Apa jangan jangan Farel membuka buku diaryku?
~🌸~
"Lu suka kan sama Davin?"
Tanya Farel."Apaan sih gajelas lu"
Jawabku."Udah sih jujur aja sama gua"
Ucap Farel."Tau ah"
Ucapku dan berlalu pergi.Aku memasuki kamarku. Kurebahkan tubuhku di atas kasur.
Lelah.
Itu yang kurasakan.
Aku pun bergegas mandi, dan setelah itu Aku turun untuk makan malam.
Aku duduk di salah satu kursi meja makan dan mulai mengambil nasi dan beberapa lauk pauk.
"Tadi kamu latihan buat apa Wa? Kok kayaknya seru banget?"
Tanya Mama."oh itu, jadi 2 hari lagi ada acara kampus, nah aku sama davin di suruh perform nyanyi gitu" Jawabku.
"oh.. kali kali ajak dong adeknya" Ucap Mama.
"Aduh Ma.. yang ada amburadul itu perform" Ucapku.
Aku, Mama dan Papa tertawa. Kecuali Farel,
"Engga sih, Suara Farel bagus kok" Ucap Farel.
Biasa Farel itu kalo di depan Mama sama Papa, emang nyebut dirinya pake nama.
"Udah ah, makan dulu ntar aja ributnya" Ucap Papa.
Kami semua menyantap Makan malam hari itu.
Setelah itu, Aku membantu Mama membereskan meja makan.
Setelah Aku membantu Mama, Aku berjalan ke ruang keluarga.
Kunyalakan TV, beralih dari channel ke satu dan channel yang lain.
Tapi sama sekali ga ada yang seru.
~🌸~
Akhirnya Aku kembali ke kamarku.
Kulanjutkan menulis Diary.
Disaat Aku sedang asik menulis Diary, Tiba tiba Farel masuk tanpa basa basi.
"Kak, penggaris gue mana?"
Tanya Farel."Ambil aja di tas gue"
Jawabku."Lagi ngapain sih lu? oh lagi nulis Diary tentang Davin yaa?"
Tanya Farel."Apaan sih" Jawabku dan langsung menutup buku Diary ku.
Farel kembali fokus mencari penggaris di dalam tasku.
Tiba tiba Handphoneku berdering..
📞Davin
Davin menelfonku.
Aku pun mengangkat telfon dari Davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit
Teen Fiction"Apakah persahabatan ini akan tetap kuat, jika adanya cinta yang lebih?" ------------------------------------ Davin Langit Alatas. Terima kasih telah mengenalkan aku rasanya jatuh cinta.