7. Cerita Lama

22 1 0
                                    

Matahari bersinar seakan membuka manisnya musim semi kali ini. Bunga berwarna merah muda kembali menghiasi taman dan jalanan kota lama. Tapi dingin tetap menyelimuti hati yang cerah itu, walau agak berkurang dari sebelumnya.

Sungguh saat yang paling tepat jika ingin meluangkan waktu untuk sekedar mengabadikan momen sederhana bersama keluarga ataupun kawan dekat.

Berjalan ke taman bunga. Hal yang belum tercapai ialah mengunjungi Keukenhof garden di Belanda. Melihat bagaimana orang-orang menyulap ribuan tulip menjadi kawasan yang indah.

Ketika ditanya musim apa yang paling disukai, terjawablah sekarang. Seakan memberi penambahan semangat akan masa depan dengan adanya warna-warni kembang.

Tepat senin depan akan kulalui kuliah yang pertama setelah hampir dua bulan libur setelah ujan semester. Benar sekali waktu berharga itu tak akan disia siakan, awal Februari yang lalu ku mulai kerja full time. Kerja nya tak berat, delapan-sembilan jam per hari dari senin hingga jumat. Cukup beruntung bisa mengisi kembali kekosongan uang di rekening bank.

Cuaca yang sangat menarik, terus melihat keseberang jalan sambil melihat banyak nya orang berlalu lalang disamping sungai Rhein. Ada yang lari pagi, bersepeda, atau sekedar berjalan santai bersama keluarga. Hari ini aku dan yang lain nya janjian di Stasiun pusat. Kubuka handphone dan sudah banyak pesan yang masuk.

Fira : Yang udah datang siapa? 10 menit lagi gue sampe nih.

Putra : Gue telat. Sorry.

Ilham : Gue juga. Tadi ada panggilan alam mendadak.

Salma : Satu halte lagi nyampe.

Putra : Ketemu langsung di Gleis 7 nanti ya gaes.

Begitu isi percakapan antara kami di grup Whatsapp, kami menamakannya Pelajar Hebat. Filosofi nya karena dulu kami sering bertemu di Perpustakaan lalu Putra memutuskan membuat grup chat yang bisa menghubungkan kami lebih dekat, begitu katanya. Segera kuketik balasan setelah membaca alasan yang mereka utarakan.

Hari Selasa ini tidak biasanya Ilham mengajak kami bertemu selain di Bibli, katanya ada yang spesial di hari ini. Tidak tepat juga apa yang dipikiran nya, ulang tahun bukan, hari jadian bukan. Ah entahlah tunggu aja deh.

Aku lebih dulu sampai dari pada yang lain. Tepat setelah itu Fira juga datang tergesa-gesa. "Telat mulu nih anak bedua. Kira-kira apa yang spesial ya hari ini, tumben banget loh Ilham gini. Biasanya juga Putra yang ngajak keluar"

"Mungkin dia habis dapat bonus saat kerja kali ya trus mau nraktir haha" aku tak tahu pasti, tapi makan gratis kedengaranyna menarik.

"Boleh juga. Selama dua tahun gue kenal jarang dia begini, kalau gak diajakin gak bakalan mau duluan ngajak orang"

"Kita lihat nanti ya. Eh kamu bawa minum gak fir? Minta dong haus"

"Makanya kemana-mana bawa haha. Kebiasaan lo sal"

"Hehe kan ada kamu selalu jadi gak perlu"

"Tau ah. Apa hidup lo kalau gak ada gue"

"Ich hab dich lieb" celetuk ku sambil mengambil minum di tas Fira. Memang kebiasan ku selalu lupa bawa minum mineral, kadang kalau tidak diingatkan enggak bakalan bawa. Padahal udah harus minum air putih banyak per hari.

Salma ( Rindu yang tak pernah usai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang