Kamu harus pulang, nak. Pulanglah. Tak adakah rasa kangenmu pada kami? Tak adakah rasa kasihmu pada kami? Pulanglah. Bukan hanya sekedar pulang untuk melepas rindu, tapi pulang untuk bersama. Kau anak tertua, nak. Ibu tidak bisa memaksa adikmu untuk menggantikan posisi ayahmu karena dia memang sudah berumah tangga. Dia memilih untuk mengabdikan pada keluarganya, membantu usaha suaminya. Tentu kami tidak bisa memintanya meninggalkan keluarganya. Salah besar kalau sampai itu kami lakukan. Ketika akad nikah dulu, ayahmu sudah menyerahkan tanggung jawabnya pada suaminya. Apa jadinya kalau tanggung jawab itu diminta kembali?
Pulanglah, nak. Apa yang kau pertahankan disana? Ibu tidak menafikan karirmu yang menanjak bagus. Tapi disini pun kau bisa mengembangkan karirmu. Tidakkah kau kasihan pada ayahmu yang sudah menua dan membutuhkan penerus? Tidak sudikah kamu menggantikan usahanya?
Usahanya mungkin kecil dibanding perusahan tempat kamu bekerja sekarang. Tapi dengan usaha kecilnya itulah dia mampu menyekolahkanmu dan adikmu. Dengan usaha kecilnya ini keluarga kita hidup dan mampu menghidupkan beberapa keluarga yang lain. Dengan usaha yang tidak seberapa ini dia mengajak ibu melaksanakan ibadah haji. Kita juga sempat berlibur bersama.
Pikirkanlah, nak. Apakah pekerjaanmu saat ini bisa melakukan apa yang sudah dilakukan ayahmu? Kalau ibu boleh bilang, karirmu bahkan masih belum mendatangkan seorang menantu untuk kami. Pikirkanlah....
Biasanya sih author pantang bikin cerita baru kalo cerita sebelumnya belum selesai. tapi karena lagi suntuk, dimaapin ya...
Janji deh, yang sebelah diselesain kok.
VOCÊ ESTÁ LENDO
Kalau Sama Aku...., Mau?
General FictionApakah kalian percaya pada persahabatan tulus laki-laki dan perempuan? Aku kok kayaknya tidak.... Mari kita buktikan!