Part 21

5K 216 1
                                    

Clara berjalan ke arah pintu apartemennya ketika bel berbunyi. Ingat bukan jika Dio ingin berkunjung?. Dan benar. Dio di sana.

"Masuk. Kamu gak ngasih tau siapapun kan Di tentang apart ini."
"No Cla"

Mereka pun berjalan ke arah sofa ruang tengah. Tak lupa Clara mengunci pintunya terlebih dahulu.
"Cla? Kamu masak apa?. Baunya enak. Makan boleh gak?"
Clara memutar bola matanya malas. Clara pikir Dio sudah berubah, ternyata pikirannya salah. Dio tak berubah sedikitpun.

"Hei! Aku belum mempersilahkan kamu Dio. Jangan mengacak-acak dapaurku!"
"C'mon Cla. Aku hanya ingin melihat. Kau lebay sekali."

Clara kesal, dan segera menyusul Dio ke dapur. Langkahnya terhenti ketika melihat Dio sudah duduk manis di meja makan. Memakan makananya dengan lahap. Seingatnya, Rio tak pernah memakan masakan Clara seberbinar itu.

"Enak sekali ya tuan Dio?"
"Sangat. Kau tak makan Cla?"
"Tidak. Aku sudah cukup kenyang melihat kau makan. Cepat selesaikan makanmu dan temui aku di ruang tengah"
"Hmm"
Dio hanya menjawab dengan gumaman karena mulutnya sudah penuh dengan makanan.

Clara duduk di sofa, menyalakan tv dan menontonnya sambil menunggu Dio menyelesaikan makanannya. Tiba-tiba ponsel Clara berdering dan terteralah nama Rio di sana. Clara diam. Tak berniat untuk mengangkatnya.

"Kenapa gak diangkat?"
"Males"
"Biar aku yang angkat"
Tanpa persetujuan Clara, Dio sudah mengambil hpnya dan menekan tombol hijau. Clara hanya pasrah dan tak bersuara sedikitpun.

"Hallo?"
"Hi Rio, kenapa?"
"Kauu?? Dio???. Kenapa ponsel Clara bisa ditanganmu? Kau bersama Clara?"
"Wohoo, slow dude. Ya aku bersama Clara"

Tampak Rio geram di seberang telefon. Tadi Dio bilang ia tak tau Clara di mana. Tapi sekarang?.
"Kau tadi bilang tak tau di mana Clara berada. Dan sekarang kau bersamanya? Kau membohingiku?"
"Ouhh. No!. Aku baru diberi tahunya beberapa saat yang lalu"
"Ok terserah. Sekarang serahkan ponsel itu ke Clara Dio."
"Dia tak mau berbicara denganmu Rio"
"Shit!. Kenapa?"
"Akupun tak tau"
"Baiklah. Serahkan alamatnya sekarang!. Aku akan ke sana."

Tiba-tiba Clara merampas handphonennya dan mematikan sambungan telefon sebelum Dio mengatakan alamat Clara sekarang.
"Dio!. Kau tak sopan!. Aku tak menyuruhmu mengangkatnya. Lagian kau sudah berjanji tak akan memberitahukan alamatku."
"Okey okey maafkan aku. Aku tak akan memberitahu. Tapi jika terdesak.."

Clara melotot tajam, membuat Dio tak berani melanjutkan kalimatnya.
"Kau galak sekali Cla."
"Diamlah. Sekarang duduk dan tanyakan apa yang ingin kau ketahui, sekiranya yang dapat membantuku secepatnya bercerai dari Rio"

"Kenapa kau sepertinya ingin terburu-buru bercerai dari Rio?"
"Sebenarnya aku tak ingin. Tapi kejadian kemarin mengubah pendirian ku selama ini"
"Kejadian?. Kejadian apa?"
"Kemarin mami minta aku buat kerumah, rumah keluarga Rio. Tapi setelah aku sampai di sana aku mendapatkan sebuah kenyataan yang tak pernah terduga. Rio sudah menikah dengan seorang perempuan dibelakangku dan keluarganya tau. Nama perempuan itu Catrine. Rio menikahi Catrine karna hamil anak ka Ray"
"Ray? Ray kakanya Rio"

Clara mengangguk. Suaranya seperti tercekat walaupun ceritanya belum usai.
"Ya, kaka Rio. Mereka menikah karna Ray tak ingin menikahi Catrine dan memilih pergi ke NewYork"
"Sudahlah jangan diteruskan jika tak siap untuk bercerita. Bagiku itu sudah cukup untuk aku pahami sebagai senjata kau bercerai nanti"
"Terimakasih"

Tiba-tiba Dio menarik Clara dalam dekapannya. Dio telah menahannya sedari tadi. Ia sungguh merindukan wanita itu. Walau bagaimanapun hatinya tak bisa berbohong. Masih ada sedikit perasaan untuk Clara.
"Aku masih di sini jika kau membutuhkanku. Aku masih Dio yang dulu Cla"

Clara semakin terisak. Sungguh orang di depannya ini orang yang dulu ia tinggalkan. Dan sekarang malah berada di sisi Clara saat ia tepuruk. Clara merasa begitu jahat pada Dio.

"Maafkan aku Dio. Mungkin ini karma untukku karna meninggalkanmu. Sungguh maafkan aku"
"Jangan meminta maaf. Ini takdir Cla."

Clara mengurai pelukannya dab tersenyum pada Dio. Setidaknya ia merasa sedikit lebih lega sekarang.

ClaRioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang