Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kembali mata indah bak rembulan itu meneliti wajah damai suaminya yang tertidur, senyum bahagia sedari ia membuka mata tak pernah luntur sedikitpun kala menatap wajah pria yang sangat ia rindukan selama beberapa bulan ia terpisah jauh darinya.
"Sebaiknya aku menyiapkan sarapan untuk Naruto-kun." Lirihnya pelan, dengan sedikit berhati-hati ia bangkit dari ranjang, takut jika saja gerakannya dapat mengganggu tidur nyaman sang suami. Dirinya sangat tahu, bahwa suaminya itu benar-benar lelah, terlebih semalam mereka bermain beberapa ronde, yang jelas sangat menguras tenaga.
Berjalan pelan menuju pakaian mereka yang berserakan, Hinata dengan cepat mengambil kemeja putih yang semalam Naruto pakai, menghirup aroma parfum yang masih melekat kuat disana, dan tanpa berbasa-basi memakainya.
Terlihat sedikit kebesaran di tubuhnya yang lumayan mungil, mengikat rambutnya yang tergerai panjang, hingga menggulung lengan kemeja itu adalah kegiatan wanita yang telah berganti marga tersebut.
"Baiklah Hinata kau sungguh mempesona pagi ini, saatnya memasak!" Serunya tertahan, melirik sekilas kewajah suaminya yang masih tertidur pulas, Hinata kembali tersenyum kala menatap tubuh telanjang suaminya yang kini tertutup selimut. Hingga kedua bola matanya menatap kearah benda kepemilikan sang suami yang berhasil memporak-porandakan dirinya malam tadi.
"Sial, pipiku rasanya terbakar!" Dengan cepat ia berjalan keluar setelah menepuk kedua pipinya, berharap agar tindakannya tersebut dapat memghilangkan rasa panas yang menjalar di kedua sisi pipinya akibat membayangkan malam panas mereka.
***
"Poached egg, roti panggang, sosis dan bacon! Selesai!!" Seru Hinata riang seraya menunjuk menu makanan yang telah ia hidangkan saat ini. Menu sarapan pagi ala Amerika adalah pilihannya, selain lebih mudah, ia juga berpikir suaminya akan menyukainya. Tinggal di Amerika, mungkin saja Naruto juga telah terbiasa dengan sarapan seperti itu.
"Ohh! Susu dan sereal! Hampir saja lupa." Dengan cepat ia kembali mengambil menu makanan yang belum tersedia di meja makan.
"Baiklah, semuanya sudah selesai! Saatnya membangunkan Naruto-kun." Katanya lagi, yang dengan cepat kembali berjalan kearah kamar tidur mereka.
Membuka pelan pintu cat putih gading didepannya, perlahan Hinata sedikit mengintip dari balik pintu yang telah ia buka sedikit. Memastikan bahwa suami tampannya itu telah bangun dari dunia mimpinya atau belum.
Dan siluet seorang pria yang masih terlelap dibawah hangatnya selimut yang membungkus tubuhnya adalah pemandangan pertama yang Hinata liat dari balik pintu kamar tersebut.
Senyumnya kembali merekah lebar, ketika mendapati raut wajah tak suka Naruto akan sinar matahari yang menyeruak masuk melalui jendela ketika wanita bermarga Uzumaki itu menyibak gorden yang berada didalam kamar mereka.