Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"Cari tahu pemuda dengan rambut kuning, serta tanda layaknya kumis kucing pada kedua pipinya. Aku akan membuat perhitungan pada pemuda sialan itu!" Ujar Hinata mendesis, yang membuat kedua sahabatnya itu spontan mengangguk. Mereka tentu tahu bahwa sang sahabat indigo mereka benar-benar marah saat ini, terdengar dari nada bicaranya yang mengerikan.
***
Naruto berjalan menyusuri lorong sekolahnya itu santai, beberapa buku paket kini berada ditangan pemuda itu. Dengan earphone yang masih menempel dikedua telinganya, pemuda berambut kuning itu sesekali memejamkan matanya menikmati lagu yang sedang didengarkannya saat ini.
Setelah acara tabrak-menabrak yang terjadi antara dirinya dan gadis sumber masalah disekolahnya itu membuat mood pemuda itu sedikit memburuk. Dirinya tentu tahu bahwa gadis itu tak menerima perlakuannya tadi. Namun, dia pun tak ingin membuat gadis itu berlaku semena-mena padanya. Ingin melakukan semuanya, bertingkah layaknya Ratu yang perintahnya akan dituruti oleh setiap orang.
Dan dirinya sedikit heran dengan sahabat-sahabatnya yang sangat mengidolakan gadis bermasalah itu. Apa untungnya mengidolakan gadis sumber masalah seperti Hinata Hyuuga? Batinnya bertanya muak.
. .
Pemuda berambut kuning itu berjalan pelan memasuki kelasnya sambil meletakkan buku-buku paket yang diambilnya dari perpustakaan beberapa puluh menit yang lalu.
Dia lalu berjalan menuju bangkunya yang berada disebelah kanan ruang kelas itu. Dan kembali membuka komik yang belum selesai di bacanya, sesaat setelah dirinya duduk dibangku miliknya.
"Naruto."
Kembali menghembuskan nafasnya kasar, pemuda itu menatap malas pada orang yang memanggilnya barusan. Bisakah dirinya tak diganggu sedetik saja? Batinnya menggerutu.
"Ada apa?" Tanyanya malas, lalu kembali menatap pada gambar-gambar yang ada dikomik itu.
Mendengus pelan, pemuda berambut raven dengan mata segelap malam itu mendudukkan pantatnya pada bangku kosong disamping pemuda yang terlihat sibuk membaca komik ditangannya itu lagi.
"Iruka memintamu untuk datang sore ini." Ujar pemuda itu yang seketika membuat Naruto menutup paksa komik ditangannya.
"Aku pikir kita ada latihan softball sore ini." Balasnya malas. "Katakan padanya, bahwa kita berdua izin hari ini." Lanjut Naruto, yang dengan cepat menyimpan komik yang dibacanya tadi kedalam laci, melepaskan earphone yang menempel ditelinganya, lalu mengambil buku pelajaran miliknya dari dalam tas.