Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"Aku mencintaimu..., Hinata."
***
"Naruto-kun, maaf.."
Naruto kembali melirik ke belakang tepat kearah sang kekasih, menatap kepala gadis bersurai indigo itu yang saat ini tengah bersandar dipundaknya.
Gadis yang sedang setengah sadar itu berujar lirih yang masih dapat Naruto dengar dengan jelas, setelah lama menangis dalam pelukan sang pemuda, Hinata tanpa sadar tertidur hingga membuat Naruto berinisiatif untuk membawanya kembali ke kamar gadis itu.
"Naruto-kun, maaf..." Kembali gadis itu terdengar mengigau. Membuat Naruto terdiam sesaat lalu kembali melanjutkan jalannya, menatap lurus hamparan pasir putih yang terasa sangat lembut di kakinya, sambil terus berkonsentrasi untuk menyamankan posisi gadis itu dipunggungnya, takut jika saja sang kekasih bisa terganggu karena gerakan salah yang dirinya buat.
"Aku disini, bersamamu. Tenanglah..." Ujar Naruto pelan, lalu dengan perlahan mengecup lembut dahi Hinata yang tertutup rambut indigo gadis itu sendiri.
***
Hari demi hari berlalu, selepas liburan minggu tenang yang pihak sekolah adakan selama tiga hari di pulau Tajima yang terletak di pesisir Nagasaki, aktivitas para siswa-siswi kini kembali berjalan seperti biasa, namun dengan beberapa tambahan pelajaran untuk mempersiapkan bekal para siswa-siswi KIHS yang akan mengikuti ujian akhir beberapa minggu kedepan.
Berbagai seminar dan simulasi ujian pun telah dilaksanakan oleh pihak sekolah. Seperti saat ini, seminar dari beberapa perusahaan besar yang menawarkan beasiswa untuk siswa-siswi KIHS yang memiliki prestasi diberbagai bidang agar dapat melanjutkan pendidikannya di universitas-universitas ternama dunia.
Semua siswa-siswi yang hadir dalam seminar tersebut pun terlihat sangat antusias dengan beberapa tawaran menarik untuk mereka, hingga..
"Aku mengantuk Naruto-kun." Lirih Hinata yang saat ini telah merebahkan kepala bersurai indigo miliknya kepundak sang kekasih. Sepertinya tak semua siswa-siswi yang hadir dalam seminar tersebut yang menyambutnya antusias, tidak dengan Hinata, gadis itu terlihat tidak tertarik sedikitpun dan lebih menikmati waktunya untuk sekedar tidur disamping pemuda Uzumaki itu, menjadikan pundak kekasihnya sebagai alas untuk menopang kepalanya yang terasa berat.
"Hinata bangun." Perintah Naruto dengan sedikit mendorong kepala gadis itu dari bahunya, namun dengan cepat Hinata kembali menyandarkan kepalanya, mencari posisi yang nyaman untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu oleh Naruto. Melihat itu, Naruto hanya mampu menarik napas lalu menghembuskannya perlahan. Tak ada gunanya melawan gadis itu, karena Ia pun sadar bahwa dirinya akan selalu kalah dari gadis berparas cantik tersebut.