Part 10

5K 210 0
                                    

Hari ini Clara sudah kembali ke rumahnya. Ia merindukan suasana rumahnya. Walau dingin tapi nyaman.

Clara menghempaskan bokongnya di sofa ruang tamu. Diikuti Rio yang menaruh barang-barang Clara di atas meja. Memang, tadi Rio yang menjemput Clara di Rumah Sakit.

Rio duduk di samping istrinya itu.
"Cla.."
Clara menolehkan kepalanya ketika mendengar Rio memanggilnya.
"Aku dan Sania sudah selesai"
Clara terpaku ke manik mata Rio. Terpancar kesedihan dn penyesalan di mata itu. Clara yakin, ini sungguh memberatkan Rio.

"Aku tidak memaksamu. Maafkan aku. Tapi, jika kau ingin kembali ke Sania aku siap Rio. Aku sudah memantapkan hatiku untuk itu"
"Sania akan menikah dengan orang lain Cla"
"Bagaimana bisa?"

Lalu mengalirlah cerita Rio saat ia dan Sania berlibur. Semua pengakuan Sania Rio ceritakan.

Clara sedih. Bagaimana bisa ia tidak mengetahui keadaan adiknya selama ini? Kehilangan janin bukan hal yang mudah. Clara baru saja merasakannya.

"Kita akan memulainya dari awal Cla. Aku berjanji. Aku akan mencoba membuka hatiku untukmu"

Clara tau Rio mengucapkannya dengan tulus. Tapi, ada sebagian sudut hati Clara yang belum mempercayai kata-kata Rio. Clara terlalu hafal. Rio Alterio adalah sosok pria dingin yang mempunyai banyak misteri dibalik Clara.

Clara menyerah, dan menjatuhkan kepalany di paha lelaki itu. Menghadap perut Rio dan memeluknya. Clara menangis. Entah karna bahagia mendengar Rio mencoba menerima Clara atau karna ketidaknyamana sudut hati Clara yang meragukan Rio.

"Jangan menangis Cla. Maafkan aku. Ku mohon percayalah kali ini."
Rio mencoba menghadapkan wajah Clara ke wajahnya. Rio membelai rambut istrinya dan menghapus air mata Clara.

"Aku akan mempercayai mu"
"Terimakasih Cla. Aku berjanji akan memperbaiki semuanya"
"Aku tak butuh janjimu. Cukup kau lakukan ucapanmu dengan sebuah tindakan."

Clara bangkit dan berlalu ke kamarmya. Ia cukup lelah. Pikiran dan hatinya bertolak belakang untuk saat ini. Clara yakin, ada yang disembunyikan seorang Rio sekarang. Entah apa Clara tak tau.

Clara berbaring dan menghadap langit-langit kamarnya sampai kegelapan menyambutnya.

^^^

Clara terbangun dari tidurnya tepat pukul 12 malam. Ia melupakan fakta bahwa perutnya belum terisi apappun sejak tadi sore.

Clara bangkit dari tidurnya dengan perlahan dan melangkahkan kakinya ke dapur mencari sesuatu yang dapat mengganjal perutnya sampai besok pagi.

Clara membuka kulkasnya dan mendapati roti dan juga selai coklat. Ia berjalan ke meja makan, duduk di salah satu kursi dan mulai mengoleskan selai ke roti.

Clara menggigit sudut rotinya dengan perlahan. Matanya menatap ke cincin perkawinan yang melingkar di jari manisnya sambil melamun. Entah apa yang ia pikirkan.

Usapan lembut di rambut Clara membuat wanita itu sedikit tersentak.
"Kau lapar hm?"
"Iya. Maafkan aku telah menggangu tidurmu."
"Tak apa. Mengapa kau melamun? Apa ada yang salah?"
"Emm tidak. Ya tidak ada"

Clara tersenyum lalu kembali menghabiskan rotinya ditemani Rio yang memperhatikannya sejak tadi.

"Apa aku boleh bertanya?"
"Silahkan"
"Ak... Aku. Aku menemukan ini di kantong celanamu"

Clara menunjukan sebuah foto. Foto yang membuat Clara tak tenang. Foto seorang pramugari yang Clara tau, itu foto candid. Pramugari itu tidak sadar jika di foto. Dan apakah Rio yang memotonya dan menyimpannya. Calara tak paham. Semua tentang Rio memang begitu misterius dan menyakitkan.



ClaRioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang