanggapinya secara biasa, tidak seperti dulu akan selalu mendengarkan dan tanggap menanggapi.

Namjoon sudah duduk manis di sofa dan menyesap kopi hitam dengan gula menatap jendela yang menampakan bangunan-bangunan Dubai pada pagi hari. "Kau sudah bangun, hyung. Tadi sempat ada badai pasir makanya aku terbangun duluan mendengar dengungnya. Kopi hitam tanpa gula sudah kubuatkan." Ia menyilangkan salah satu kakinya.

"Pulanglah, Namjoon." Suara Yoongi serak khas bangun tidur. Tenggorokannya terasa sakit entah karena apa.

"Tidak akan sebelum aku menemukan apa yang ingin ku cari." Namjoon berdiri, kakinya melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Yoongi hanya menatap punggung Namjoon yang menghilang di balik pintu kamar mandi dengan tatapan sengit, tiba-tiba kepalanya pusing berputar-putar dan terasa sangat menyakitkan. "Ugh kenapa lagi ini. Sial, kepalaku tidak pernah sesakit ini rasanya." Yoongi duduk mengadahkan kepalanya di sofa.

Namjoon keluar ketika Yoongi sedang merebahkan badannya. "Sudah di minum kopinya?" Yoongi menggeleng, lengan kanannya diletakan di kening untuk menutupi rasa sakitnya.

"Namjoon. Antar aku ke rumah sakit." Pinta lelaki yang lebih tua. Namjoon mengernyitkan alisnya. "Kau sakit? Jangan keba-"

"Antarkan saja aku ke rumah sakit, brengsek." Min Yoongi kesal.

.

Namjoon sedang di ruang dokter ketika Yoongi ada di ruang rawat untuk melakukan hipnoterapi. Dokter yang menangani Yoongi belum berubah semenjak koma beberapa belas tahun silam. Dokter Shafeera sangat mengenal Yoongi dan turut prihatin atas apa yang terjadi yang menimpanya dulu. "Jadi, Yoongi sebenarnya sakit apa?" tanya Namjoon dengan bahasa Arabnya yang masih lumayan fasih.

Shafeera hanya tersenyum, ia membuka sebuah lembar laporan riwayat hidup Min Yoongi ketika masih menjabat sebagai pilot garis tiga di Emirates. "Aku bertemu dengannya ketika salah satu teman Yoongi yang bernama Sebastian datang dan membopong lelaki itu dalam keadaan mulut berbusa." Shafeera meletakan pulpen di saku jas dokternya. "Yoongi pingsan, dan keracunan alkohol akut. Bahkan dia sempat mengalami koma selama tiga hari." Namjoon terkejut luar biasa, namun ia harus mempertahankan wajah serta beribu pertanyaan dalam otaknya yang semakin membuatnya ingin mencari tahu apa yang terjadi dengan mantan kekasihnya ini dulu. "Ketika ia bangun, ia seperti kebingungan dan tiba-tiba berteriak kencang hingga kami harus memberikannya obat bius kembali supaya dia tenang. Salah satu psikiater kami menyelidiki apa yang terjadi dengan Yoongi, dia terus-terusan menyebut, eum entahlah, aku tidak yakin ini sebuah nama atau sebuah benda atau apapun itu. Dia selalu menyebut 'Runch randa', aku rasa itu seperti sebuah tempat." Namjoon tertohok. Bahkan dalam ketidak sadarannya Yoongi masih mencari dirinya yang telah dinyatakan meninggal dan jasadnya tidak di temukan.

Shafeera dan Namjoon terus membicarakan tentang kesehatan Yoongi serta bagaimana cara menanggulanginya ketika sakit itu kambuh. Namjoon hanya bisa menghela napas pasrah, bukan salah Yoongi, ini salahnya yang tidak bisa mengendalikan pesawat hanya karena segerombolan burung dan berujung seperti ini.

Namjoon pamit pada Shafeera dan segera menemui Yoongi di ruang biru tempat dirinya di hipnosis, ia melihat dari kaca buram yang langsung menuju ke dalam ruangan. Yoongi masih setengah sadar, matanya masih sayu dan terlihat sangat lemas. Bibirnya seperti mengucapkan sebuah kalimat yang mungkin saat ini sedang memenuhi otaknya. "Kau rekan, tuan Min?" tanya salah satu dokter. Namjoon mengangguk. "Kau Park Jimin? Dari tadi tuan Min menyebut nama Park Jimin hingga ia sadar." Kali ini Namjoon menggeleng. "Aku Kim Namjoon, rekan Min Yoongi." Dokter itu mengangguk. "Baiklah, sebentar lagi tuan Min bisa kembali pulang. Kau sudah dapat resep dari dokter Shafeera? Silakan di tebus dan ingatkan tuan Min untuk meminumnya hingga habis."

Waiting for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang