15. Akhirnya ada yang tahu

19 1 0
                                    


"Kamu kenapa sih Sal? Dari terakhir kita telponan dulu kok pesanku dibalas singkat banget?" Tanya seseorang diseberang telepon.

Aku memang mendiamkan diri, menjauhi sosial media selama seminggu ini, disamping sibuk kerja, aku juga berdiam meminta kepadaNya penyelesaian dari kegelisahanku.

"Gak kenapa-kenapa kok Hum, aku kan pulang kuliah kerja, jadinya ya jarang ngesosmed."

"Beda Sal, kamu kayak lagi ada yang dipikirkan tapi gak mau cerita. Kamu ngejauhin orang-orang kan? Aku tanya Fira, katanya kamu juga gak ikut belajar bareng lagi sama mereka. Kamu kenapa sih?"

"Serius aku memang sibuk Humaira," ucapku sedikit berbohong, aku tak ingin orang-orang tahu permasalahanku, aku tak ingin membuat mereka kawatir.

"Kamu nganggap aku sahabat kan?" Tanyanya serius.

"Yaiyalah. Masak kamu musuhku?"

"Karena itu sebagai sahabat aku juga pingin ngerasaian apa yang kamu rasain, jika sedih berbagi , jadi kita berteman tidak hanya untuk sekedar saat bahagia, tetapi saling mengerti dan melengkapi kekurangan kita. I know you , Sal. Kamu sekarang pasti banyak beban pikiran. Aku udah kenal berapa tahun sama kamu, dan kamu gak pernah kayak gini."

Akhirnya dengan helaan nafas yang panjang, aku mulai menceritakan tentang perihal hatiku, mulai dari sepupu Yasmine hingga laki-laki di blog itu. Aku tak tahu berapa lama sudah bercerita, yang diseberang cukup baik mendengarkan dan seseki ikut menggodaku.

"Jadi kamu sekarang ada dua lelaki yang mau mengajak serius, tetapi belum pernah kenal dan bertemu sekalipun?" Tanya Humaira antusias. Sudah tahu kan, jika persoalan jodoh siapa yang paling tertarik.

"Sama yang sepupu teman aku udah Hum di mesjid, tapi yang anak blog itu belum," jawabku pasrah.

"Aku gak nyangka Sal ternyata sangat menarik," godanya lagi, "tapi gini kamu udah sholat istikharah kan?"

Aku perlahan mengangguk dan tak bersuara. Humaira mengerti dan melanjutkan, "Kalau boleh ku tahu alamat blog Arzan itu apa? Biar ku cek, kata kamu dia kukiah di Turki kan? Siapa tau kenalan aku kenal sama dia. Jadi kita bisa liat dia ini beneran ada gak orangnya di dunia nyata, atau cuman penipu peminjam foto orang lain."

Aku tahu apa yang dikhawatirkan sahabatku ini, dulu memang pernah kejadian, ada kenalan kami yang diajak nikah sama orang yang sudah lama dikenalnya, ternyata orang itu gak ada sama sekali wujud nyatanya, alias seseorang yang secara sengaja menjadikan dirinya seperti sosok yang nyata di dunia maya dengan mencuri data orang lain seperti foto.

Dan yang lebih parah lagi, itu cewek yang pura-pura jadi cowok demi dekat dengan perempuan. Apa kata semesta? Penyakit mental mungkin. Untung saja kebohongannya perlahan terkuak.

Mendengar berita itu, Humaira sedikit risih dan khawatir jika ada orang di sosial media yang mengajaknya hanya untuk berkenalan gak lebih.

Salma ( Rindu yang tak pernah usai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang