Semuanya berubah.
Ya, berubah.
Ketika gadis berambut coklat itu masuk disebuah gedung besar yang menjulang, menjadi sebuah pusat kekaguman di Seoul. Gedung yang terkenal akan atasan atasanya yang tidak main main tegas dan kejamnya.
Satu aura yang akan dirasakan orang pertama kali saat masuk ke gedung ini adalah merinding.
Saat bekerja, karyawan karyawan nya memang jarang sekali untuk berbicara. Entah itu peraturan atau mereka memang suka diam.
Tapi saat jam makan siang tak buruk juga, mereka juga bersendau gurau dengan karyawan karyawan lainnya.Gadis itu memegang gagang pel, lalu mendorong dan menariknya. Perusahaan ini memang menurutnya agak sedikit horor. Tapi, walaupun hanya mendapat pekerjaan OB, gadis ini sudah sangat bersyukur. Dia mengerjakan semuanya dengan ikhlas 3 hari ini setelah hari pertamanya yang mendebarkan dengan manager tampan yang hampir menyulut nafsu birahinya.
Gadis itu membersihkan lantai dengan bersenandung kecil dan senyum yang tak pernah padam dari wajah cantiknya. Rambutnya yang dikuncir asal, dan keringat yang mengucur membasahi pelipisnya , membuatnya semakin cantik. Bibir tipis seksi dan hidung mancung yang menjadi sorotan sebagian karyawan kantor ini. Apalagi tubuh gadis ini, dengan dada yang menggantung Indah juga pinggang yang ramping membuat dirinya menjadi daya tarik tersendiri dari teman teman OB lainya.
Tapi, Gadis ini tak pernah memanfaatkan tubuhnya dengan sembarang untuk mendapat banyak uang.
Buktinya, dia lebih memilih kerja menjadi OB dari pada harus mengorbankan mahkotanya untuk pria pria hidung belang dengan uang yang berceceran ketika mereka lewat.Ahn Hanna, gadis berumur 21 tahun ini harus menghidupi kedua adiknya sendirian. Kedua orang tuanya yang tidak jelas, kenapa meninggalkan mereka disaat mereka butuh pendidikan tinggi, karena jama sekarang tidak mungkin karyawan kantor hanya sebatas lulusan sekolah menengah atas.
Kedua orang tuanya meninggalkan mereka tanpa berpamitan akan pergi kemana. siang itu , ayah dan ibunya membawa 2 tas besar lalu pergi begitu saja, tanpa meninggalkan surat atau pesan.
Apakah mereka malu punya anak seperti Hanna?Hanna adalah gadis baik yang selalu sayang pada kedua adiknya. buktinya , dia masih berusaha mencari pekerjaan dan membayar sekolah kedua adiknya.
Peluh Hanna juga tak sia sia. Ji Hyun, adiknya yang pertama mendapat peringkat satu paralel di SMA nya.
Ji Hyun adalah adik yang pengertian, dia juga sangat sayang pada kakaknya. Setiap hari, setelah Ji Hyun pulang sekolah, dia mengurus adik bungsunya, Ji Young.
Anak berumur 3 tahun itu selalu diurusinya dengan telaten. Jika ia sekolah, Ji Young akan dititipkan kepada Bu Eun, tetangga sebelah rumah mereka.
Dan begitulah keseharian mereka, aktivitas yang penuh kesederhanaan dengan keluarga kecil tanpa orang tua.Hanna sudah menyelesaikan pekerjaanya, kali ini dia harus mengantar minuman yang dipesan tadi kepada karyawan karyawan. Keuntungan peraturan kantor ini bagi Hanna adalah tak ada pria yang menggodanya karena dia biasanya mengantarkan minum saat jam kerja.
Hanna mengambil nampan yang berisi beberapa gelas kopi, teh dan air putih. Dia mengambilnya diatas meja besar berwarna biru tua .
Tiba-tiba pergelangan tangannya dicekal oleh atasanya. Wanita agak gendut yang selalu membiarkan rambut nya terurai bebas."Hanna, biar yang lain saja. Kau mengantar kopi ini pada tuan Byun" Tuturnya dengan menunjukan nampan cantik yang hanya ada 1 gelas kopi diatasnya.
Hanna mengerutkan kening "Tapi Bu, tugas itu kan.. "Tanpa aba aba , Wanita itu memotong ucapan Hanna "Sudahlah, aku menghindari pria itu Hann. Kau hanya harus mengetuk pintunya dan memberikan kopi nya dengan sopan"
Hanna diam diam tersenyum miring, ternyata atasanya takut pada CEO itu.
Memang katanya, Tuan Byun adalah CEO muda yang terkenal dengan kekejamanya. Banyak OB yang dipecat olehnya, contohnya hanya karena terlambat mengantarkan minumnya, lalu dipecat begitu saja. Karena pria berawalan Byun itu tak suka orang yang tidak disiplin."Cepat" Wanita itu mendorong pundak Hanna untuk menuju ruangan CEO yang seperti ruangan monster dengan segala alibi menyeramkannya.
Hanna hanya menurut, dari pada harus kehilangan pekerjaanya karena tidak mau melakukan perintah wanita gendut itu .Didalam hatinya Hanna sangat deg degan. Baru pertama kali dia masuk ke ruangan pria bermarga Byun itu, dan itu hari ini.
Wajahnya bagaimana? Apa dia mempunyai kumis? Atau botak? Karena terlalu banyak berpikir.
Atau wajahnya seperti om om? Atau sudah berkeriput mungkin?
Ya, dalam pikiran Hanna wajah dari tuan Byun kurang lebih seperti itu. Tapi entahlah, bisa saja wajahnya agak tampan.Hanna mengetuk pintu besar dengan model wooden yang menurutnya pasti sangat mahal.
"Masuk saja" sekretaris tuan Byun mempersilahkan Hanna untuk masuk dengan dokumen dokumen yang hampir menutupi wajahnya "Taruh saja dimejanya" .
Hanna mengangguk, itu mungkin Juga salah satu alasan kenapa OB yang harus mengantar minuman ke tuan Byun, karena sekretaris nya disibukan dengan segala tugas dalam dokumen dokumen itu.Hanna perlahan membuka pintu yang agak berat itu, lalu menutupnya kembali agar tak menimbulkan suara yang mengganggu, atau dia akan tamat.
"Kirimkan itu sekarang!!"
Hanna melihat pria yang berdiri sambil berkata penuh penekanan dengan orang yang berada didalam telepon.
Badan tegap dengan postur tubuh yang mendekati kata sempurna.
Pria itu berbalik dan memainkan ponselnya seraya berjalan kearah kursi pribadinya.Oh my God!!
Hanna, pikiran mu salah.
Dia sangat seksi.
Bahkan lebih seksi dari pada manager berkemeja hitam itu.
Lengan kekar yang ditutupi oleh jas biru dongker nampak terlihat begitu menakjubkan, dada bidang nya yang mampu membuat diri Hanna bergejolak. Belum lagi wajahnya, dengan rahang kokoh dan bibir tipis yang sepertinya nikmat untuk dilumat.
Hidung mancung dengan alis tebal yang membuat wajahnya nampak begitu tegas dan sangar jika ia seperti sekarang, mengekspresikan wajah nya tanpa senyum dan datar.
Bahkan aura dingin yang mencekam serasa memenuhi ruangan ini. Padahal Tuan Byun belum melakukan apa apa.Pria berlabel Byun itu berhenti memainkan ponselnya , dia merasa diperhatikan oleh seseorang. Kepalanya yang ditundukan mulai menatap lurus kedepan kepada manusia yang dari tadi memperhatikan nya.
Mata Hanna membulat sempurna, pria beriris hitam kelam itu menatapnya tajam , setajam mata elang yang sedang mengintimidasi mangsanya .
Apakah cara dia menatap orang seperti itu?
Hanna menunduk "Tt-tttuan, ii--ini kopi and-d-da" Dia tergagap parah, lebih parah dibanding saat dia bertemu dengan manager itu.
Byun, yang tak lain adalah Byun Baekhyun hanya menatap datar dengan mengisyaratkan matanya ke arah kanan agar Hanna menaruh kopi itu di mejanya.Hanna menaruh kancir kopi itu di meja Baekhyun lalu kemudian menundukan badan pada CEO 25 tahun itu dan pergi.
Dia cepat cepat menutup pintu itu. Kali ini nafsu birahinya seperti sudah akan mencuat keluar, astaga Hanna! Dia CEO mu!
Dia memegang dadanya dengan jantung yang berdegup kencang. Pria itu mempunyai aura yang luar biasa. Bahkan Hanna hampir tak bisa bernafas tadi."Hanna, tenang ok? "
...
Tetap stay di perpustakaan ya cinggu 😊😊
![](https://img.wattpad.com/cover/136036691-288-k25619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Cold [END]
RandomBudayakan follow dulu sebelum baca. Thanks Semuanya bisa berubah. Hanna meyakini itu, setelah seorang Byun Baekhyun yang akhirnya menjadi miliknya. Es juga bisa meleleh jika ada kehangatan. Behind the Cold