16

32 1 0
                                    

Seketika, panggilan Gue-Elu berubah menjadi Aku-Kamu.

~🌸~

Davin mengantarkanku pulang.
Aku dan Davin turun dari motor.

Aku masih berusaha untuk menyamarkan mata sembabku.

Davin menaruh helm-nya di atas jom motor, setelah itu meraih tanganku.
"Udah, udah gak keliatan kok sembabnya, masuk yuk" Ujarnya tersenyum.

Aku mengangguk.

Aku membuka pintu rumah dan sudah terdapat Farel dan Papa yang sedang mengobrol berdua.

"Assalamuallaikim Pa"

"Assalamuallaikum Om"

"Waalaikumsallam"

Salamku dan Davin setelah itu mencium tangan Papa.

"loh Vin?" Tanya Papa bingung.

Kulihat Davin hanya tersenyum.

"Kemana aja? Sini duduk"
Ajak Papa pada Davin.

"Yaudah, Pa Aku ke belakang dulu ya" Ujarku lalu melenggang pergi.

Aku berjalan menuju dapur, Kulihat sudah terdapat Mama yang sedang membuat secangkir kopi susu untuk Papa.

"Ma, assalamuallaikum"
Salamku lalu mencium tangan Mama.

"Waalaikumsallam"

Aku mulai membuat minuman untuk Davin.

"Buat siapa Wa? Papa? Papa udah Mama buatin kok. Ada tamu?"
Tanya Mama.

"Ada Davin Ma"
Jawab Farel yang kini sudah berada di dapur.

"Beneran Rel?" Tanya Mama.

"Tanya Kakak aja kalo gak percaya"
Jawab Farel.

"Bener Wa?" Tanya Mama.

Aku mengangguk.

Selesai sudah pembuatan secangkir teh untuk Davin.

Mama dan Aku keluar dari dapur meninggalkan Farel sendirian.

Meletakkan masing masing minuman yang dibuatnya di depan Davin dan Papa.

Mama duduk di sebelah Papa, sedangkan Aku duduk di sebelah Davin.

"Oh jadi itu, alesan Kamu pergi?"
Tanya Papa yang sudah mendengar semua alasan mengapa Davin pergi ke Surabaya.

"Iya Om, maafin Davin ya yang masih terlalu anak anak"
Jawab Davin.

"Om Maklum kok"
Balas Papa tersenyum.

"Yaudah Vin, Om Tante tinggal dulu ya, itu diminum tehnya" Ujar Papa lalu melenggang pergi bersama Mama.

"Wa" Panggil Davin.
Aku hanya menjawab dengan deheman.

LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang