Hari ini Rio pulang. Selama berlibur memang Rio tak sedikitpun mengaktifkan hpnya. Rio tak ingin dia diganggu saat berlibur dengan Sania. Katakanlan Rio brengsek. Jangan salahkan Rio. Salahkan hatinya yang belum bisa menerima pernikahannya.
30 panggilan tak terjawab dari Clara. Dan 45 panggipan tak terjawab dari Mami. Mami? Untuk apa Mami nelpon sampai sebanyak ini?
Tanpa pikir panjang, Rio segera mendial nomor Mami. Nada dering ketiga terdengar suara Mami diujung telepon.
"Hallo?"
"Mami? Kenapa suara mami bergetar? Mami menangis? Kenapa Mi? Semuanya baik-baik sajakan? Papi sehat kan Mi?"
" Istri kamu Rio.."Degg.. Ada perasaan tak enak disudut hati Rio. Istri. Rio melupakan hal itu.
Ucapan Mami selanjutnya berhasil membuat perasaan di hati Rio benar benar tercubit."Istri kamu keguguran"
3 kata. 1 kalimat. 18 huruf.
Tanpa pikir panjang Rio segera bergegas mencari taksi dan berlalu ke Rumah Sakit yang disebutkan Mami lewat SMS. Rio gundah. Clara keguguran, Dan Rio?Dia bahkan masih bisa bersenang-senag dengan wanita lain yang bahkan tak memiliki ikatan apapun dengan Rio. Selain ikatan adik dan kaka ipar.
^^^
Di ruangan bernuansa serba putih itu, Terlihat seorang wanita sedang terbaring lemah ditemani sang ibunda yang selalu menggenggam tangan putri sulungnya.
Rani menangis melihat putrinya yang begitu rapuh. Seingatnya dulu Clara begitu senang dengan pernikahannya. Bahkan satu minggu yang lalu Clara masih melemparkan lelucon saat betemu denganya. Tapi, sekarang? Yang didepannya ini seperti bukan Clara.
Clara berusaha membuka kedua matanya. Bola matanya berkedip kedip untuk menyesuaikan dengan cahaya lampu yang begitu menyilaukan mata.
Dimana aku?
Seingat Clara. Terkahir kali Clara berada di dapur rumahnya dan memasakkan makanan untuk Rio. Lalu setelahnya Clara tak ingat apa yang terjadi.
"Mamah" panggil Clara lemah
"Iya sayang, Caca haus?" Mamah Rani segera mengambil gelas air putih di nakas dan membantu Clara untuk minum."Clara kenapa mah?"
Rani menatap anaknya sendu. Dia tak tega jika harus bicara yang sesungguhnya. Tiba tiba pintu ruangan terbuka dan munculah sosok Rio dengan nafas terengah-engah karna berlari.Rio mematung melihat keadaan istrinya yang mengenaskan. Bibir pucat, mata sayu dan badan yang menurun drastis dari terakhir Rio meninggalkannya. Seingat Rio ia hanya meninggalkan istrinya selama 1 minggu. Tidak kurang dan tidak lebih.
Sadar akan situasi, mamah Clara berjalan menuju pintu dan keluar dari ruangan.
"Rio, kenapa kau.."
Clara belum selesai dengan kalimatnya dan Rio sudah menubruk badan Clara. Mendekap Clara dengan sangat erat."Maaf"
Maaf? Apa aku tak salah dengar. Rio meminta maaf. Tapi untuk apa?Clara melonggarkan pelukan Rio dan menatap kemanik mata Rio. Kenapa sebenarnya pria dihadapnnya ini. Apa penyakit Clara separah itu?. Apa Clara sebentar lagi akan tiada?
"Untuk apa kau minta maaf? Apa salahmu? Dan kenapa aku ada di sini?"
Jadi Clara tak tau jika ia keguguran...
"Rioo.. Kenapa kau diam saja? Kenapa aku sebenarnya? Apa penyakitku separah itu sehingga tak ada yang ingin memberitahuku?"
"Kau keguguran" jawab Rio lirih
"Kegugurann??? Sapa yang keguguran? Akuu?? Aku tak hamil Rio. Kau bercanda!!"
"Tidak Cla. Aku tidak bercanda"Clara lemas. Tangannya yang semula memegang kedua lengan Rio meluruh ke bawah. Clara keguguran tanpa tahu kalau dia hamil.
"Tidakkk,, tidakk mungkin. Kau pasti berbohong. Aku tidak hamill, tak mungkin aku keguguran. Cukup kau menyakiti ku Rio. Jangan buat lelucon tentang anak. Aku tak suka itu!!. Kau boleh menyakitiku tapi tidak dengan anakku" Clara meraung.
"Cla maaf. Maafkan aku"
"Apa kata maaf bisa mengembalikan anakku? Apa kata maaf bisa membuat dia hidup kembali? Heh!!"Clara turun dari tempat tidurnya dan melepas infusnya dengan kasar. Clara tak peduli. Yang ia butuhkan adalah memastikan ucapan pria didepannya ini. Clara berlari ke arah pintu tetapi tubuhnya sudah didekap kembali oleh Rio.
Suster datang, sebelumnya Rio sudah menekan tombol di sisi ranjang Clara untuk memanggil suster agar datang. Rio tau, yang sekarang Clara butuhkan adalah suntikan penenang.
Suster segera memegang tangan Clara dan menyuntikan cairan yang Rio tidak tau apa namanya. Yang jelas setelahnya tubuh Clara didekapan Rio melemas.
"Anakkuu.."
Kata Clara terkahir sebelum kesadarannya benar benar menghilang karna pengaruh obat penenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ClaRio
RomanceRio Alterio. Pria itu ternyata banyak memiliki sisi tersendiri dalam hidupnya. Entah gelap atau terang. Semua terasa begitu gelap di mata sang istri. Clara. Clara berusaha percaya. Lalu di hancurkan. Percaya lagi lalu dikhianatai. Apa memang roda ke...