Malam berselimut awan gelap, bersamaan dengan guyuran hujan deras yang kembali membasahi sebagian besar kota. Jam sudah menunjukkan pukul satu waktu tengah malam. Reece berdiri di balik jendela, menatap cahaya lampu taman dan trilyunan tetes hujan yang jatuh dari langit. Dia berusaha menahan perutnya yang keroncongan sejak sore tadi karena hanya memakan dua potong panekuk.
Reece menengok Blake yang sudah sejak tadi tertidur pulas di dalam balutan selimut. Ingin sekali dia membangunkannya, namun Reece mengurungkan kembali niat itu dan memutuskan untuk pergi ke bawah sendirian. Apapun yang nantinya dia temukan, Reece harap bisa mengisi perutnya yang meronta kelaparan.
Tiba di lantai utama, Reece bertemu seorang perempuan berkaus biru cerah dengan hotpants hitam sedang duduk di sofa ruang keluarga. Dia nampak sibuk dengan laptop yang dipangku di atas bantal kecil bermotif bunga-bunga.
"Lah Na? Belom tidur?" Tanya Reece kemudian duduk di sebelah Athena.
Athena melirik lelaki yang baru saja duduk di sebelahnya. "Ini lagi bikin makalah anying stress gua" lalu melanjutkan kembali tugasnya.
"Tugas yang dikasih dosen pas abis seminar di hall itu?"
"Iya jir, minimal sepuluh lembar kan?"
"Gua aja udah kelar"
Penyampaian Reece yang sangat tenang dan santai berlawanan dengan reaksi Athena saat mendengarnya. Makalah itu baru saja di tugaskan dua hari lalu saat selesai penyampaian materi di hall dan Reece sudah menyelesaikannya?
"E goblog seriusan?"
"Leh kaga percaya, perlu gue ambil macbook gue di kamar?"
Athena termangu, menatap Reece yang ternyata tidak sedang bercanda. Sumpah demi apapun, Athena tidak menyangka kalau Reece adalah tipe anak rajin yang menyelesaikan tugas secepat kilat. Padahal kalau diingat-ingat, deadline saja masih lusa.
"Ah gila kenapa lo cepet banget si"
Reece menunjuk pelipis Athena dengan jemari telunjuk. "Kalo lo nya udah males duluan mah kaga bakal cepet kelar, neng"
"Lah iyayak?"
"Blegug lagian, pemales sama kayak Blake"
"Dih apaan! Mendingan gue lah. Gue mageran begini masih ngerjain. Emangnya Blake, ngetik satu huruf aja belom"
"Jangankan ngetik satu huruf, buka laptop aja kagak"
"Nah eta. Tapi ngomong-ngomong lo ngapain jam satu malem masih gentayangan?"
"Laper gua anjir belom makan malem"
"Jam satu malem kelaperan?"
"Emang kenapa?"
"Ya kaga nape si, tapi kalo lo mau makan coba aja liat di dapur ada ato engga"
"Bentar"
Reece bangkit dari duduknya, beranjak menuju dapur yang tidak jauh dari ruang keluarga. Dengan semangat '45, Reece membuka lemari makanan instan di atas rak gelas dan piring. Semangat itu luntur seiring dengan terhapusnya senyuman manis di wajah Reece ketika mendapati lemari tersebut kosong melompong.
Reece merengut kesal. Dia hanya mendapati sekotak teh celup di atas meja. Apakah dia harus menyeduh sepuluh gelas teh agar perutnya kenyang? That's bad idea, dude. Reece memutuskan untuk kembali ke ruang keluarga menemui Athena.
"Woy Athena! Kagak ada makanan tae"
"Oh, gue ada popmi tuh di tas. Mau gue ambilin?"
Reece mengangguk. "Boleh deh, gue sekalian masak airnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Start Over ° Reece Bibby
Fanfiction• "Gue emang nggak mungkin ngeganggu hubungan mereka, tapi lebih nggak mungkin lagi kalau gue terus-terusan sayang sama perempuan milik orang lain." ▪"Tapi nggak selamanya dia akan terus menjadi milik orang lain, kan?"
