16

2K 216 68
                                    

"Jadi apa maksud anda semua mengumpulkan kami disini?" Namjoon yang pertama kali bersuara ketika Yoongi baru saja duduk di kursi yang telah disediakan.

Sungjong menghela napas, kembali ke singgasananya dan langsung mendapat amanat besar cukup membuatnya pusing kepala. Belum lagi bayinya yang rewel di rumahnya. "Misi ini sedikit beresiko, dan aku satu-satunya orang yang memegang kartu as kalian jadi aku memutuskan misi ini bisa kalian laksanakan tanpa kendala."

Semua kapten yang berada di dalam ruangan itu saling pandang. Taehyung dan Yoongi yang baru saja menikah, dan Namjoon yang akan menikah minggu ini semakin bingung. Meninggalkan orang tercinta tidak mungkin segampang membalikan tangan. "Tapi aku akan menikah minggu ini, Ibu Kepala. Bagaimana mungkin... ah! Ini gila!" Namjoon berteriak frustasi sambil meremas rambutnya kasar.

"Chill dude." Hoseok menepuk nepuk punggung Namjoon.

Yoongi sebagai yang paling tua akhirnya membuka suara. Kasihan juga Namjoon kalau sampai pernikahannya gagal hanya karena misi pribadi Lee Sungjong. "Misi apa? Kau tidak berniat menjual kami kepada pihak asing kan? Maaf saja, aku sudah terlalu berpengalaman dalam hal itu."

Sungjong menggeleng. "Karena latar belakang kalian yang beragam itulah aku mempercayai kalian. Seperti Jung Hoseok contohnya, mungkin saja kalian tidak tahu kalau latar belakangnya adalah pilot militer sebelum menjadi pilot komersil,"

Yoongi, Namjoon dan Taehyung langsung menoleh horor pada Hoseok yang duduk santai memasang wajah tanpa dosanya. "Kenapa? Kalian tidak percaya? Itu kenyataan kok." Ucapnya santai.

"Wajahmu sama sekali tidak ada wajah militernya, Seok. Bahkan kau takut dengan hal hal berbau kegelapan, serangga kecil, dan roller coaster yang ada di taman bermain." Suara Namjoon mewakili semua tatapan yang tertuju padanya.

"Salah satu teman di mess ku takut pada kecoa, ada masalah, Kapten Kim?" Hoseok melipat kakinya angkuh, menampilkan rahang tegas sekaligus menantang Namjoon atas tuduhannya yang sebetulnya memang benar adanya.

"Tidak ada, Kapten Jung. Maaf meragukanmu." Balas Namjoon sambil memberikan salam salut pada Hoseok. "Lalu misi kami apa sebenarnya? Sampai-sampai latar belakang seperti Hoseok di butuhkan?"

Sesaat ruangan itu hening. Sungjong menatap lembaran-lembaran berkas profil para pilot yang akan ia kirim, dan sesekali mengehela napas pendek. Pikirannya berkecambuk tak karuan. Haruskah keputusan ini ia lakukan atau ia mengganti para pilotnya?

Sedangkan empat lelaki yang duduk menunggu keputusan ibu kepala tersebut hanya bisa diam dan melakukan percakapan kecil tanpa menggangu acara Sungjong untuk membuat keputusan. Taehyung memikirkan Jungkook dan Ahreum, Yoongi memikirkan Jimin, tentu saja Namjoon memikirkan Seokjin yang semenjak hamil moodnya cepat sekali berubah dan sifat manjanya semakin menempel pada dirinya.

"Kalau kalian ingin menelpon pasangan kalian, silakan. Aku mempersila-"

"Jongie." Pintu Audit room terbuka. Kapten Kim yang lain bernama Myungsoo masuk tanpa tedeng aling. "Kau tidak bisa mengorbankan mereka. Aku ikut dalam misi ini." Ucapnya mantap sebelum sang istri memotong kalimatnya.

"Kapten Kim, anda tidak bisa membuat keputusan secara sepihak. Ini keputusan perusahaan." Sungjong mencoba tenang ketika suaminya masuk tanpa izin dan langsung mengajukan diri ikut dalam misi yang diminta oleh pemerintah tanpa diketahui publik. "Di rumah kau adalah suamiku, tapi disini kau adalah kolegaku, Kapten Kim. Aku tidak bisa melakukannya atas dasar kita menikah."

Myungsoo menautkan alisnya. Sungjong istrinya, jelas sekali ia tahu tabiat istrinya yang terlalu tegas hampir tanpa memikirkan keadaan sekitarnya. "Dan mengorbankan orang lain demi seseorang yang kau cintai? Bukankah itu kejam?"

Waiting for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang