8

1.3K 198 75
                                    


"Oppa!" gadis bergigi kelinci itu tersenyum melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam restoran mahal yang sepi. "Oppa, disini!" Ia melambai-lambaikan tangannya memberi tanda. Sang lelaki pun tersenyum dan membalas lambaian gadis tersebut.

"Aigoo, gadis kecil oppa sudah besar." Hoseok mengusak rambut Jungkook sayang. "Apa kabar, Kookie?" tanya Hoseok pada gadis di depannya.

"Aku baik. Hehe." Jawabnya cengengesan. "Oppa sendiri bagaimana?"

"Aku baik-baik saja Kookie."

"Oppa mau makan apa? Hari ini aku traktir, mumpung aku sedang berbaik hati." Jungkook menadahkan dagunya pada telapak tangan, membuat flower pose dengan wajah seimut mungkin untuk mendapatkan perhatian sang lelaki.

"Aigoo.. aigoo.. gadis kecil yang sudah tidak kecil ini.. lihat.. lihat.. ckckck kau sudah punya anak gadis masih saja berkelakuan seperti bocah kecil. Kau sangat menggemaskan sekali Kook, aku merindukanmu." Hoseok merentangkan kedua tangannya untuk meminta pelukan hangat Jungkook yang tersenyum sangat manis.

"Aku juga merindukan oppa. Aku tidak bisa bermanja-manja pada Taehyung apalagi Ahreum jika di rumah. Setiap kali aku melihat Taehyung, rasanya aku ingin menangis, dan setiap melihat Ahreum, rasanya aku ingin memeluknya memberikan perlindungan." Jungkook mulai mencurahkan isi hatinya yang selama ini terpendam. Tentu saja, ia belum sepenuhnya bisa memiliki Taehyung, lelaki itu bukan suaminya, tetapi lelaki itu adalah ayah kandung gadis kecil yang sudah ia rawat sejak bayi, bahkan ibu kandung gadis kecilnya itupun entah dimana.

"Memangnya Taehyung melakukan apa sampai setiap melihatnya kau ingin menangis? Katakan padaku dan aku akan senang hati memarahinya." Mode memberikan perlindungan Hoseok pada Jungkook sudah menyala. Walaupun ia tidak berhak ikut campur dalam masalah hubungan adik kecilnya ini, tetap saja jiwa seorang kakak yang memberikan apapun untuk adiknya itu menguar secara spontan. Jungkook menghela napas lelah, tangannya di kibaskan untuk tidak perlu melakukan hal tak berguna itu pada Taehyung. "Tapi Kook, kau tau, akhir-akhir ini Taehyung sering sekali tidak fokus dan sering sekali melamun. Terakhir kali aku terbang bersamanya dia bilang ada sesuatu yang ingin dia cepat selesaikan agar bisa segera meminangmu, katanya sih, ia hanya menunggu keputusan dari Ayahnya dan masalah bisa selesai. Tapi kalau dipikir-pikir, ini sudah beberapa bulan semenjak percakapan itu terjadi dan aku tidak melihat progres yang signifikan. Kau oke kan Kook?"

Jungkook mengangguk. Wanita bergigi kelinci itu menahan kalimatnya sambil memilih beberapa menu untuk mengisi perut laparnya. "Aku oke. Sebentar, oppa mau makan apa?"

"Terserah saja, Kook. Aku nurut." Jawab Hoseok sambil melihat-lihat menu minuman. "Oh, bisa ku pesan wine ini?" ia menunjukkan sebuah merk wine yang terlihat familiar olehnya. Sang pramusaji mengangguk dan menulis wine pesanan Hoseok serta makanan dan minuman lainnya yang mereka pesan. "Kau masih suka minum wine kan?"

Jungkook tersenyum, memperlihatkan senyum menggemaskan yang ia punya. "Masih. Tetapi..."

"Tetapi? Kenapa ada tetapinya?" Hoseok mulai sedikit curiga.

"Tetapi untuk saat ini dan sampai sembilan bulan kedepan aku tidak minum alkohol dulu. Hehe." Ucapnya santai sambil cengengesan.

"Kau hamil, Kook? Sudah bilang Taehyung? Astaga, aku tidak tahu harus senang atau sedih tapi.. ahh aku bahagia Kook! Sini peluk aku dulu! Ya Tuhan, gadis kecilku.." Hoseok beranjak dari kursinya dan memeluk Jungkook erat. "Hehe, terima kasih, oppa."

Mereka melepaskan pelukan hangatnya. Hoseok menatap Jungkook, "sudah bilang Taehyung?" Jungkook menggeleng. "Dia masih di Belanda, nanti ku beritahu dia secepatnya."

Waiting for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang