Namjoon tau, seharusnya ia tidak memasuki hubungan Yoongi dengan Jimin secara terang-terangan. Tapi hati kecilnya memaksa untuk menuntaskan segala permasalahan di masa lalunya agar kelak rasa penasaran itu terjawab dan dia bisa hidup tenang. Dia sudah meminta Seokjin untuk mempertemukannya dengan Jimin tanpa sepengetahuan Yoongi. Karena Yoongi sedang ada di Korea tentunya.
Akhirnya setelah perbincangan yang sedikit sulit untuk meyakinkan Yoongi jika Jimin akan pergi bersenang-senang dengan Seokjin itu di setujui, Jimin bertemu dengan Namjoon di sebuah restoran yang sungguh privat. Terima kasih kepada ratu restoran mahal, Kim Seokjin.
Rasa canggung itu tak terelakan, Namjoon maupun Jimin sama-sama kikuk. "Ku dengar dari Seokjin, kau sedang hamil, Jimin-sshi." Namjoon mencoba membuka pembicaraan.
Jimin mengangguk kecil sambil tersenyum simpul.
"Semoga selalu selamat." Lanjutnya dengan mengaitkan kedua jemarinya gusar. "Maaf, aku.. mengajakmu bertemu dengan keadaan seperti ini. Aku tahu, seharusnya kalian sudah sibuk mempersiapkan pernikahan kalian."
Jimin jadi merasa tidak enak, perutnya agak melilit mendengar penuturan Namjoon yang membuatnya tidak nyaman. "Ah, santai saja Kapten Kim. Pernikahan kami sangat sederhana. Tidak ada pesta ataupun acara meriah seperti itu." Jimin mencoba tenang. "Jadi, ada apa Kapten Kim mengajakku bertemu?"
Namjoon menghela napas panjang. Bola matanya bergerak gelisah. Tangannya sedikit berkeringat karena gugup. "Ini masalah Kapten Min."
Mata Jimin terbuka lebar. Masalah Yoongi? Ada apa dengan Yoongi? "Ke-kenapa? Apa.. ada sesuatu dengan Yoongi?" tanya Jimin penasaran.
"Jimin-sshi, apa Yoongi hyung pernah membicarakan tentang masa lalunya denganmu?" Jimin mengangguk. Namjoon tersenyum kecil melihat reaksi yang Jimin berikan. "Kau benar-benar orang yang berarti di dalam kehidupannya." Ucapan Namjoon membuat pipi Jimin bersemu merah. "Boleh aku mendengar ceritamu tentang masa lalu Yoongi hyung yang di ceritakannya?"
Jimin terlihat sedikit berpikir. "Eum, aku bingung harus memulainya dari mana. Tapi aku ingat, Yoongi mantan gay dan dia kehilangan kekasihnya karena pesawat yang kekasihnya terbangkan hancur karena melewati sebuah gunung yang sedang mengeluarkan asap vulkanik. Yah.. secara garis besarnya itu." Jimin mengambil napas dalam, Namjoon menautkan alisnya menyelidik. "Yoongi juga pernah bilang padaku jika dia sampai mengalami stres berat karena sampai sekarang jasad mantan kekasihnya itu belum di temukan."
Kali ini giliran Namjoon yang menghela napas panjang. Semua kecurigaannya terbukti. Kapten Min, mantan kekasihnya mengalami amnesia disosiatif yang membuat dirinya melupakan kenangan bersamanya dulu. Kemungkinan besar Yoongi terlalu stres hingga ia melampiaskannya pada minum minuman beralkohol hingga keracunan dan mengalami koma.
Namjoon ingat apa kata dokter Shafeera dan Sungjong dulu, Yoongi pernah koma selama tiga hari karena keracunan alkohol. Selama pemeriksaan, tidak ada tanda-tanda Yoongi mengalami kerusakan jaringan yang parah apalagi sampai amnesia. Tetapi dokter Shafeera menyadari sesuatu, di saat tidurnya, Yoongi selalu menggumamkan 'Runch randa'. Tetapi ketika Yoongi dalam keadaan sadar, ia sama sekali tidak pernah menyinggung bahkan ketika dokter itu mengatakan 'Runch randa' ekspresinya terlihat seperti memikirkan sesuatu yang berat hingga membuatnya berkeringat tak nyaman.
"Eum, setelah itu Yoongi bilang jika dia membenci apa yang ada pada dirinya dulu. Yah.. hanya itu saja."
Namjoon mendapatkan jawaban yang ia inginkan. Yoongi telah membencinya hingga mengakar. Lelaki yang pernah menjadi gurunya itu mengubur perasaannya dalam-dalam bahkan membuangnya jauh-jauh. Tentu saja melupakan dirinya yang sebagai Runch randa, bukan sebagai seorang Kim Namjoon.
![](https://img.wattpad.com/cover/128228234-288-k725375.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting for you.
Фанфик"Tenang saja, aku akan menunggumu selalu disini." -Park Jimin-. "Aku terlalu lama menunggumu. aku lelah. tapi rasa cintaku terlalu besar mengalahkan rasa lelahku." -Jeon Jungkook-. "Aku tidak bisa menunggu terlalu lama lagi, usiaku sudah tidak muda...