Okay? Okay.

497 63 1
                                    

15 February.

Reece baru saja selesai mengurus passport-nya. Hari ini dia bersama kelima temannya akan kembali pulang ke Manchester usai menamatkan mini tour di Asia Timur.

Laki-laki dengan sweater kuning cerah itu berjalan menuju salah satu lounge di bandara, tempat di mana mereka menunggu. Jadwal keberangkatan kembali ke Inggris masih sekitar satu setengah jam lagi. Maka itu mereka memilih untuk bersantai sambil menikmati kopi panas di pagi hari.

Reece meletakkan pantatnya di sebelah perempuan bersurai pirang yang saat itu sedang diikat rapi. Athena hanya duduk diam menatapi layar ponsel tanpa menghiraukan secangkir teh hangat di hadapan.

"Kok nggak diminum?" Tanya Reece sambil meletakkan dagunya di bahu kiri Athena.

"Ntar aja, lagi nggak haus nih" jawab Athena sambil terus men-scroll layar ponsel di genggaman.

"Mau sarapan? Tuh Diandra sama Bianca aja pada makan. Tumben kamu nggak"

Athena mematikan ponsel, menatap Reece di sebelahnya dengan gelengan. Maksudnya, aku nggak mau makan.

Reece menghembuskan nafasnya kasar. "Kenape?"

"Yaaa, belom laper aja"

"Ntaran sakit loh. Kalo sakit, sapa mau nanggung?"

Athena terdiam. Kalau bawelnya Reece sudah kumat begini, siap tidak siap Athena harus mau dipaksa.

"Sarapan kek, udah jam sembilan ini. Kamu mau makan apa? Biar aku pesenin, gece" ucap Reece lagi.

Maksa banget gaboong gue.

Reece memang begitu, selalu berusaha agar Athena mau menurutinya. Lagipula ini juga demi kebaikan Athena bukan? Jadi mau dia dinilai sebawel apapun juga dia tidak peduli. Seperti itu.

"Yaudah iya aku makan, tapi terserah kamu aja mau pesenin apa. Heu mager tau sebenernya" balas Athena pasrah.

Reece pun mengangguk dan lekas pergi menuju meja pemesanan yang sedikit jauh dari tempat duduknya. Berhubung George memilihkan mereka tempat duduk di sudut lounge, persis di sebelah kaca besar yang langsung melihatkan landasan luas awak penerbangan.

Belum lama Reece mengantri di meja pesanan, tiba-tiba saja kepala Athena seperti berputar hebat. Penglihatannya jadi sedikit memudar dan berkunang-kunang. Rasa mual perlahan mengganjal kerongkongan Athena. Perempuan itu cepat-cepat bangkit dari duduk, berlari kecil menuju toilet yang berada di luar lounge.

"Kalo Reece nyari, bilang gue ke toilet sebentar" ucap Athena dengan nafas yang sedikit tertahan.

Athena mempercepat langkah keluar lounge, kepalanya semakin sakit dan rasa mual di perutnya itu semakin menyiksa. Baru setengah jalan menuju toilet, tetesan darah meluncur bebas dari dalam hidung.

Not again. Batin Athena langsung mengganjal hidungnya dengan tangan kanan.

Langkahnya yang tertatih itu pun akhirnya berhasil sampai ke tujuan. Toilet yang sepi, bahkan mungkin hanya Athena sendiri di sana membuat perempuan itu sedikit lega karena setidaknya tidak ada orang lain melihat dia dalam kondisi seperti sekarang.

Cairan merah pekat yang semula menetes dari hidungnya berubah mengucur, lebih deras dari sebelumnya. Entah sebanyak apa darah yang mengalir keluar dari hidung Athena. Dia terus membilasnya dengan air keran di wastafel.

Kurang lebih dua menit Athena menghabiskan air untuk membilas darah yang terus keluar dari hidung. Athena cepat-cepat meraih tisu yang terletak di sebelah kanan, lalu menyeka sisa air di sekitar hidung dan mulut.

Start Over ° Reece BibbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang