12

27 2 0
                                    

"Gua pacarnya!"
Suara itu? Davin?

Aku menenggakan kepalaku, benar itu Davin.

"Nashwa itu pacar Gua! Van, Lo gausah ganggu Nashwa lagi karna Nashwa milik Gua! Mendingan sekarang lo pergi!" Bentak Davin.

"Santai dong bro" Ucap lelaki itu.

Davin merangkulku
"Ayo sayang, kita pergi"

'Sayang? Ah ini cuma bagian dari sandiwara' Batinku.

Davin memutarkan tubuhnya yang membuatku ikut berbalik badan.

Vita?
Ya, Vita ada disitu, dan mungkin ia sudah daritadi berdiri disana mendengarkan semua pembicaraan kami.

Vita berlari menjauh. Aku menahan langkahnya,
"Vit, gue bisa jelasin semua ini, ini gak seperti yang lu pikir"

"Ga ada lagi yang harus dijelasin Wa, mending gue pergi aja"
Ucapnya lalu melenggang pergi.

Kuhampiri Davin yang sedari tadi hanya menyaksikan Aku dan Vita.

"Vin, lu gila ya?! Itu cewek lu! Lu gamau ngejelasin apa apa?!"
Ujarku emosi.

"Biarinlah Wa" Ucapnya santai.

"Biarin gimana?!" Tanyaku.

"Biarin dia mau kemana, Gue capek sama dia, dia itu terlalu posesif, terlalu cemburuan bahkan sama lu, sahabat Gue sendiri!" Ujarnya.

"Jadi?" Tanyaku.

"Gue mau putus ama dia"
Jawabnya.

"Vin, lu gila ya? Lu udah berjuang untuk ngedapetin Vita, tapi sekarang? Lu lepas dia seenaknya? Lu mau kehilangan dia?"
Ujarku penuh pertanyaan.

"Wa, Gue lebih baik kehilangan Vita, daripada Gue harus kehilangan lu"
Jawabnya lalu melenggang pergi.

"Vin! Lu mau kemana?"
Teriakku.

"Gue mau ke Vita"
Jawabnya.

Jujur, walaupun memang Aku menaruh perasaanku ke Davin, tapi kenapa rasanya pedih sekali melihat Davin memutuskan hubungannya dengan sahabatku sendiri.

~🌸~

Aku duduk di lobby kampus.
Kulihat Davin berjalan menghampiriku.

"Ayo Wa! Balik" Ajaknya.

"Tunggu, coba lu sini duduk dulu Gue mau ngomong" Ujarku.

Davin duduk menuruti perintahku.
"Mau ngomong apa sih?"

"Vita gimana?" Tanyaku.

"Ck. Ga ada topik lain?" Ujarnya.

"Ga ada"

"Ya, Gue putus sama dia" Ujarnya.

"Serius?" Tanyaku.

Davin yang sedari tadi menghadap ke arah mahasiswa yang berlalu lalang, memutar tubuhnya ke arahku.

LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang